Yeremia 1

Revisi sejak 20 Maret 2020 15.41 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Yeremia 1 (disingkat Yer 1) adalah pasal pertama dari Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi perkataan nabi Yeremia bin Hilkia, tentang Yehuda dan Yerusalem, yang hidup pada zaman raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-7 SM.[1][2]

Yeremia 1
Sebagian Kitab Yeremia dalam Aleppo Codex (abad ke-10).
KitabKitab Yesaya
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
24
pasal 2

Teks

  • Ada 3 naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
  • Pasal ini dibagi atas 19 ayat.
  • Diawali dengan perkenalan diri nabi Yeremia pada ayat 1 serta jangka waktu ia menerima Firman TUHAN, yaitu sejak "dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ke-13 dari pemerintahannya...juga dalam zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun yang ke-11 zaman Zedekia bin Yosia, raja Yehuda, hingga penduduk Yerusalem diangkut ke dalam pembuangan dalam bulan yang ke-5."[3]
  • Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi nabi bagi kerajaan selatan Yehuda. Ia melayani selama 40 tahun terakhir Yehuda, termasuk hari-hari terakhir sebelum Yerusalem dibinasakan dan umat Allah dibawa ke Babel (627-586 SM). Sepanjang masa itu bangsa Yehuda memberontak terhadap Allah dan mengandalkan persekutuan politik untuk memperoleh kebebasan dari musuh-musuhnya. Yeremia mendesak bangsa itu untuk bertobat dari dosa mereka dan memperingatkan bahwa mereka akan sungguh-sungguh menderita hukuman karena menolak Allah dan hukum-Nya. Karena beritanya dan pengabdiannya kepada Allah, Yeremia banyak mengalami pertentangan dan penderitaan.[4]
  • Berfokus pada firman TUHAN kepada Yeremia dalam tahun yang ke-13 dari pemerintahan raja Yosia bin Amon, raja Yehuda.

Naskah sumber utama

Struktur

Ayat 1

Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin. (TB)[6]
  • "Yeremia": dipanggil Allah untuk menjadi nabi bagi kerajaan selatan Yehuda. Ia melayani selama 40 tahun terakhir Yehuda, termasuk hari-hari terakhir sebelum Yerusalem dibinasakan dan umat Allah dibawa ke Babel (627-586 SM). Ia melayani sepanjang masa pemerintahan Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Sepanjang masa itu bangsa Yehuda memberontak terhadap Allah dan mengandalkan persekutuan politik untuk memperoleh kebebasan dari musuh-musuhnya. Yeremia mendesak bangsa itu untuk bertobat dari dosa mereka dan memperingatkan bahwa mereka akan sungguh-sungguh menderita hukuman karena menolak Allah dan hukum-Nya. Karena beritanya dan pengabdiannya kepada Allah, Yeremia banyak mengalami pertentangan dan penderitaan.[4]

Ayat 5

[Firman Tuhan kepada Yeremia:] "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."[7]

Sebelum Yeremia lahir, Allah sudah menetapkan bahwa dia akan menjadi nabi. Sebagaimana Allah memiliki rencana bagi hidup Yeremia, demikian pula Dia mempunyai rencana bagi setiap orang. Sasaran-Nya ialah agar orang yang beriman hidup sesuai dengan kehendak-Nya sambil membiarkan Dia menggenapi rencana-Nya di dalam diri mereka. Seperti halnya Yeremia, hidup sesuai dengan rencana Allah bisa meliputi penderitaan; sekalipun demikian, Allah senantiasa bekerja untuk mendatangkan yang terbaik bagi orang yang mengasihi-Nya (lihat Roma 8:28).[4]

Ayat 11

Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam."[8]

Pohon badam adalah pohon yang pertama bersemi pada musim semi. Penglihatan ini menyiratkan dua hal:

  • (1) firman Allah melalui Yeremia akan segera digenapi, dan
  • (2) umat itu akan sadar bahwa Allah itu hidup dan sedang mengatur jalan sejarah untuk memenuhi maksud-maksud-Nya (bandingkan tongkat Harun yang menghasilkan buah badam, Bilangan 17:1–10).[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  2. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2. Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  3. ^ Yeremia 1:2–3
  4. ^ a b c d The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ Dead sea scrolls - Jeremiah
  6. ^ Yeremia 1:1 - Sabda.org
  7. ^ Yeremia 1:5
  8. ^ Yeremia 1:11
  9. ^ Biblehub - Jeremiah 1:11

Pranala luar