Sejarah alam
Sejarah alam adalah penelitian ilmiah tentang tumbuhan maupun hewan, lebih menuju ke metode belajar pengamatan daripada eksperimental, dan mencakup lebih banyak penelitian yang diterbitkan di majalah daripada jurnal akademik, sehingga istilah ini dianggap kuno di kalangan masyarakat ilmiah akibat revolusi ilmiah. Seseorang yang ahli di bidang sejarah alam disebut sebagai naturalis.
Akar sejarah alam dapat dilacak dari masa Aristoteles dan filsuf klasik lainnya yang menganalisis keragaman dunia alam. Ketika Eropa memasuki Abad Pertengahan, sejarah alam dikembangkan di dunia Islam oleh ilmuwan seperti al-Jahizh, ad-Dinawari, Ibnu al-Baithar, dll. Pada masa Renaisans, banyaknya organisme yang mulai diketahui mulai membuka jalan bagi taksonomi, yang berpuncak pada sistem yang dikembangkan Carolus Linnaeus dari Swedia.
Lahirnya biologi ilmiah
suntingKontribusi signifikan orang-orang inggris pada sejarah alam dibuat oleh pendeta naturalis seperti Gilbert White, William Kirby, John George Wood, dan John Ray, yang menulis tentang tumbuhan, hewan, dan aspek alam lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah para lelaki dan menulis tentang alam untuk membuat teologi natural sebagai argumen tentang keberadaan atau kebaikan Tuhan.[1] Namun, sejak zaman modern awal hingga sekarang, sejumlah besar wanita memberikan kontribusi pada sejarah alam, khususnya di bidang botani, baik sebagai penulis, kolektor, atau ilustrator.[2]
Di Eropa modern, disiplin profesional seperti botani, geologi, mikologi, paleontologi, fisiologi, dan zoologi dibentuk. Sejarah alam, yang sebelumnya merupakan mata kuliah utama yang diajarkan oleh para profesor sains di perguruan tinggi, semakin dicemooh oleh para ilmuwan dengan cara khusus dan diturunkan ke aktivitas "amatir" daripada bagian dari sains yang sebenarnya. Di Skotlandia Victoria, studi tentang sejarah alam diyakini berkontribusi pada kesehatan mental yang baik.[3] Khususnya di Inggris dan Amerika Serikat, hal ini berkembang menjadi hobi khusus seperti mempelajari burung, kupu-kupu, kerang laut (malakologi / konkologi), kumbang, dan bunga liar; Sementara itu, para ilmuwan mencoba untuk mendefinisikan disiplin biologi terpadu (meskipun hanya berhasil sebagian, setidaknya sampai sintesis evolusioner modern). Meski demikian, tradisi sejarah alam terus berperan dalam studi biologi, terutama ekologi (studi tentang sistem alam yang melibatkan organisme hidup dan komponen anorganik biosfer bumi yang mendukungnya), etologi (studi ilmiah tentang perilaku hewan), dan biologi evolusioner (studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk kehidupan dalam jangka waktu yang sangat lama), dan muncul kembali hari ini sebagai biologi organisme integratif.
Rujukan
sunting- ^ Patrick Armstrong (2000). The English Parson-naturalist: A Companionship Between Science and Religion. Gracewing Publishing. ISBN 978-0-85244-516-7. Hal 4. Diambil 15 Nov 2020.
- ^ Website database Women in Botany; Courtesy of the Chair for History of Science, University of Regensburg, University Library of Regensburg and Regensburgische Botanische Gesellschaft von 1790 e.V.
- ^ Finnegan, Diarmid A. (2008), "'An aid to mental health': natural history, alienists and therapeutics in Victorian Scotland", Studies in History and Philosophy of Biological and Biomedical Sciences, 39 (3): 326–337.
This paper examines the work of five long-serving superintendents in Victorian Scotland and uncovers the connections made between an interest in natural history and the management of mental disease.