Adam Air Penerbangan 574

insiden penerbangan
Revisi sejak 18 Maret 2021 07.11 oleh PK-LIVERY (bicara | kontrib) (Foto dan caption)

Adam Air Penerbangan 574 (KI 574, DHI 574) adalah sebuah penerbangan domestik terjadwal Adam Air jurusan Jakarta-Surabaya-Manado, yang hilang dalam penerbangan setelah transit di Surabaya.[1] Mengoreksi kekeliruan laporan sebelumnya, pesawat masih berstatus hilang.[2] Kotak hitam ditemukan di kedalaman 2.000 meter pada 28 Agustus 2007. Kecelakaan ini menewaskan seluruh orang di dalamnya yang berjumlah 102 orang (96 penumpang dan 6 awak), yang merupakan angka kematian tertinggi dari setiap kecelakaan penerbangan yang melibatkan pesawat Boeing 737-400. Jasad seluruh penumpang dan bangkai pesawat tetap terkubur di dasar laut.[3] Pada 25 Maret 2008, penyebab kecelakaan seperti yang diumumkan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu sistem navigasi inersia (IRS), dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat. Kecelakaan ini menjadi kecelakaan terburuk pertama Adam Air dalam kurun waktu 3 tahun sejarah perusahaan.

Adam Air Penerbangan 574
PK-KKW di terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2006
Ringkasan kecelakaan
Tanggal1 Januari 2007
RingkasanKerusakan sistem navigasi inersia yang mengarah ke disorientasi ruang; kesalahan pilot
LokasiSelat Makassar lepas Majene, Sulawesi, Indonesia. Kotak hitam di 03°41′02″LS,118°08′53″BT dan 03°40′22″LS,118°09′16″BT
Penumpang96
Awak6
Tewas102
Selamat0
Jenis pesawatBoeing 737-4Q8
OperatorAdam Air
RegistrasiPK-KKW
AsalBandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta
Perhentian terakhirBandar Udara Internasional Juanda, Kota Surabaya
TujuanBandar Udara Sam Ratulangi, Kota Manado

Kecelakaan itu adalah salah satu dari beberapa kecelakaan transportasi, termasuk kecelakaan non-fatal berikutnya Adam Air Penerbangan 172, yang di antara mereka telah mengakibatkan reformasi keselamatan transportasi berskala besar di Indonesia, serta Amerika Serikat menurunkan peringkat keselamatan penerbangan Indonesia, dan seluruh maskapai Indonesia yang ditambahkan ke daftar maskapai penerbangan yang dilarang di Uni Eropa. Adam Air kemudian dilarang terbang oleh pemerintah Indonesia, dan kemudian menyatakan bangkrut.

Tragedi ini menjadi tema komersial untuk sebuah film berjudul Tragedi Penerbangan 574, dengan menggunakan nomor penerbangan "574" pada judulnya, serta menggunakan alur cerita "penerbangan Surabaya - Manado" (Mengarah pada Tragedi Adam Air Penerbangan 574, jurusan Jakarta-Surabaya-Manado). Film tersebut dianggap telah menimbulkan kontroversi di masyarakat. Karena film tersebut mengakibatkan seluruh keluarga korban seakan mengingat kembali sebuah tragedi yang memilukan. Selain itu film tersebut juga dianggap melukai keluarga korban, dengan menambahkan unsur mistis pada alur ceritanya. Padahal sebenarnya, di dalam penerbangan itu tidak ada unsur mistis sama sekali.

Pesawat

Pesawat terbang yang nahas tersebut, jenis Boeing 737-4Q8 buatan tahun 1989 bernomor registrasi PK-KKW[4], telah mendapat evaluasi terakhir tanggal 25 Desember 2005, memiliki waktu terbang 45.371 jam dan telah digunakan oleh 8 maskapai penerbangan berbeda, termasuk Dan-Air (Britania Raya), British Airways (Britania Raya), GB Airways (Britania Raya), National Jets Italy (Italia), WFBN (Amerika Serikat), Air One (Italia) dan Jat Airways (Serbia dan Montenegro).[5] Pihak Adam Air menyatakan bahwa pesawat masih bisa dipakai 12 tahun lagi.[6]

