Sarana Menara Nusantara

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 23 Mei 2021 07.51 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8)

Sarana Menara Nusantara (SMN) adalah perseroan terbatas yang begerak di bidang investasi dan jasa penunjang telekomunikasi di Indonesia.[1] Perusahaan ini menyewakan dan merawat menara telekomunikasi nirkabel untuk para operator telekomunikasi di Indonesia.[2] Perusahaan ini pertama kali dibentuk pada Juni 2008 dan ditaksir sebagai operator independen menara telekomunikasi terbesar di Indonesia.[2] Kantor pusat perusahaan ini terletak di Jl. Ahmad Yani, Kudus. Pada 8 Maret 2010, SMN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan simbol TOWR.[2]

Sarana Menara Nusantara
Publik IDX: TOWR
IndustriLayanan Komunikasi
DidirikanJuni 2008
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Ferdinandus Aming Santoso, CEO
Tonny Kusnadi, Presiden Komisaris
PendapatanKenaikan Rp 5,867 trilliun (2018)
Kenaikan Rp 3,790 trilliun (2018)
Kenaikan Rp 2,200 trilliun (2018)
Total asetKenaikan Rp 22,959 trilliun (2018)
Total ekuitasKenaikan Rp 8,033 trilliun (2018)
Karyawan
1.007 (2017)
IndukDjarum
Situs webSarana Menara Nusantara

Semua kegiatan penyewaan menara dilakukan oleh anak perusahaan SMN, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), yang didirikan tahun 2003 dan telah mengoperasikan sekitar 18.100 menara telekomunikasi di Indonesia.[2]

Catatan laba

Pada tahun 2013, SMN mencatat laba bersih perusahaan berjumlah Rp 164,66 miliar turun dari 346,29 miliar pada tahun 2012.[3] Berarti jumlah prosentase peurunan sebesar 52,45%. Sebenarnya pendapatan perseroan pada tahun 2013 naik sebesar 41,14% yaitu menjadi Rp 3,19 triliun dibandingakan tahun 2012 sebesar Rp 2,27 triliun tetapi beban pokok yang ditanggung akibat beban penjualan dan pemasaran meningkat 41,59% menjadi Rp 338,59 miliar dari Rp 239,14 miliar.[3] Kerugian pada tahun 2013 pun ikut mempengaruhi dengan prosentase sebesar 192,46% menjadi Rp 948,28 miliar dari Rp 324,24 miliar.[3] Akibatnya, laba usaha perseroan merosot 21,07% menjadi Rp 775,32 miliar dari Rp 982,31 miliar.[3]

Pada tahun 2014 peningkatan laba bersih kembali meningkat hingga berjumlah Rp 840,66 miliar atau sebesar 398,87 persen dari laba sebelumnya sebesar Rp168,51 miliar di 2013.[4] Faktor kenaikan laba disebabkan kerugian yang turun drastis menjadi Rp275,42 miliar dari Rp 948,28 miliar di akhir 2013.[4]

Pemegang saham

Pemegang saham SMN hingga pada tahun 2013 di antaranya adalah Tricipta Mandhala Gumilang sebesar 16.68%, Caturguwiratna Sumapala sebesar 16,03%, Pershing Ltd Main Custody Account sebesar 6.32%, dan publik di bawah 5% sebesar 61,73%.[1]

Namun, pada tahun 2014 terdapat perubahan pemegang saham disebabkan restrukturisasi pemegang saham.[5] Dua pemegang saham utama SMN telah menjual sahamnya dengan total nilai mencapai Rp13,68 triliun.[5] Perusahaan itu adalah pertama PT Tricipta Mandhala Gumilang yang menjual 1,7 miliar lembar saham di harga Rp 4.100 per saham.[5] Berarti total yang dijual ke dalam rupiah adalah Rp 6,979 triliun.[5] Kedua adalah PT Caturguwiratna Sumapala yang menjual sebanyak 1,64 miliar lembar saham (16,03 persen) dengan harga sama.[5] Dengan demikian, total transaksi Caturguwiratna mencapai Rp6,7 triliun.[5] Baik Caturguwiratna maupun Tricipta adalah dua perusahaan milik Djarum Group.[5] Dan mulai pada tahun 2014, Djarum melakukan konsolidasi saham kepada PT Sapta Adhikari Investama.[5]

Akuisisi

Pada bulan Mei 2018, SMN menyelesaikan pembelian seluruh saham Komet Infra Nusantara (KIN) dengan nilai Rp. 1,4 triliun. Lebih dari 50% menara telekomunikasi milik KIN terletak di luar Pulau Jawa.[6]

Pada bulan November 2019, anak usaha SMN, Protelindo menyelesaikan akuisisi terhadap 1.000 menara milik Indosat dengan nilai Rp. 1,95 triliun.[7]

Referensi

  1. ^ a b "Transaksi Saham Sarana Menara Capai Rp 1 Triliun di Pasar Nego". Liputan 6. 
  2. ^ a b c d (Inggris) Sarana Menara Nusantara. "SMN: About". 
  3. ^ a b c d "2013, Laba Bersih Sarana Menara Nusantara Anjlok". Bisnis. 04/03/2014. 
  4. ^ a b "Laba Bersih Sarana Menara Nusantara Meroket 398 Persen". Metro TV. 26/03/2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-27. Diakses tanggal 2015-05-06. 
  5. ^ a b c d e f g h "Dua Pemilik TOWR Jual Saham Rp 13,68 Triliun". Okezone. 12/09/2014. 
  6. ^ "Sarana Menara Nusantara (TOWR) rampungkan akuisisi Komet Infra Nusantara". KKontanco.id. 4 Juni 2018. Diakses tanggal 16 Januari 2020. 
  7. ^ "Grup Djarum Tuntaskan Akuisisi Menara Telekomunikasi Indosat". Investor Daily Indonesia. 1 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Januari 2020.