Kabupaten Kudus
Kabupaten Kudus (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦏꦸꦢꦸꦱ꧀ Pegon: كودوس, translit. Kudus) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Kudus Kota, yang terletak di jalur pesisir utara laut Jawa yang berada di antara Kota Semarang dan Kota Surabaya.[2]
Kabupaten Kudus | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦏꦸꦢꦸꦱ꧀ |
• Pegon | كودوس |
• Alfabet Jawa | Kudus |
Etimologi: al-Quds | |
Julukan:
| |
Motto: Nagri Carta Bhakti (Sanskerta) Negeri yang makmur dan berbakti | |
Koordinat: 6°48′00″S 110°52′00″E / 6.8°S 110.8667°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Dasar hukum | UU No. 13 Tahun 1950 |
Hari jadi | 23 September 1549 |
Ibu kota | Kota Kudus |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Muhammad Hasan Chabibie (Pj.) |
• Wakil Bupati | lowong |
• Sekretaris Daerah | Revlisianto Subekti |
• Ketua DPRD | Masan |
Luas | |
• Total | 425,15 km2 (164,15 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 852.443 |
• Kepadatan | 2.005/km2 (5,190/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Jawa |
• IPM | 75,89 (2022) Tinggi[5] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 291 |
Pelat kendaraan | K |
Kode Kemendagri | 33.19 |
DAU | Rp 849.410.428.000,- (2020)[6] |
Semboyan daerah | Kudus SEMARAK (Sehat, Elok, Maju, Aman, Rapi, Asri, Konstitusional) |
Flora resmi | Jambu bol |
Fauna resmi | Cucak ijo |
Situs web | www |
Kudus dikenal sebagai penghasil rokok (kretek) terbesar di Jawa Tengah dan juga dikenal sebagai kota santri. Kabupaten ini adalah pusat perkembangan agama Islam pada abad pertengahan. Hal ini dapat dilihat dari adanya tiga makam wali/sunan, yaitu Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kedu.
Geografi
suntingBatas Wilayah
suntingBatas wilayah administrasi Kabupaten Kudus meliputi:
Utara | Kabupaten Jepara |
Timur | Kabupaten Pati |
Selatan | Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak |
Barat | Kabupaten Demak |
Sebagian besar wilayah Kabupaten Kudus adalah dataran rendah. Di sebagian wilayah utara berdiri sebuah gunung, yaitu Gunung Muria, dengan puncak Puncak Saptorenggo (1.602 m dpl), Puncak Rahtawu (1.522 m dpl), dan Puncak Argojembangan (1.410 m dpl). Sungai terbesar adalah Sungai Serang yang mengalir di sebelah barat, membatasi Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak. Kudus dibelah oleh Sungai Gelis di bagian tengah sehingga terdapat istilah Kudus Barat dan Kudus Timur. Kabupaten Kudus adalah kabupaten dengan wilayah terkecil di Jawa Tengah, namun menjadi kabupaten terkaya di Jawa Tengah dengan pendapatan per kapita mencapai Rp123 juta lebih.
Sejarah
suntingKudus awalnya nama daerah di tepi Sungai Gelis, dan salah satu wilayah di Pulau Muria. Dahulu daerah Kudus bernama Tajug, disebut Tajug karena di daerah tersebut terdapat banyak Tajug, Tajug merupakan bentuk atap arsitektur tradisional yang sangat kuno dipakai tujuan keramat. Tajug dahulunya di jadikan tempat bersembahyang warga Hindu di daerah tersebut. Dengan demikian Tajug dulunya sudah memiliki sifat kekeramatan tertentu. Sunan Kudus mendekati warga Tajug dengan membuat struktur atas Menara Kudus yang berbentuk Tajug. Warga hidup dari bertani, membuat batu bata, menangkap ikan, dan berdagang.
