Tari Balanse Madam

salah satu tarian di Indonesia
Revisi sejak 10 Oktober 2021 04.13 oleh S Kartika (bicara | kontrib)

Tari Balanse Madam adalah sebuah tari tradisional masyarakat Suku Nias yang terdapat di Seberang Palinggam, Kota Padang. Tari Balanse Madam merupakan sebuah kesenian tari yang berupa peninggalan budaya lama yang telah ditransmisikan secara turun temurun dalam masyarakat suku Nias di Seberang Palinggam.[1]

Tari ini ditarikan secara berpasangan, dengan jumlah penari minimal delapan orang, enam belas orang, dan maksimal tiga puluh dua orang. Penari Tari Balase Madam harus orang yang sudah menikah (berkeluarga), di antara para penari tidak terikat dengan hubungan keluarga, dan mereka menari harus seizin suami atau istri mereka masing-masing. Penampilannya diiringi secara live dengan alat musik barat seperti biola, gitar, tamburin, akordeon, dan set drum. Namun setelah banyak para pelaku seninya yang meninggal dunia, sehingga tari Balanse Madam mengalami perubahan. Perubahan terjadi pada penarinya, tidak harus orang yang sudah berumah tangga lagi, dan musik pengiringnya tidak lagi dimainkan langsung (no life music), namun menggunakan musik rekaman.[2]

Tari ini hidup dan berkembang dalam budaya Minangkabau. Seni pertunjukan ini selalu ditampilkan sebagai pelengkap (penyemarak) upacara, seperti upacara pengangkatan kepala suku, upacara pernikahan, dan acara perhelatan, yang berfungsi sebagai hiburan. [3]

Sejarah

Tari Balanse Madam muncul dari tumbuhnya kesenian di Padang ketika bangsa Portugis datang ke pantai barat Pulau Sumatera pada abad ke-16. Pada saat itu bangsa Portugis datang sebagai pedagang dan membawa penduduk imigran dari Nias untuk bekerja sebagai buruh atau pembantu di pelabuhan bagi bangsa Portugis. Penduduk tersebut mayoritas ditempatkan daerah Muara Padang dan di berbagai daerah lain seperti Pariaman, Pasar Usang, dan Muara Sakai Pesisir Selatan.

Bekerjanya orang-orang Nias yang berada di Padang oleh Portugis menyebabkan terjadinya relasi sosial budaya antara kedua suku bangsa tersebut. Relasi tersebut turut menularkan suatu bentuk kesenian yakni tari Balanse Madam. Pada awalnya, Tari Balanse Madam muncul karena seringnya terjadi kontak (hubungan) sosial antara bangsa Portugis dengan orang Nias sebagai pekerja. Bangsa Portugis selalu memeperkenalkan tarian dalam bentuk tari pergaulan seperti dansa kepada orang-orang Nias ketika mereka mengadakan pesta. Tidak hanya tarian, bangasa Portugis juga menyebarkan pengaruh kesenian dan musiknya di Kota Padang.

Melihat pengaruh seni dari bangsa Portugis, seniman atau masyarakat Nias yang memiliki kemampuan rasa estetis dan jiwa seni, mulai mengembangkan pola-pola gerak tari pergaulan yang dilakukan oleh bangsa Portugis tersebut. Karena kreativitas orang-orang Nias pula lah muncul tari Balanse Madam yang diadaptasi dari tarian Dansa bangsa Portugis. Konsep gerak tari tersebut berakar sepenuhnya dari dasar gerak tari tradisi di kampung halaman orang Nias, seperti Maena dan Hiwõ. Gerak tari tersebut juga dikombinasikan dengan gerakan tarian Melayu. Tarian Melayu pada masa itu juga sedang berkembang di tengah bangsawan perkotaan atau Bandar di pulau Sumatera.

Tari Balanse Madam sudah memiliki generasi penerus lebih dari dua generasi penerusnya. Tari tersebut juga dilestarikan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang didaftarkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2020 dengan nomor registrasi 202001096.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Warisan Budaya Takbenda | Beranda". warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-05-29. 
  2. ^ Fatrina, Novina Yeni; Stevenson, Yan (2018-03-06). "Perubahan Dan Keberlanjutan Tari Balanse Madam Di Lingkungan Masyarakat Nias Padang". Mudra Jurnal Seni Budaya (dalam bahasa Inggris). 33 (1): 93–103. doi:10.31091/mudra.v33i1.318. ISSN 2541-0407. 
  3. ^ RISNAWATI (2002). "Tari Balanse Madam dalam masyarakat Nias di Padang Sumatera Barat". Universitas Gadjah Mada.