Museum Daerah Kabupaten Maros
Museum Daerah Kabupaten Maros adalah sebuah museum yang terletak di Jl. Ahmad Yani No. 01, Kelurahan Turikale, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.[1] Lebih tepatnya museum ini berhadapan dengan Markas Polres Maros (Mapolres Maros).[1] Museum ini telah menjadi salah satu wahana memperkenalkan sejarah dan peninggalan budaya di Kabupaten Maros. Museum ini merupakan museum khusus yang dibangun dengan tujuan sebagai wadah untuk peningkatan pengetahuan dan kualitas pendidikan dengan penyebaran pengetahuan, aktivitas pembelajaran, dan rekreasi. Pada mulanya museum ini didirikan dan diresmikan pada tahun 1993 oleh Bupati Maros M. Alwy Rum dan terletak di dalam Kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung, Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang. Alasan pendirian museum di tempat tersebut dikarenakan bahwa Alfred Russel Wallace, seorang naturalis yang terkenal asal Britania Raya pernah tinggal di Kawasan Bantimurung pada 1856-1857, untuk menikmati pemandangan Bantimurung dan meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Koleksi yang terdapat di museum ini pada saat itu berupa ratusan kupu-kupu yang sudah diawetkan dan sebagian besar ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan. Pada tahun 2016, museum ini dipindahkan di pusat perkotaan seperti yang ada saat ini. Museum ini terletak di pusat Kota Turikale dan dekat dari perlintasan Jalan Raya Trans Sulawesi, sehingga memudahkan pengunjung dari luar daerah. Museum dibuka setiap hari, kecuali pada hari libur nasional. Museum Daerah Kabupaten Maros berada di bawah kepemilikan Pemerintah Kabupaten Maros serta dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros.[2]
Didirikan | 1993 |
---|---|
Lokasi | Jl. Ahmad Yani No. 01, Kelurahan Turikale, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia |
Jenis | Museum sejarah dan budaya |
Kurator | Muhammad Ramli |
Koleksi Museum
Koleksi museum berupa artefak 44 buah, peralatan rumah tangga 23 buah, peralatan pertanian 39 buah, perlengkapan adat 14 buah, dan transportasi 2 buah.[1]
- Lukisan tertua di dunia yang sudah berumur 39.000 tahun[3]
- Temuan fosil rangka manusia purba di Leang Jarie dan Leang Petta kere[3]
- Badik[3]
- Bilah[3]
- Pajjeko
- Bendi tempo dulu
- Baju bodo tempo dulu
- Kendi
- Caping
- Alu & Lesung
- Peralatan rumah tangga tempo dulu[4]
- Benda peninggalan masa kolonial[4]
- Senjata tradisional Bugis–Makassar[4]
- Mata uang kuno[4]
Staf pengelola
Event & Acara
- 19-21 November 2019: Gerakan Museum Masuk Sekolah atau Museum Daerah Visit School[3][6]
- 30 November 2019: Kontes dan Pameran Benda Bersejarah di Grand Mall Maros[4]
- 12 Oktober 2020: Workshop Konservasi dan Perawatan Koleksi Museum[7]
Lihat Pula
Referensi
- ^ a b c d "Museum Daerah Maros Sepi dari Pengunjung". makassar.tribunnews.com. 3 Juli 2019. Diakses tanggal 14 Oktober 2020.
- ^ "Museum Daerah Kabupaten Maros". www.iheritage.id. Diakses tanggal 14 Oktober 2020.
- ^ a b c d e f Yoko, Syamsuddin (20 November 2019). "Museum Masuk Sekolah, Gerakan Kreatif Museum Daerah Maros". upeks.co.id. Diakses tanggal 14 Oktober 2020.
- ^ a b c d e Pratama, Indra Sadli (24 November 2019). "Museum Daerah Maros Bakal Gelar Kontes Benda Bersejarah Berhadiah Belasan Juta". www.marosfm.com. Diakses tanggal 14 Oktober 2020.
- ^ a b Nursam, Muhammad (19 November 2019). "Disbudpar Sosialisasikan Museum ke Sekolah-sekolah". fajar.co.id. Diakses tanggal 14 Oktober 2020.
- ^ Limonu, Najmi (20 November 2019). "Museum Daerah Kenalkan 'Maros di Masa Lampau' kepada Pelajar". makassar.sindonews.com. Diakses tanggal 14 Oktober 2020.
- ^ Pratama, Indra Sadli (12 Oktober 2020). "Hari Museum Nasional, Disbudpar Maros Gelar Workshop Konservasi dan Perawatan Koleksi Museum". www.sulselsatu.com. Diakses tanggal 14 Oktober 2020.