Setelah kedatangan Sunan Kudus, Kota itu dikenal sebagai "Al-Quds" yang berarti "Kudus". Kota Tajug memang sudah lama menjadi kota perdagangan, tetapi karena posisinya agak jauh dari Selat Muria, tidak ada pelabuhan besar di Kota Tajug, hanya pelabuhan transit, yang nanti akan transit lagi ke Pelabuhan Tanjung Karang di tepi Selat Muria. Pada saat itu, Selat Muria masih dalam dan lebar, sebagai jalan pintas perdagangan. Pelabuhan Tanjung Karang adalah pelabuhan transit penghubung ke pelabuhan Demak, Jepara dan Juwana. Komoditas utama ekspor Pelabuhan Tanjung Karang adalah kayu yang berasal dari muria, yang juga digunakan sebagai salah satu material pembangunan Masjid Agung Demak.
Pedagang dari Timur Tengah, Tiongkok, dan pedagang antar pulau dari sejumlah daerah di Nusantara berdagang kain, barang pecah belah, dan hasil pertanian di Tajug, tepatnya di Pelabuhan Tanjung Karang. Warga Tajug juga terinspirasi filosofi yang dihidupi Sunan Kudus, Gusjigang. Gus berarti bagus, ji berarti mengaji, dan gang berarti berdagang. Melalui filosofi itu, Sunan Kudus menuntun masyarakat menjadi orang berkepribadian bagus, tekun mengaji, dan mau berdagang. Dari pembauran lewat sarana perdagangan dan semangat ”gusjigang” itulah masyarakat Kudus mengenal dan mampu membaca peluang usaha. Dua di antaranya usaha batik dan jenang. Kini, selat muria sudah hilang ditelan sedimentasi, begitupun dengan Pelabuhan Tanjung Karang, hilang dan hancur ditelan sedimentasi.
Berdirinya Masjid Menara Kudus sebagai Hari Jadi Kabupaten Kudus. Masjid Menara Kudus tidak lepas dari peran Sunan Kudus sebagai pendiri dan pemrakarsa. Sebagaimana para walisongo yang lainnya, Sunan Kudus memiliki cara yang amat bijaksana dalam dakwahnya. Di antaranya, dia mampu melakukan adaptasi dan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya mapan dengan mayoritas beragama Hindu dan Buddha. Pencampuran budaya Hindu dan Budha dalam dakwah yang dilakukan Sunan Kudus, salah satunya dapat kita lihat pada masjid Menara Kudus ini. Masjid ini didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini dapat diketahui dari inskripsi (prasasti) pada batu yang lebarnya 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid yang ditulis dalam bahasa Arab.
Sebenarnya, banyak orang salah paham dengan Menara Kudus. Masyarakat berpikir bahwa Menara Kudus dibangun bersama dengan Masjid Menara Kudus, padahal tidak. Menara Kudus sudah ada dari zaman Hindu-Buddha, dan umurnya jauh lebih tua dari Masjid Menara Kudus. Kini, kejayaan dan kemakmuran Kota Kudus karena perdagangan, terulang lagi karena Industri, dan posisi Kudus yang strategis sebagai lalu lintas perdagangan Jawa. Terletak di jalur Pantura atau AH2 (Asian Highway 2), membuat Kota Kudus ramai, dan maju. Bahkan Kudus adalah yang paling maju di Karesidenan Pati dan di Semenanjung Muria. Pendapatan perkapita Kudus juga yang tertinggi di Jawa tengah, karena hasil industri yang besar, serta penduduk yang tidak terlalu banyak, tetapi dengan kepadatan penduduk yang relatif tinggi.
Asal Nama
suntingDahulu Kota Kudus bernama Kota "Tajug". Disebut Tajug karena di daerah tersebut terdapat banyak Tajug, Tajug merupakan bentuk atap arsitektur tradisional yang sangat kuno dipakai tujuan keramat. Tajug dahulunya dijadikan tempat bersembahyang warga Hindu. Dengan demikian kota Tajug dulunya sudah memiliki sifat kekeramatan tertentu, kota ini dianggap suci bagi warga setempat yang merupakan beragama Hindu.
