Unjuk rasa Kolombia 2019
Halaman artikel ini diterjemahkan, sebagian atau seluruhnya, dari halaman di es.wikipedia yang berjudul « Protestas en Colombia de 2019 ». Lihat pula sejarah suntingan halaman aslinya untuk melihat daftar penulisnya. |
Unjuk rasa Kolombia 2019, atau yang dikenal dengan Gerakan 21N (21 November) adalah serangkaian aksi protes yang telah terjadi sejak 21 November 2019.[2] Ratusan ribu orang Kolombia berdemonstrasi untuk mendukung proses perdamaian Kolombia dan menentang pemerintah Iván Duque Márquez.[1][2][3]
Unjuk rasa Kolombia 2019 | |||
---|---|---|---|
Bagian dari Demonstrasi Amerika Latin 2019 | |||
Tanggal | 21 November 2019 | – sekarang (1.862 hari)||
Lokasi | Kolombia | ||
Pihak terlibat | |||
| |||
Tokoh utama | |||
| |||
Jumlah | |||
| |||
Jumlah korban | |||
Korban jiwa | 7 orang | ||
Terluka | 273 orang | ||
Tertawan | lebih dari 200 orang |
Latar belakang
Pada 28 Oktober, sehari setelah pemilihan kepala daerah tahun 2019, beberapa pengunjuk rasa membakar walikota kota Nechi, di departemen Antioquia, barat laut negara itu, karena ketidaksetujuan dengan hasil pemilihan di kota itu. Polisi Nasional Kolombia menangkap enam orang yang terlibat dalam kerusuhan pada hari itu.[4]
Mogok nasional di Kolombia terjadi sebagai adanya reaksi berantai atas aksi protes di Ekuador pada Oktober 2019 di ibu kota negara itu dan menandai dimulainya gelombang unjuk rasa yang melanda beberapa negara di Amerika Latin.
Kesenjangan
Kesenjangan di Kolombia mengacu pada Kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada di negara itu. Menurut data dari Bank Dunia, pada tahun 2017 Kolombia adalah negara paling tidak setara kedua di Amerika Latin dan ketujuh di dunia, dari total 194 negara yang ada di dunia. Meskipun pertumbuhan produk domestik bruto mencapai kisaran antara 6% antara 2006-2014, indeks ketimpangan mengalami penurunan saat periode booming minyak.[5]
Korupsi
Korupsi secara umum dikemukakan oleh banyak analis sebagai salah satu masalah politik utama pada suatu negara. Menurut data Indeks Persepsi Korupsi 2016 yang dikeluarkan oleh Transparency International, - yang memiliki skor 0 (Sangat Korup) hingga 100 (Sangat Transparan) dari tingkat korupsi yang dirasakan oleh sektor publik pada 175 negara dan wilayah yang dievaluasi - Kolombia memperoleh skor 37 poin, jauh di bawah rata-rata global 43 poin, menjadikan Kolombia salah satu negara paling korup di dunia. Kolombia berada di peringkat ke-98 di seluruh dunia, sementara Selandia Baru dan Denmark berada di peringkat 1 sebagai negara paling bersih dari korupsi di dunia.[6] Diperkirakan korupsi di Kolombia merugikan negara senilai lebih dari 50 miliar peso atau sekitar 17 miliar dolar AS per tahun, mewakili 5% dari PDB dan 21% dari APBN negara tersebut.[7][8]
Rumor penghematan anggaran
Rumor tentang kemungkinan adanya penghematan anggaran, yang dibantah oleh Presiden Duque, membuat marah kelompok sayap kiri, pelajar dan kelompok masyarakat adat.[1][9] Gagasan tentang langkah-langkah tersebut berawal dari pengenalan RUU oleh Álvaro Uribe, sekutu Presiden Duque.[1] Duque juga dituduh tidak serius dalam proses perdamaian Kolombia dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) karena kekerasan yang terjadi di daerah pedesaan Kolombia mengakibatkan kematian para pemimpin adat.[1]
Sebagai cara untuk berdemonstrasi, serikat buruh mengorganisir pemogokan nasional selama dua belas jam yang akan diadakan pada tanggal 21 November 2019, dengan kelompok-kelompok lain yang mengikuti hal serupa.[1]
Kronologi
21 November
Pada 21 November, 200.000 hingga lebih dari 1 juta warga Kolombia melakukan protes di seluruh negeri, dan pemerintah merespons dengan mengerahkan 170.000 aparat keamanan.[9] Pemerintah Kolombia juga menutup perbatasan darat dan laut dengan negara-negara tetangga. Walikota Cali memberlakukan jam malam dari pukul 19:00 waktu setempat hingga pukul 6:00 pagi keesokan harinya sebagai akibat dari kekerasan.[3] BBC melaporkan bahwa pada hari pertama demonstrasi, tiga orang tewas.[10]
Akibat dari demonstrasi serupa di seluruh Amerika Latin, para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Chili dan Ekuador, spanduk bertuliskan "Amerika Selatan bergerak" dipajang dan meneriakkan slogan-slogan anti-kekerasan.[1] Akan tetapi, aksi demonstrasi berubah ricuh, dimana bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa terjadi di kemudian hari, dan beberapa kelompok berusaha untuk menyerbu Capitolio Nacional, tempat pertemuan para anggota Kongres Kolombia.[9] Selama protes pada 21 November, 68 dari 138 stasiun TransMilenio dirusak massa, 48 persen dari seluruh sistem infrastruktur yang ada.[11]