Pada kesempatan itu, KNKT juga mengemukakan temuannya bahwa technical log (catatan teknis) dalam laporan perawatan pesawat periode Oktober-Desember 2006, telah terjadi 154 kali kerusakan terkait dengan IRS sebelah kiri pada pesawat itu.[7]

Kronologi terbang

Pesawat lepas landas pada pukul 12.55 WIB dari Bandara Juanda (SUB), Surabaya, Indonesia pada tanggal 1 Januari 2007. Seharusnya pesawat tiba di Bandara Sam Ratulangi (MDC), Manado pukul 16.14 WITA. Pesawat kemudian dilaporkan putus kontak dengan Pengatur lalu-lintas udara (ATC) Bandara Hasanuddin Makasar setelah kontak terakhir pada 14:53 WITA. Pada saat putus kontak, posisi pesawat berada pada jarak 85 mil laut barat laut Kota Makassar pada ketinggian 35.000 kaki.

Pesawat ini membawa 96 orang penumpang. yang terdiri dari 85 dewasa, 7 anak-anak dan 4 bayi. Dipiloti oleh Kapten Refri Agustian Widodo dan co-pilot Yoga Susanto dan disertai pramugari Verawati Chatarina, Dina Oktarina, Nining Iriyani dan Ratih Sekar Sari.[8] Pesawat tersebut juga membawa 3 warga Amerika Serikat.[9]

 
Peta letak Pulau Sulawesi (hijau muda) di antara pulau-pulau Indonesia

Cuaca di daerah itu badai[10], Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (saat itu masih bernama Badan Meteorologi, dan Geofisika) mencatat bahwa ketebalan awan naik sampai 30.000 kaki (9.140 m) tinggi dan kecepatan angin pada rata-rata 30 knot (56 km / jam) dalam wilayah. Meskipun operator Bandara Juanda, PT Angkasa Pura I, telah memberikan peringatan kepada pilot mengenai kondisi cuaca, pesawat itu berangkat sesuai jadwal. Pesawat menabrak angin lebih dari 70 knot (130 km/jam) di atas Selat Makassar, sebelah barat Sulawesi, di mana ia mengubah arah timur, ke arah daratan sebelum kehilangan kontak. Dalam transmisi radio terakhirnya, pilot melaporkan angin yang akan datang dari kiri, tapi kontrol lalu lintas udara menyatakan bahwa angin harus datang dari kanan.[11]

Bertentangan dengan laporan awal, tidak ada panggilan untuk bantuan dikirim oleh pesawat.[12][13]

Pada 25 Maret 2008, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan bahwa pilot terlibat dan menghadapi problem navigasi yakni sistem panduan navigasi. Ketika di ketinggian 35.000 kaki dan kru memutuskan IRS Mode selector unit No-2 (kanan) ke posisi mode ATT (attitude), auto pilot jadi mati. Akibatnya pesawat secara perlahan berbelok (roll) ke kanan hingga terdengar peringatan sistem arah pesawat (bank angle) karena miring ke kanan hingga melewati 35 derajat. Bahkan, data Digital Flight Data Recorder (DFDR) sesudah pesawat mencapai bank angle hingga 100 derajat dan posisi hidung pesawat menukik, pilot tak juga mengubah arah pesawat. Saat menukik, kecepatan pesawat mencapai 0,926 mach dan daya grativitasi tekanan pesawat berubah dari positif 3,5 g menjadi negatif 2,8 g. Menurut Dirjen Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan, Budhi Muliawan Suyitno, situasi pesawat bergetar hebat sehingga struktur kendali pesawat rusak,[7] dan pesawat kemudian menghantam air dengan badan pesawat yang telah hancur dan terbelah akibat kecepatan tinggi dan gaya gravitasi yang melebihi batas kemampuan badan pesawat.

Pencarian dan evakuasi

 
Boeing 737-400 milik Adam Air dengan nomor registrasi PK-KKW. Pesawat yang hilang serupa dengan pesawat ini.

