Bahasa Jangkang

bagian dari rumpun bahasa Austronesia

Bahasa Jangkang atau Djongkang adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Dayak Jangkang[3] di wilayah Jangkang, Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia.[4] Bahasa Jangkang mempunyai dua dialek, yakni dialek Jangkang sejati dan dialek Pompang.

Bahasa Jangkang
Dituturkan diIndonesia
WilayahProvinsi Kalimantan Barat
Penutur
37.000 (SIL, 2007)
    • Jangkang
Kode bahasa
ISO 639-1-
ISO 639-2-
ISO 639-3djo
Glottologjang1257[1]
IETFdjo
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6a Vigorous
Bahasa Jangkang dikategorikan sebagai C6a Vigorous menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini masih dituturkan dan digunakan oleh sebagian wilayah
Referensi: [2]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Penutur Dayak Djo (sandi internasional untuk subetnis ini), sesungguhnya, masih bisa dipilah-pilah lagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Dasar pemilahan subkelompok ini adalah kesamaan dialek, pengucapan, dan tempat tinggal.

Penutur Dayak Djo, sesungguhnya, masih bisa dipilah-pilah lagi ke dalam kelompok-kelompok Atas dasar itu semua, kita dapat membagi Dayak Djo ke dalam 11 subkelompok sebagai berikut.

  1. Suku Jangkang
  2. Suku Engkarong
  3. Suku Ensanong
  4. Suku Hulu Tanjung
  5. Suku Darok
  6. Suku Sum
  7. Suku Muduk
  8. Suku Selayang
  9. Suku Mayau
  10. Suku Kopa
  11. Campuran suku Jangkang, Engkarong, dan Hulu Tanjung

Subkelompok Suku Jangkang merupakan mayoritas. Umumnya mereka mendiami bagian utara Jangkang Benua, seperti Kobangk, Landau, Parus, Tanggung, Engkolai,kecil. Dasar pemilahan subkelompok ini adalah kesamaan dialek, pengucapan, dan tempat tinggal.

Benuang, Kawai, Sebao, Tumbuk, Pisang, Rosak, Entawa, Teriang, dan Ketori[1].

Subkelompok Suku Engkarong mendiami kampung Sekantot, Semombat, Lalang, Uru, Tanjung Bara, Tekorong, Emporas, Balai, dan Riban.

Subkelompok Suku Ensanong mendiami kampung Terati, Parai, Sererek, Pelanduk, Dasan, Ndoya, Robia, dan Engguri.

Subkelompok Suku Hulu Tajung mendiami kampung Peruntan, Sape, Dangku Kabalau, Sebuda, Boyok, Sungai Omang, Seribot, Bengap, dan Muara Tingan.

Subkelompok Suku Kembayan mendiami seluruh bagian kecamatan Kembayan dan Noyan.

Subkelompok Suku Darok mendiami kampung Darok, Ginis, dan Bungok.

Subkelompok Suku Sum mendiami kampung Sum, Bantai, Bangau, Majel, Rondam, Muan, Monum, dan Jamu.

Subkelompok Suku Muduk mendiami kampung Mua, Empodis, Tapa, Entayan/Nibuk, dan Nala.

Subkelompok Suku Selayang mendiami kampung Sinu dan Petuo.

Subkelompok Suku Mayau mendiami kampung Kotup, Tebilai, dan sebagian kampung Engkadot.

Subkelompok Suku Kopa mendiami kampung Empiyang, Empoyu, Padek, Sebotuh, Muara Ronai, Tunggul Boyok, Kolo, Norma, Bedigung, dan sebagian kampung Engkadot.

Adapun sisanya merupakan campuran dari subkelompok suku Jangkang, Engkarong, dan Hulu Tanjung. Kelompok ini terutama bermukim di Sabangk, Tobuas, Sontowa, Somukao, Jamu, Sokampet, Somirau, dan Nsibau.


[1] Sejatinya, secara dialek kampung-kampung yang agak jauh dari Jangkang seperti Kawai, Sebao, Tumbuk, Pisang, Rosak, Entawa, Teriang (kecuali Ketori) berbeda dengan Jangkang. Penutur Dayak Djo ini disebut “Bi Tojok” (orang ujung). Mereka cenderung mengayun-ngayunkan ujung kata dan kalimat. Misalnya, omo (kamu) dilafalkan omuo, onih (apa) dilafalkan onieh, dan sebagainya. Khusus Ketori, karena pendiri kampung ini langsung dari Kobang, bawaan asli Jangkang-Kobang masih sangat kental.

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Jangkang". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Jangkang". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  3. ^ Joshua Project - Jangkang Speaking Peoples
  4. ^ Ethnologue - Jangkang language