22 November
Pada hari berikutnya tanggal 22 November, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Plaza Bolívar di kota Bogotá, di mana mereka kemudian dibubarkan dengan gas air mata.[12] Akibatnya, pemerintah Kolombia memberlakukan jam malam di Bogotá.[13]
Transportasi di ibukota sebagian besar ditutup, dan blokade jalan dibangun di beberapa daerah.[12] Beberapa aksi protes berjalan damai, akan tetapi beberapa kasus penjarahan dan pencurian bus umum terjadi di ibu kota, tempat jam malam diberlakukan pada malam hari.[12] Beberapa pengunjuk rasa mengabaikan jam malam, dan demonstran yang lain berdemonstrasi di luar rumah Duque sepanjang malam. Fox News melaporkan bahwa ini adalah jam malam pertama kota ini sejak perang geng narkoba tahun 1977.[14] Di kota Santander de Quilichao, tiga Polisi tewas sementara 10 lainnya terluka akibat serangan ke sebuah kantor polisi.[12][15]
23 November
Menjelang pagi hari tanggal 23 November, Duque mengatakan bahwa dia tidak akan menarik pasukan yang berpatroli di jalan raya, dan tujuan tindakannya adalah demi menjaga ketertiban.[16] Setelah jam malam diberlakukan kemarin, pengunjuk rasa kembali turun ke jalan, dimana ratusan demonstran di Taman Nasional ibukota dibubarkan dengan gas air mata, serta para pengunjuk rasa berorasi di Plaza Bolivar dan gedung Capitol.[16] Ketika penjarahan terjadi melalui aksi protes dan kerusuhan, pemerintah menyebut tindakan itu sebagai "kampanye teror yang diatur".[17][18]
Satu pengunjuk rasa tewas pada terkena gas air mata, mendorong pengunjuk rasa lainnya untuk menahan diri.[19]
Referensi
- ^ a b c d e f g "With nationwide strike, Colombia joins South America's season of protest". The Washington Post. 21 November 2019. Diakses tanggal 22 November 2019.
- ^ a b c Daniels, Joe Parkin (21 November 2019). "Clashes in Colombia as hundreds of thousands protest against government". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 22 Novdmber 2019.
- ^ a b "Colombia protests prompt teargas, curfew and border closures". CNN. 22 November 2019. Diakses tanggal 22 November 2019.
- ^ Manifestantes inconformes con resultados electorales incendian alcaldía de Nechí, Antioquia.
- ^ "Pese al crecimiento económico, Colombia sigue siendo uno de los países más inequitativos del mundo". Koran Digital Universitas Nasional Kolombia (dalam bahasa Spanyol). 23 Januari 2018. Diakses tanggal 24 November 2019. zero width space character di
|title=
pada posisi 54 (bantuan) - ^ "2016 official table". 25 Januari 2017. Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ "La cruzada para que no se sigan robando el país con corrupción". El Tiempo (dalam bahasa Spanyol). Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ "En sus justas proporciones". Semana (dalam bahasa Spanyol). Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ a b c "Colombia anti-government protesters clash with police | DW | 22.11.2019". Deutsche Welle (dalam bahasa Inggris). 22 November 2019. Diakses tanggal 22 November 2019.
- ^ "Three dead in Colombia amid mass protests". BBC (dalam bahasa Inggris). 22 November 2019. Diakses tanggal 23 November 2019.
- ^ "68 estaciones de TransMilenio fueron vandalizadas durante las marchas del 21N" (dalam bahasa Spanyol). Conexión Capital. 22 November 2019.
- ^ a b c d "Three Colombian police killed in bomb blast as Bogotá protests flare again". The Guardian (dalam bahasa Inggris). 23 November 2019. ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 23 November 2019.
- ^ "Pasca Kerusuhan, Kolombia Terapkan Jam Malam di Bogota". VOA Indonesia. 23 November 2019. Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ Phillips, Morgan (23 November 2019). "Colombia imposes rare curfew in Bogota after violent anti-government protests". Fox News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ "3 Polisi Kolombia Tewas dalam Serangan di Kantor Polisi, 7 Orang Luka". Detiknews. 22 November 2019. Diakses tanggal 23 November 2019.
- ^ a b "Colombia troops on streets as unrest continues". BBC (dalam bahasa Inggris). 23 November 2019. Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ Otis, John. "Protests in Colombia Stretch Into Third Day". WSJ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ Akbar Hasan, Rizki. "Demo Kolombia Berlanjut, Tentara Dikerahkan ke Jalan-Jalan Utama Kota". Liputan6.com. Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ "Fear grips Colombia protesters as anti-gov't rallies turn violent". Al Jazeera. Diakses tanggal 24 November 2019.