Jambu air

Revisi sejak 2 Oktober 2021 14.44 oleh 140.213.35.60 (bicara) (Ada informasi yang Keliru dari deskripsi Syzygium aqueum)
Jancing "Jambu Kancing"
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. aqueum
Nama binomial
Syzygium aqueum
(Burm.f.) Alston, 1929
Sinonim

Eugenia javanica Lamk., 1789 (part)
Eugenia mindanaensis C.B. Robinson, 1909

Jancing atau Jambu Kancing adalah tumbuhan dalam suku jambu-jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Jambu air sebetulnya berbeda dengan Jambu (Syzygium samarangense) atau yang dikenal dengan Jambu Air, kerabat dekatnya yang memiliki pohon dan buah hampir serupa. Beberapa kultivarnya bahkan sukar dibedakan, sehingga keduanya kerap dinamai dengan nama umum jambu air atau jambu saja. Jambu air mudah ditanam dan dibudidaya.

Nama-nama lainnya adalah jambu ayer mawar (Malaysia), jambu aie (Min.), jambu cai (Sd.), jambu wer (Jw.), jhâmbhu wir, kalampok (Md.), nyambu er (Bl.), kumpas, kumpasa, kombas, kembes (bahasa-bahasa di Sulut), jambu jene, jambu salo (Sulsel), jambu waelo, kuputol waelo, lutune waele, kopo olo (aneka bahasa di Seram dan sekitarnya), dan lain-lain.[1] Jancing ini memiliki karakter buah yang berbentuk kecil jika dibandingkan saudaranya Jambu Syzygium samarangense atau yang lebih dikenal dengan Jambu Air.[2]

Di negara-negara lain, jambu ini dikenal sebagai machom phupa atau chomphu pa (Thai),[3] tambis (Fil.), bell fruit, water apple (Ingg.) dan lain-lain.[4]

Pemerian botanis

Umumnya bagian-bagian tumbuhan jancing berukuran lebih kecil dan berbau aromatis apabila dibandingkan dengan saudaranya Jambu (Syzygium samarangense). Perhatikan uraian bagian-bagian yang ditulis miring, terutama bunga dan buahnya.

Jancing umumnya berupa perdu, dengan tinggi 3-10 m. Sering dengan batang bengkak-bengkok dan bercabang mulai dari pangkal pohon, kadang-kadang gemangnya mencapai 50 cm.

Daun tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk jantung jorong sampai bundar telur terbalik lonjong, 7-25 x 2,5–16 cm, tidak atau sedikit berbau aromatis apabila diremas.

Karangan bunga dalam malai di ujung ranting (terminal) atau muncul di ketiak daun yang telah gugur (aksial), berisi 3-7 kuntum. Bunga kuning keputihan, dengan tabung kelopak lk. 1 cm panjangnya; daun mahkota bundar sampai menyegitiga, 5-7 mm; benang sari antara 0,75-2 cm dan tangkai putik yang mencapai 17 mm.

Buah bertipe buah buni, berbentuk gasing dengan pangkal kecil dan ujung yang sangat melebar (sering dengan lekukan sisi yang memisahkan antara bagian pangkal dengan ujung); 1,5-2 x 2,5-3,5 cm; bermahkota kelopak yang berdaging dan melengkung; sisi luar berwarna putih sampai merah. Daging buah putih, banyak berair, hampir tidak beraroma; berasa asam atau asam manis, kadang-kadang agak sepat. Biji berukuran kecil, 1-2(-6) butir.[4][5]

Kegunaan

 
Tape Kuningan yang dibungkus daun jambu air

Jancing pada umumnya dijadikan sebagai tanaman ornamental atau hiasan depan rumah tapi umumnya buah dari Jancing dapat dimakan segar, atau dijadikan sebagai salah satu bahan rujak. Aneka jenis jambu ini juga dapat disetup atau dijadikan asinan.[4]

Kayunya yang keras dan berwarna kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan, asalkan tidak kena tanah. Hanya biasanya ukurannya terlalu kecil. Baik pula digunakan sebagai kayu bakar.[6]

Di daerah Kuningan, daun jambu air biasa digunakan sebagai pembungkus tape ketan. Tape Kuningan terkenal manis dan banyak berair.

Asal usul dan penyebaran

Secara alami pohon Jancing (Syzygium aqueum) tersebar di wilayah Asia Tenggara. Sejak dahulu tanaman ini telah dipelihara sebagai pohon buah-buahan di kawasan ini, mulai dari wilayah Indocina hingga ke bagian timur Nusantara.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 1509-1510.
  2. ^ Rahardi, F. 2003. Apel Jawa yang Dipopulerkan Taiwan. Harian Kompas online, Sabtu 27 September 2003.
  3. ^ Anto, Yudi (2021-03-26). "Kala Sang Jambu Citra Beralih Rupa di Thailand". Budidaya Tani (dalam bahasa English). Diakses tanggal 2021-03-26. 
  4. ^ a b c Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2. Hal. 376-380.
  5. ^ Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 328.
  6. ^ Simamora, Purnama Sarlina (2008-09-18). "Inventarisasi Lalat Buah (Bactrocera spp) pada Tanaman Jambu Air (Eugenia aquea) di Kecamatan Pancur Batu" (dalam bahasa Inggris). Universitas Medan Area. 

Pranala luar