Ja'far Shadiq (Sunan Kudus) tidak menghilangkan makna kekeramatan dan kesucian kota Tajug, terbukti Ja'far Shadiq (Sunan Kudus) menamai kota tersebut dengan nama Kota Kudus berasal dari bahasa Arab yang berarti Suci. Kudus bukan satu-satunya kabupaten yang menyandang nama Arab di Tanah Jawa, karena Kabupaten Demak dan Kabupaten Kendal juga berasal dari Bahasa Arab. Pada mulanya Sunan Kudus yang sedang mencari ilmu di Arab, tepatnya di Palestina, di kota Yerusalem menghadapi sebuah wabah, lalu ditugaskan pemimpin daerah itu untuk menghentikannya, dan berhasil memusnahkan wabah tersebut.
Atas nama balas budi, pemimpin daerah itu memberi tanah kepada dia, tetapi dia menolak. Sunan Kudus lebih suka membina tanah di tanah jawa, lalu pemimpin daerah itu memberi sebuah piagam batu, sebagai tanda hadiah kepemilikan tanah. Setelah pulang ke jawa, Sunan Kudus berdakwah di Kota Tajug (nama Kota Kudus sebelum islam), lalu berdakwah, dan membangun masjid di sana. Kini masjid itu dikenal sebagai Masjid Menara Kudus, dan piagam kepemilikan tanah itu ditempatkan di atas mihrab, dan menandai berdirinya Kota Kudus. Sebenarnya disebut Al-Quds, tetapi karena lidah orang Jawa, cukup disebut Kudus saja.
Pemerintahan
suntingDaftar Bupati
sunting
Berikut adalah daftar bupati Kudus dari masa ke masa:[7]
No. | Bupati | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Bupati | Ref. |
---|---|---|---|---|---|
1 | R. Adipati Ario Padmonegoro | ||||
2 | Kanjeng R.T. Tjokrohadinegoro | ||||
3 | Kanjeng Kyai Adipati Ario Tjondronegoro II | 1812 | 1837 | ||
4 | Kanjeng Pangeran Ario Tjondronegoro IV | 1837 | 1865 | ||
5 | Kanjeng R Mas AA Tjokronegoro V | 1865 | 1885 | ||
* | Kanjeng Adipati Tjondronegoro V | 1885 | 1890 | ||
6 | Kanjeng Adipati Ario Tjokronegoro | 1890 | 1925 | ||
* | Raden Pandji Toemenggoeng Hadinoto | 1925 | 1940 | ||
7 | R. Tumenggung Adipati Hadinoto | 1940 | 1943 | ||
8 | R. Soebianto | 1943 | 1945 | ||
Republik Indonesia | |||||
9 | R. Soebarkah | 1945 | 1946 | ||
10 | R. M. Soebali | 1946 | 1949 | ||
11 | R. Ahmad Djojo Soedormo | ||||
12 | R. Siswandi | 1950 | |||
13 | R. Agoes Tayib Koesoemodihardjo | ||||
14 | R. Soekirdjo Reksoprodjo | 1952 | 1954 | ||
15 | R. Salim Hardjohantoro | 1954 | 1958 | ||
16 | R. Sinoeng Hardjopranoto | 1958 | |||
17 | R. Soeroto Hardjohoebojo | 1958 | 1961 | ||
18 | Drs. Soenarto Notowidagdo | 1961 | 1966 | ||
19 | Mochtar Harjo Soewignyo (1909-1999)[8] |
1966 | |||
20 | Soebari | 1967 | 1972 | ||
21 | Soerawi | 1972 | |||
22 | Kolonel Inf. Marwotosoeko | 1972 | 1978 | ||
23 | Kolonel Czi. Wimpie Hardono | 1978 | 1983 | ||
24 | Kolonel Art. Soehartono | 1983 | 1988 | ||
25 | Kolonel Inf. H. Soedarsono | 1988 | 1993 | ||
1993 | 1998 | ||||
26 | Kolonel Inf. H. M. Amin Munadjat | 1998 | 2003 | ||
27 | Ir. Muhammad Tamzil (1961-) |
2003 | 2008 | Noor Haniah | |
28 | H. Musthofa (1963-) |
2008 | 2013 | Budiyono | |
2013 | 2018 | Abdul Hamid | |||
29 | Ir. Muhammad Tamzil (1961-) |
2018 | 2019 | H.M. Hartopo | |
30 | H.M. Hartopo (1967-) |
2021 | 2023 |
Dewan Perwakilan
suntingBerikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kudus dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[9] | 2014–2019[10] | 2019–2024[11] | 2024–2029 | ||
PKB | 5 | 6 | 7 | 7 | |
Gerindra | (baru) 0 | 5 | 6 | 7 | |
PDI-P | 9 | 9 | 8 | 9 | |
