Asyeik, Asyek, atau Tarei Asyeik adalah suatu ritual adat untuk berkomunikasi dengan arwah lelehur pada etnis Kerinci, Jambi. Ritual ini terdiri dari banyak rangkaian yang berlangsung berhari-hari, bahkan hingga tujuh minggu. Pada rangkaian inti dari ritual ini, ditampilkan tari-tarian yang diiringi syair dan instrumen tradisional hingga salah seorang penari kerasukan arwah leluhur.[1]

Ritual Asyeik dapat dilakukan kapanpun tergantung tujuan mengadakannya. Asyeik dapat dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti penolak bala, penyembuhan, bahkan sebagai ungkapan rasa syukur hasil panen.[2] Pada tahun 2016, Ritual Asyeik ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Referensi

  1. ^ Sunliensyar, Hafiful Hadi (2016, November). "Ritual Asyeik sebagai Akulturasi antara Kebudayaan Islam dengan Kebudayaan Pra-Islam Suku Kerinci" (PDF). Siddhayatra. 21 (2): 107–128. 
  2. ^ Ajawaila, Gerzon; Minawati, Rosta; Syafriadi, Syafriandi (2017-07-27). "RITUAL ASYEIK SEBUAH FENOMENA BUDAYA MENJADI ESTETIK PENCIPTAAN FILM DOKUMENTER". Bercadik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni (dalam bahasa Inggris). 2 (1). ISSN 2355-5149.