Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid
Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (Inggris: Zainuddin Abdul Madjid Lombok International Airport) (IATA: LOP, ICAO: WADL), sebelumnya dikenal sebagai Bandar Udara Internasional Lombok adalah Bandara domestik dan internasional yang berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah, provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Bandara ini dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I.[1][2] dan dibuka pertama kali pada tanggal 1 Oktober 2011 untuk menggantikan fungsi dari Bandara Selaparang Mataram. Terletak persis di jantung pulau "eksotik" Lombok tepatnya di Jalan Tanak Awu. Melayani penerbangan domestik maupun international. Maskapai yang melayani rute domestik antara lain yaitu Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Lion Air, Wings Air, Citilink, Sky Aviation, Trans Nusa Aviation, Indonesia Air Transport (Non Reguler), dan Travira Air (Non Reguler). Rute internasional dilayani oleh Silk Air dan AirAsia.
Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok Lombok International Zainuddin Abdul Madjid Lombok | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | Pemerintah Indonesia | ||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura I | ||||||||||
Melayani | Mataram | ||||||||||
Lokasi | Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Indonesia | ||||||||||
Maskapai penghubung | Indonesia AirAsia | ||||||||||
Dibangun | 2006–2011 | ||||||||||
Ketinggian dpl | 97 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 08°45′29″S 116°16′35″E / 8.75806°S 116.27639°E | ||||||||||
Situs web | www.lombok-airport.co.id | ||||||||||
Peta | |||||||||||
lokasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia | |||||||||||
Lokasi bandara di Lombok | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2018) | |||||||||||
| |||||||||||
Pada tanggal 20 Oktober 2011 Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan bandara ini.[3] Arsitektur bandara ini memiliki ciri khas rumah adat sasak, namun tentu saja menggunakan bahan-bahan modern baja galvanis.
Penamaan bandara
Bandara Udara Internasional Lombok atau disingkat sebagai BIL, mempunyai beberapa nama yang diusulkan. Pada bulan Januari 2009 hasil jajak pendapat publik yang dilakukan di Lombok menunjukkan bahwa Bandara Internasional Lombok (BIL) dipilih oleh 40,4% responden, Bandara Internasional Sasak (BIS) 20%, Bandara Internasional Rinjani (BIR) 46 16,7%, Bandara Internasional Mandalika (BIM) 10,9%, Bandara Internasional Selaparang (SIA) 8%, Bandara Internasional Pejanggik (PIA) 2,9%, dan Bandara Internasional Arya Banjar Getas (ABGIA) tetapi kini, Bandara Internasional Selaparang sudah tidak lagi berfungsi sebagai bandar udara, oleh karena itu jajak pendapat tidak lagi didapatkan dari Bandara Internasional Selaparang (SIA). Pada tanggal 5 September 2018, Bandara Internasional Lombok (BIL) digantikan nama menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM).
Lokasi
Lokasi Bandara Internasional Lombok di Tanak Awu, Kabupaten Lombok Tengah, pulau Lombok, Indonesia. Bandara ini terletak sebelah tenggara Kota Mataram ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat dan ± 8 kilometer selatan dari kota kecil Praya, ibu kota Kabupaten Lombok Tengah.
Bandara ini dibangun di atas lahan seluas 550 hektare yang menelan biaya Rp.625 miliar (US$73.100.000).
Tujuan
Ketika Bandara Internasional Lombok beroperasi, semua jadwal penerbangan yang ada di Bandara Selaparang Lombok dipindahkan ke bandara baru.
Dikarenakan Bandara Selaparang tidak bisa didarati pesawat berbadan lebar maka diharapkan bahwa pelayanan internasional dan domestik akan segera melengkapi rute untuk pesawat berbadan lebar yang tidak bisa mendarat di Mataram.
Tahap-tahap pembangunan
Landasan pacu, taxiway dan apron berada dalam tahap akhir instalasi konstruksi dan fasilitas di kuartal 3 tahun 2010. Terminal dan fasilitas pendukung lainnya dalam tahap akhir penyelesaian pada akhir September 2011. Tanggal pembukaan bandara sudah di jadwalkan dan kemudian ditunda berkali-kali. Dan diumumkan untuk pembukaan resmi pada tanggal 1 Oktober ini sebagian menanggapi kebutuhan mendesak untuk beroperasi sebelum dimulainya penerbangan Haji pada akhir tahun 2011.
Tahap I (2006-2009)
- Runway: 45m x 2500m
- Apron: 52.074 m²
- Taxiway: 2 exit taxiway
- Terminal: 12.000 m² (Penumpang, VIP, Kargo)
- Parkir: 17.500 m²
Tahap II (2013-2015)
- Runway: 45m x 2750m
- Apron: 63.294 m²
- Taxiway: 2 exit taxiway
- Terminal: 16.500 m² (2,4juta penumpang per tahun)
- Parkir: 29.100 m²
Tahap-III (2028)
- Runway: 45m x 3600m
- Apron: 74.514 m²
- Taxiway: taxiway keluar dari 12, 2 taxiway keluar yang cepat, 1 paralel taxiway
- Terminal: 28.750 m² (3.25juta penumpang per tahun)
- Parkir: 29.100 m²