Sistem pendeteksi sinyal darurat milik Singapura menginformasikan telah menerima sinyal darurat pesawat pada koordinat 3°13′92″LS,119°9′17″BT. Sinyal lokator suar darurat pesawat (ELBA) dari pesawat Adam Air kemudian juga diterima oleh radar Bandara Hasanuddin Makasar pada pukul 22:00 WITA tanggal 1 Januari 2007. Keesokan harinya sempat dikabarkan oleh instansi berwenang termasuk Menteri Perhubungan Hatta Rajasa dan Koordinator tim SAR Marsekal Udara Pertama Eddy Suyanto bahwa pesawat sudah ditemukan menabrak pegunungan di ketinggian 8.000 kaki di desa Rangoan, provinsi Sulawesi Barat, kurang lebih 250 km dari Makassar. Dari informasi tersebut juga dikabarkan bahwa sudah ditemukan sebanyak 90 korban tewas dan 12 orang lainnya belum ditemukan. Informasi penemuan ini pada malam harinya akhirnya diralat, setelah tim SAR tidak menemukan bangkai pesawat pada lokasi tersebut. Tim SAR akhirnya tertahan di Desa Bulo, Sulawesi Barat.[14] Otoritas kemudian meminta maaf atas kesimpang-siuran.

Tim pencari Indonesia yang menggunakan KRI Fatahillah, pesawat Boeing 737-200 dan GAF NOMAD, beberapa helikopter, serta kapal dan pesawat militer yang dilengkapi sonar, dibantu oleh Angkatan Udara Singapura (pesawat Fokker-50), kapal oseanografi Angkatan Laut Amerika Serikat USNS Mary Sears serta sebuah tim pemetaan dari Kanada. Pada 11 Januari horizontal stabilizer pesawat (salah satu bagian dari ekor pesawat) ditemukan seorang nelayan di selatan Pare-pare, sekitar 300 km lepas pantai. Selain itu, di sekitar kawasan tersebut juga ditemukan barang-barang lainnya seperti kursi pesawat, jaket keselamatan dan KTP.

Pada 24 Januari, Mary Sears melaporkan bahwa kotak hitam pesawat, yang terdiri dari perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder; CVR) telah ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat.[15]

Dari hasil temuan kapal USNS Mary Sears, KNKT telah melakukan pembahasan bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menjajaki teknologi pengangkatan kotak hitam dari AS, Prancis dan Inggris. Investigator senior KNKT Bidang Engineering Srijanto mengatakan posisi kotak hitam (black box) pesawat yang hilang sejak awal tahun tersebut kini berada di kedalaman 2.000 meter di perairan Majene yang arusnya kencang.[16]

Pada 3 Februari 2007, semua keluarga korban mengikuti upacara tabur bunga di Perairan Majene dihadiri menteri perhubungan Hatta Rajasa, Kapolda Sulsel, Irjen Aryanto Boediharjo, Pangdam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Arief Boedi Sampurno, Dan Lantamal VI, Laksamana Pertama TNI Gatot Sudijanto, Dan Lanud Hasanuddin, Marsma TNI Eddy Suyanto dan sejumlah pejabat Pemprov Sulsel dan Sulbar.[17]

Pada 8 Februari, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Setio Raharjo mengatakan akan memfasilitasi proses mengangkatan kotak hitam itu. Komite hanya menunjukan pihak-pihak yang kira-kira bisa diajak kerja sama untuk pengangkatan itu. Selain itu, berkoordinasi dengan National Transportation Safety Board Amerika Serikat.

Menurut Setio, dalam waktu dekat pihak Adam Air akan menjajaki rekanan untuk melakukan pengangkatan kotak hitam dari dasar laut perairan Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 2000 meter. Dua perusahaan yang telah direkomendasikan untuk pengangkatan itu adalah Smith International dan Phoenix.[18]

Pada 9 Februari, Biro jasa hukum asal negara Meksiko, Servicios Legales de Mesoamérica (SLM), menemui keluarga korban penumpang Adam Air di Manado dan Gorontalo. Mereka menawarkan jasa untuk melakukan gugatan terhadap perusahaan pembuat pesawat Adam Air (Boeing) dan perusahaan asuransi di Amerika Serikat. Heri mengatakan pengakuan biro jasa hukum SLM, selama ini mereka telah mendampingi 80-an kasus maskapai penerbangan di dunia, termasuk Silk Air dan Mandala di Indonesia. Sebagai langkah awal untuk mengajukan gugatan, SLM baru menemui keluarga korban Adam Air di Manado dan Gorontalo. Di Manado sebanyak 20 keluarga telah didatangi. Setelah dari Manado pihak SLM akan ke Surabaya.[19]

