Puputan Margarana

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 24 Januari 2021 14.31 oleh 114.125.63.90 (bicara) (Jumlah korban)

Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda dalam masa Perang kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 20 November 1946. Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Dimana Pasukan TKR di wilayah ini bertempur dengan habis habisan untuk mengusir Pasukan Belanda yang kembali datang setelah kekalahan Jepang, untuk menguasai kembali wilayahnya yang direbut Jepang pada Perang Dunia II, mengakibatkan kematian seluruh pasukan I Gusti Ngurah Rai yang kemudian dikenang sebagai salah-satu Puputan di era awal kemerdekaan serta mengakibatkan Belanda sukses mendirikan Negara Indonesia Timur.

Pertempuran Puputan Margarana
Bagian dari Perang Kemerdekaan Indonesia
Tanggal20 November 1946
LokasiKecamatan Marga, Tabanan, Bali, Indonesia
Hasil Kekalahan Indonesia, dikuasainya Bali oleh Belanda
Pendirian Negara Indonesia Timur
Pihak terlibat
 Indonesia  Belanda
Tokoh dan pemimpin
I Gusti Ngurah Rai  Letnan Kolonel F. Mollinger
Kapten J.B.T König
Pasukan
Batalyon Ciung Wanara

Brigade-Y[1]

Korban
96 gugur ±400 tewas

Peristiwa

Pada waktu staf MBO berada di desa Marga, I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukannya untuk merebut senjata polisi NICA yang ada di Kota Tabanan. Perintah itu dilaksanakan pada 20 November 1946 (malam hari) dan berhasil baik. Beberapa pucuk senjata beserta pelurunya dapat direbut dan seorang komandan polisi NICA ikut menggabungkan diri kepada pasukan Ngurah Rai. Setelah itu pasukan segera kembali ke Desa Marga. Pada 20 November 1946 sejak pagi-pagi buta tentara Belanda mulai nengadakan pengurungan terhadap Desa Marga. Kurang lebih pukul 10.00 pagi mulailah terjadi tembak-menembak antara pasukan NICA dengan pasukan Ngurah Rai. Pada pertempuran yang seru itu pasukan bagian depan Belanda banyak yang mati tertembak. Oleh karena itu, Belanda segera mendatangkan bantuan dari semua tentaranya yang berada di Bali ditambah pesawat pengebom yang didatangkan dari Makassar. Di dalam pertempuran yang sengit itu semua anggota pasukan Ngurah Rai bertekad tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan. Di sinilah pasukan Ngurah Rai mengadakan "Puputan" atau perang habis-habisan di Desa Margarana sehingga pasukan yang berjumlah 96 orang itu semuanya gugur, termasuk Ngurah Rai sendiri. Sebaliknya, di pihak Belanda ada lebih kurang 400 orang yang tewas. Untuk mengenang peristiwa tersebut pada tanggal 20 November 1946 dikenal dengan perang puputan margarana, dan kini pada bekas arena pertempuran itu didirikan Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa.

Referensi

  1. ^ "Y-Brigade". 
  2. ^ "8 (IV) Bataljon Stoottroepen". 
  3. ^ "Infanterie X Knil". 
  4. ^ "Infanterie XI Knil". 
  5. ^ "Infanterie XII Knil". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-28. Diakses tanggal 2018-07-31.