Akar
Pada tumbuhan berpembuluh, akar adalah organ tumbuhan yang berperan penting dalam menahan berdirinya tumbuhan dan menyerap air serta nutrisi ke dalam tubuh tumbuhan, yang memungkinkan tumbuhan tumbuh lebih tinggi dan lebih cepat.[1] Akar seringkali terletak di bawah permukaan tanah, tetapi akar juga bisa berupa akar udara atau diangin-anginkan, jenis akar ini biasanya tumbuh di atas tanah atau terutama di atas air.
Fungsi
Akar berperan penting dalam penyerapan air dan nutrisi tanaman serta menjadi penopang batang tumbuhan ke tanah.[2]
Anatomi
Morfologi akar dibagi menjadi empat zona: tudung akar, meristem apikal, zona perpanjangan, dan rambut akar.[3] Tudung akar membantu akar-akar baru menembus tanah. Tudung akar ini terkelupas saat akar masuk lebih dalam menciptakan permukaan berlendir yang menyediakan pelumas. Meristem apikal di belakang penutup akar menghasilkan sel akar baru yang memanjang. Kemudian, rambut akar akan terbentuk, rambut akar inilah yang menyerap air dan nutrisi mineral dari tanah.[4] Akar pertama pada tanaman penghasil biji disebut radicle, yang mengembang dari embrio tanaman setelah biji berkecambah.
Saat dibedah, susunan sel di dalam akar adalah rambut akar, epidermis, epiblem, korteks, endodermis , pericycle dan, terakhir, jaringan vaskular di tengah akar untuk mengangkut air yang diserap oleh akar ke bagian lain tumbuhan.[butuh klarifikasi]
Referensi
- ^ Harley Macdonald & Donovan Stevens (3 September 2019). Biotechnology and Plant Biology. EDTECH. hlm. 141–. ISBN 978-1-83947-180-3.
- ^ "Plant parts=Roots". University of Illinois Extension.
- ^ Yaacov Okon (24 November 1993). Azospirillum/Plant Associations. CRC Press. hlm. 77–. ISBN 978-0-8493-4925-6.
- ^ "Backyard Gardener: Understanding Plant Roots". University of Arizona Cooperative Extension.
Bacaan lanjutan
- Baldocchi DD, Xu L (October 2007). "What limits evaporation from Mediterranean oak woodlands–The supply of moisture in the soil, physiological control by plants or the demand by the atmosphere?". Advances in Water Resources. 30 (10): 2113–22. Bibcode:2007AdWR...30.2113B. doi:10.1016/j.advwatres.2006.06.013.
- Brundrett, M. C. (2002). "Coevolution of roots and mycorrhizas of land plants". New Phytologist. 154 (2): 275–304. doi:10.1046/j.1469-8137.2002.00397.x . PMID 33873429 Periksa nilai
|pmid=
(bantuan). - Clark, Lynn (2004). "Primary Root Structure and Development – lecture notes" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 January 2006.
- Coutts MP (1987). "Developmental processes in tree root systems". Canadian Journal of Forest Research. 17 (8): 761–767. doi:10.1139/x87-122.
- Raven JA, Edwards D (2001). "Roots: evolutionary origins and biogeochemical significance". Journal of Experimental Botany. 52 (Suppl 1): 381–401. doi:10.1093/jxb/52.suppl_1.381. PMID 11326045.
- Schenk HJ, Jackson RB (2002). "The global biogeography of roots". Ecological Monographs. 72 (3): 311–328. doi:10.2307/3100092. JSTOR 3100092.
- Sutton RF, Tinus RW (1983). "Root and root system terminology". Forest Science Monograph. 24: 137.
- Phillips WS (1963). "Depth of roots in soil". Ecology. 44 (2): 424. doi:10.2307/1932198. JSTOR 1932198.
- Caldwell MM, Dawson TE, Richards JH (1998). "Hydraulic lift: consequences of water efflux from the roots of plants". Oecologia. 113 (2): 151–161. Bibcode:1998Oecol.113..151C. doi:10.1007/s004420050363. PMID 28308192.