Pada 24 Mei, Adam Air bekerja sama dengan Phoenix International untuk mengangkat kotak hitam di dasar laut.[20]

Rekaman pembicaraan dalam kokpit Adam Air Penerbangan 574

Pada 27 Agustus, kotak hitam ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat pada pukul 12.19 WIB. Selain perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) ini, juga ditemukan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder; CVR) di kedalaman 2.000 meter.[21] Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi memastikan dalam penemuan kotak hitam Adam Air di perairan Majene, Sulawesi Barat, tidak ditemukan serpihan-serpihan bekas tubuh manusia.[22] Pencarian dan pengangkatan kotak hitam pesawat dari dasar laut berkedalaman sekitar 2.000 meter ini, memakan biaya lebih dari Rp. 27 miliar.[23]

Kotak hitam yang ditemukan ini secara resmi diserahkan dari Phoenix International Amerika Serikat kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) atas nama pemerintah Indonesia dan dibawa ke National Transportation Safety Board butuh waktu sebulan untuk menganalisis dan tiga bulan bisa diketahui.[24]

Sekitar awal Agustus 2008, beredar kepada publik sebuah rekaman yang diklaim sebagai rekaman pembicaraan dalam kokpit Penerbangan 574,[25] namun keaslian rekaman ini kemudian dibantah KNKT.[26]

Pada tanggal 7 Mei 2011, bangkai pesawat ditemukan di perairan Siompu, Buton, Sulawesi Tenggara.[27]

Penumpang

Berikut adalah daftar penumpang sesuai manifest dari Adam Air. 2 orang adalah warga Indonesia-Portugal, 1 warga Jerman, 3 Warga Amerika dan lainya warga Indonesia.[28]

