Tempo (majalah)

majalah Indonesia
Revisi sejak 14 Mei 2012 14.19 oleh Bitra (bicara | kontrib) (mengembalikan halaman, tambah referensi, dan beberapa detail.)

Tempo adalah majalah berita mingguan Indonesia yang umumnya meliput berita dan politik. Tempo merupakan majalah pertama yang tidak memiliki afiliasi dengan pemerintah. Tempo diterbitkan oleh PT Tempo Inti Media Tbk,.

Tempo
Kategoriaktualitas dan politik
Frekuensimingguan
Sirkulasi300.000 (2010)[1]
PenerbitPT Tempo Inti Media Tbk,
Terbitan pertama6 Maret 1971[2]
NegaraIndonesia
Berpusat diJakarta
BahasaBahasa Indonesia
Situs webhttp://majalah.tempointeraktif.com/.
ISSN0126-4273

Edisi pertama Tempo diterbitkan pada 6 Maret 1971 dengan Goenawan Mohamad sebagai Pemimpin Redaksi. Terbitnya Tempo tersebut tidak bisa lepas dari peran Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, dan Bur Rasuanto yang kemudian dianggap sebagai "pendiri".[4] Majalah ini pernah dilarang oleh pemerintah pada tahun 1982 dan 21 Juni 1994[5] dan kembali beredar pada 6 Oktober 1998. Tempo juga menerbitkan majalah edisi bahasa Inggris sejak 12 September 2000 yang bernama Tempo English Edition dan pada 2 April 2001 Tempo juga menerbitkan Koran Tempo[5].

Pelarangan terbit majalah Tempo pada 1994 (bersama dengan Majalah Editor dan Tabloid Detik, tidak pernah jelas penyebabnya. Tapi banyak orang yakin bahwa Menteri Penerangan saat itu, Harmoko, mencabut Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) Tempo karena laporan majalah ini tentang impor kapal perang dari Jerman. Laporan ini dianggap membahayakan "stabilitas negara". Laporan utama membahas keberatan pihak militer terhadap impor oleh Menristek BJ Habibie. Sekelompok wartawan yang kecewa pada sikap Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang menyetujui pembredelan Tempo, Editor, dan Detik, kemudian mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).


Perseteruan dengan Polri

Pada bulan Juni 2010, Majalah Tempo menerbitkan edisi 28 Juni-4 Juli 2010 dengan sampul berjudul "Rekening Gendut Perwira Polisi" yang menggambarkan seorang polisi sedang menggiring celengan babi. Edisi ini menceritakan beberapa jenderal polisi yang memiliki rekening berisi uang miliaran rupiah. Polri memprotes sampul tersebut,[6] dan meminta Majalah Tempo meminta maaf.[7]

Pada 8 Juli 2010, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk berdamai di luar jalur pengadilan. Pertemuan yang dimediasi oleh Dewan Pers dilakukan di Gedung Dewan Pers, dimana pihak Polri diwakili oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang, sementara Tempo diwakili oleh Pemred Tempo, Wahyu Muryadi.[8]

Referensi

  1. ^ ., Prayudi. Textual Analysis of Tempo News Magazine Representation of Terrorism. Jurnal Ilmu Komunikasi Terakreditasi, 8 (1). (2010):41.
  2. ^ Halaman Korporat Majalah Berita Mingguan Tempo
  3. ^ Hartoyo, Budiman S. Enak Dibaca dan Perlu (Arsip)
  4. ^ Steele, Janet E. 2005. Wars within: the story of Tempo, an independent magazine in Soeharto's Indonesia. Jakarta: Equinox Pub. h.89
  5. ^ a b Laporan Tahunan PT Tempo Inti Media Tbk. 2010
  6. ^ Petinggi Polri: "Gambar Babi itu Sara", Okezone. Diakses tgl.3 Juli 2010
  7. ^ Mabes Polri Berharap Tempo Segera Sadar, Okezone. Diakses tgl.3 Juli 2010
  8. ^ BBC Indonesia, Tempo dan polisi sepakat berdamai

Buku

  • Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto’s Indonesia, Equinox Publishing dan ISEAS, Janet Steele.

Pranala luar