Golkar | 8 | 4 | 7 | 4 | |
NasDem | (baru) 4 | 4 | 3 | ||
PKS | 1 | 4 | 4 | 4 | |
Hanura | (baru) 2 | 3 | 2 | 2 | |
PAN | 5 | 3 | 3 | 3 | |
PBB | 0 | 1 | 0 | 0 | |
Demokrat | 4 | 3 | 2 | 3 | |
PPP | 3 | 3 | 2 | 3 | |
PDK | 2 | ||||
PIS | (baru) 2 | ||||
PKPB | 2 | ||||
PKNU | 1 | ||||
Pelopor | 1 | ||||
Jumlah Anggota | 45 | 45 | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 13 | 11 | 10 | 10 |
Kecamatan
suntingKabupaten Kudus terdiri dari 9 kecamatan, 9 kelurahan dan 123 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 832.681 jiwa dengan luas wilayah 425,15 km² dan sebaran penduduk 1.958 jiwa/km².[12][13] Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kota Kudus. Kudus adalah kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten Kudus terbagi menjadi 3 wilayah pembantu bupati (kawedanan), yaitu: (1) Kawedanan Kota (Kecamatan Kota Kudus, Jati dan Kecamatan Undaan). (2) Kawedanan Cendono (Kecamatan Bae, Kecamatan Dawe, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Kaliwungu). (3) Kawedanan Tenggeles (Kecamatan Mejobo dan Kecamatan Jekulo).
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kudus, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Kodepos[14] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
33.19.07 | Bae | 10 | 59321-59329 | Desa | ||
33.19.09 | Dawe | 18 | 59353 | Desa | ||
33.19.08 | Gebog | 11 | 59354 | Desa | ||
33.19.03 | Jati | 14 | 59341-59349 | Desa | ||
33.19.06 | Jekulo | 12 | 59382 | Desa | ||
33.19.01 | Kaliwungu | 15 | 59361 | Desa | ||
33.19.02 | Kudus | 9 | 16 | 59311-59319 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
33.19.05 | Mejobo | 11 | 59381 | Desa | ||
33.19.04 | Undaan | 16 | 59372 | Desa | ||
TOTAL | 9 | 123 |
Tugu Perbatasan Kudus
suntingKabupaten Kudus mempunyai satu gerbang kota yang bernama Gerbang Kudus Kota Kretek di perbatasan Kudus–Demak (Tanggulangin, Jati, Kabupaten Kudus)
Pendidikan
suntingPerguruan tinggi
suntingPerguruan tinggi di kabupaten Kudus, adalah:
- Universitas Muria Kudus
- Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU)
- IAIN Kudus
- Politeknik Kudus
- Politeknik Rukun Abdi Luhur
- Institut Teknologi Kesehatan (ITEKES) Cendekia Utama
- Akbid Mardi Rahayu
- Akbid Muslimat NU
Industri
suntingPerkembangan perekonomian di Kudus tidak lepas dari pengaruh perindustrian. Beberapa perusahaan industri besar yang ada di Kudus adalah PT Djarum (industri rokok), Petra, Djambul Bol, PR. Sukun (industri rokok), PT Nojorono, PT Hartono Istana Teknologi (d/h PT Indonesian Electronic & Engineering dan PT Hartono Istana Electronic) (industri elektronik, dengan merek Polytron), PT Pura Barutama (industri kertas & percetakan). Selain itu, Kudus juga memiliki ribuan perusahaan industri kecil dan menengah.
Transportasi
suntingTerdapat beberapa jenis moda transportasi di Kudus, di antaranya:
Dulu, terdapat perusahaan kereta api dan trem Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij (SJS). Perusahaan tersebut pada tahun 1885 membuka jalur kereta api Semarang–Demak–Kudus–Pati–Juwana. Setelah itu, SJS membuka jalur cabang Kudus–Mayong–Pecangaan pada 5 Mei 1895 dan memperpanjang jalur utamanya yang semula berawal dari Semarang sampai Juwana menjadi sampai Lasem pada 1 Mei 1900. Selanjutnya, pada 10 November 1900, SJS membuka jalur baru lagi yang melayani rute Mayong–Welahan.