Dramatisasi dan reka ulang

Kejadian ini pertama kali direka ulang melalui Drama Seri Mayday (Air Crash Investigation) musim ke 7, episode Flight 574:Lost/The Plane That Vanished dan ditayangkan tahun 2008. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya sejak 30 Mei 2015, tragedi ini diangkat ke layar televisi di Indonesia melalui serial TV Masalembo di NET.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Pesawat Adam Air Hilang Kontak". Liputan 6 SCTV. 1 Januari 2007. Diakses tanggal 4 Desember 2013. 
  2. ^ "Simpang Siur Berita Penemuan Pesawat Adam Air". Liputan 6 SCTV. 3 Januari 2007. Diakses tanggal 4 Desember 2013. 
  3. ^ Accident description Aviation Safety Network
  4. ^ "Nasib 96 Penumpang, Pilot dan Kru Tidak Diketahui". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-01-04. Diakses tanggal 3 Januari 2007. 
  5. ^ "AdamAir PK-KKW Airfleets" (dalam bahasa bahasa inggris). Airfleets. Diakses tanggal 3 Januari 2007. 
  6. ^ (Detik) AdamAir: Pesawat Layak Terbang, Masa Pakai 12 Tahun Lagi
  7. ^ a b (Media Indonesia) Adam Air Jatuh Dipicu Problem Navigasi
  8. ^ (Detik) Adam Air Surabaya - Manado Dengan 96 Penumpang Hilang, 1 Januari 2007
  9. ^ a b c d (Metro TV News) Tiga Penumpang Pesawat Adam Air Warga AS [pranala nonaktif]
  10. ^ Flight missing in bad weather Diarsipkan 2008-06-11 di Wayback Machine. Edmonton Sun, 1 Januari 2007
  11. ^ Lost plane battled 130kph winds CNN, 6 Januari 2007
  12. ^ Missing Indonesian jet did not call for help Diarsipkan 2013-07-06 di Archive.is Jerusalem Post, 4 Januari 2007
  13. ^ Zakki Hakim. "Indonesian jet didn't send out distress signal" (dalam bahasa Inggris). Globe and Mail. Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-08. Diakses tanggal 2012-08-07. 
  14. ^ (Detik) AdamAir di Tana Toraja?
  15. ^ (Antara) AS Jajaki Teknologi Angkat Bangkai Adam Air[pranala nonaktif permanen]
  16. ^ (CBN Portal) Evakuasi kotak hitam AdamAir gunakan teknologi AS Diarsipkan 2016-03-08 di Wayback Machine.
  17. ^ (Gatra) Keluarga Korban Adam Air Ikuti Tabur Bunga
  18. ^ (Tempo Interaktif) Adam Air Sediakan Anggaran Untuk Angkat Kotak Hitam[pranala nonaktif permanen]
  19. ^ (Tempo Interaktif) Biro Hukum Meksiko Tawarkan Bantuan Gugatan untuk Keluarga Korban Adam Air[pranala nonaktif permanen]
  20. ^ (Tempo Interaktif) Juli, Kotak Hitam Adam Air Dicari Lagi
  21. ^ (Tempo Interaktif) Kotak Hitam Adam Air Ditemukan Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine.
  22. ^ (Tempo Interaktif) Tak Ditemukan Jasad Penumpang Adam Air
  23. ^ (BBC Indonesia) Kotak hitam Adam Air ditemukan
  24. ^ (Kalteng Pos) Perlu Tiga Bulan
  25. ^ "Beredar Rekaman Pembicaraan di "Kokpit AdamAir"". Kompas. 1 Agustus 2008. Diakses tanggal 4 Desember 2013. 
  26. ^ "Inilah Rekaman Di Kokpit Adam Air Versi KNKT", Kompas, 3 Agustus 2008
  27. ^ "Diduga Serpihan Adam Air Terdampar di Siompu" Diarsipkan 2014-10-21 di Wayback Machine., Bau Bau Pos, 7 Mei 2011
  28. ^ (Kompas) Daftar Penumpang Adam Air DHI-574
  29. ^ (Detik) Hadiri Reuni Keluarga, Dessy Jadi Korban AdamAir
  30. ^ (Lampung Post) Niat Pulang Ke Menado Itu Mendadak
  31. ^ a b c (Kapan Lagi?) Keluarga Korban Masih Keluhkan Sikap Adam Air Makassar Diarsipkan 2009-02-13 di Wayback Machine.
  32. ^ a b c (Harian Komentar) Keluarga Korban Adam Air Nantikan Kepastian Diarsipkan 2007-11-23 di Wayback Machine. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "tomohon" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  33. ^ a b (Detik) Keluarga Yakin Kolonel Bambang Supriyanto Masih Hidup
  34. ^ a b (Metro TV News) Hari Ini Cici Penumpang Adam Air Diperkirakan Melahirkan[pranala nonaktif permanen]
  35. ^ (Lampung Post) Penumpang Adam Air:4 Hari Menikah Lalu Melayat Paman
  36. ^ a b (Detik) Yulwin Berharap Ortunya Selamat dalam Musibah AdamAir
  37. ^ (Papua.go.id) Korban Kecelakaan Pesawat Adam Air Asal Papua[pranala nonaktif permanen]
  38. ^ a b c d e f g h i j (Kompas) Harap-harap Cemas di Sam Ratulangi
  39. ^ a b c d e (Detik) Kecelakaan AdamAir Renggut 5 Orang Keluarga Politisi PDIP
  40. ^ a b (Metro TV News) Nyoman Budiarsa Berharap Kedua Anaknya Selamat[pranala nonaktif permanen]
  41. ^ (Republika) Berharap masih ada keajaiban
  42. ^ (Detik) Lima Anggota TNI AL Korban Adam Air akan Diterbangkan ke Surabaya
  43. ^ a b (Detik) Keluarga Korban AdamAir akan Tabur Bunga Sebelum 40 Hari
  44. ^ a b (Detik) 2 Lulusan Akpol Turut Jadi Korban AdamAir
  45. ^ a b c d e f g h i j k (Detik) 3 Pendeta Jadi Korban AdamAir
  46. ^ a b c d (Kompas) Setelah 11 Hari Semangat Mereka Pun Bangkit[pranala nonaktif permanen]
  47. ^ (Lamongan.go.id) - Satu Warga Lamongan Jadi Korban Kecelakaan Adam Air[pranala nonaktif permanen]
  48. ^ (Detik) Teknisi AdamAir Kok Masuk Daftar Penumpang?

Bacaan lebih lanjut

  • Sudibyo, Dudi (2011). Aviapedia Ensiklopedia Umum Penerbangan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. ISBN 978-979-709-547-5.  (Indonesia)

Pranala luar