Kudus terdapat 2 Terminal Bus yaitu:
- Terminal Induk Jati Wetan Kudus (Tipe A).
- Terminal Jetak (Tipe C).
Pariwisata
suntingWisata Alam
sunting- Air Terjun Monthel, di Desa Colo
- Air Terjun Gua, di Desa Piji
- Air Tiga Rasa Rejenu, di Desa Japan Dukuh Rejenu
- Sendang Jodo, di Desa Purworejo
- Sendang Pereng, di Desa Prambatan Lor
- Sendang Bulusan, di Desa Hadipolo
- Gray Canyon, di Desa Tanjungrejo
Wisata Sejarah
sunting- Masjid Menara Kudus, di Desa Kauman
- Masjid Bubrah, di desa Demangan
- Tugu Identitas Kudus, di Desa Getaspejaten
- Museum Kretek, di Desa Getaspejaten
- Museum Situs Patiayam, di Desa Terban
- Museum Sunan Kudus, di Desa Kauman
- Goa Jepang, di Desa Colo
- Goa Siluman, di Desa Terban
- Goa Muin Gecil, di Desa Terban
- Kelenteng Hok Hien Bio Kudus, di Desa Ploso
- Bendungan Wilalung, di Desa Kalirejo
- Waduk Logung, di Desa Tanjungrejo
- Museum Jenang, di Desa Glantengan
Kuliner Khas
suntingMasakan
suntingKabupaten Kudus mempunyai beberapa masakan khas, di antaranya:
- Soto Kudus
- Lentog Tanjung
- Garang Asem
- Sate Kerbau Kudus
- Sego Jangkrik
- Pindang Kerbau
- Opor Bakar Sunggingan
Sambal
suntingKabupaten Kudus mempunyai beberapa sambal khas, di antaranya:
Minuman
suntingKabupaten Kudus mempunyai beberapa minuman khas, di antaranya:
Kopi Jetak adalah Kopi yang kebunnya berasal dari daerah yang bernama Jetak yaitu di Desa Kedungdowo.
Minuman ini merupakan minuman berasal dari alang-alang yang di keringkan kemudian dijadikan wedhang, Wedang Alang-Alang terdapat di daerah Kaliwungu
Minuman ini[15] terbuat dari jahe, susu, sereh, jeruk pomelo. Minuman ini cocok diminum dimalam hari.
Referensi
sunting- ^ a b c d "Permendagri no.137 tahun 2017". 27 Desember 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 12 Juni 2018.
- ^ a b "Kabupaten Kudus Dalam Angka 2022" (pdf). BPS Kabupaten Kudus. hlm. 5, 38, 89–90. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 15 Juli 2022.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaDUKCAPIL
- ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 4 Maret 2022.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diakses tanggal 12 Oktober 2023.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 15 Juni 2021.
- ^ "Periodesasi Bupati Kudus | Pemerintah Kabupaten Kudus". www.kuduskab.go.id. Diakses tanggal 24 November 2023.
- ^ "Mengenal Mochtar HS, Bupati Kudus yang Dikenal Jujur dan Sederhana Hingga Diberi Rumah oleh Warganya". Beta News ID. 22 Agustus 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 November 2023. Diakses tanggal 29 November 2023.
- ^ "Kudus Dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus. 22-11-2013. Diakses tanggal 24-03-2023.
- ^ Redaksi (2014-04-30). "Inilah Daftar Anggota DPRD Kudus 2014-2019 Terpilih Hasil Pemilu 2014". Beta News. Diakses tanggal 2023-03-24.
- ^ "ANGGOTA DPRD KAB. KUDUS MASA KEANGGOTAAN 2019-2024 UCAPKAN SUMPAH/JANJI". hukum.kuduskab.go.id. Diakses tanggal 2023-03-24.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Kudus
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-21. Diakses tanggal 2021-01-17.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Situs web resmi