Bahasa Betawi

bahasa yang dituturkan di Indonesia
Revisi sejak 30 November 2021 18.49 oleh Kalakutjet (bicara | kontrib)

Bahasa Betawi (Basè Betawi, Jawi: باسا بتاوي) adalah bahasa ibu yang dituturkan oleh Suku Betawi yang mendiami daerah Jakarta dan sekitarnya.[3][4] Bahasa ini termasuk dalam ragam bahasa Melayu Pasar, yang sudah sedari dahulu dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari oleh orang Betawi dan pendatang di ibukota dan sekitarnya. Bahasa ini banyak menyerap kosakata dari berbagai bahasa asing, seperti; Belanda, Portugis, Arab, Farsi, Hokkien, dan juga bahasa Austronesia lain; Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Ambon, dll., imbas para imigran dan budak multietnis yang didatangkan dari berbagai tempat ke Batavia oleh VOC pada abad ke 16-18, juga perdagangan dan pertukaran yang terjadi sejak ratusan tahun.[5]

Bahasa Betawi
BPS: 0082 5
Basè / Basa Betawi
باسا بتاوي
Dituturkan diDKI Jakarta

Jawa Barat

Banten

Penutur
5 juta (2000)
Lihat sumber templat}}
Dialek
Status resmi
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kode bahasa
ISO 639-1-
ISO 639-2bew
ISO 639-3bew
Glottologbeta1252[1]
IETFbew
BPS (2010)0082 5
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6b Threatened
Bahasa Betawi dikategorikan sebagai C6b Threatened menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mulai terancam dan mengalami penurunan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 6°13′S 107°1′E / 6.217°S 107.017°E / -6.217; 107.017 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa ini pun juga turut menjadi dasar atas bahasa gaul (ragam Indonesia tak-baku), yang digunakan orang-orang di Jabodetabek, dan menyebar ke seluruh Indonesia, karena penayangan media yang jakartasentris. Laras ini memiliki ciri khas, yaitu sebagian kosakata dengan fonem /a/ pada suku akhir tertutup berubah menjadi /ə/, dan akhiran /-in/ untuk mengganti sufiks /-kan/ pada bahasa Indonesia.[6]

Contoh kosakata bahasa Betawi

Betawi Pinggiran Betawi Tengahan Bahasa Indonesia
apah apè apa
sapah siapè siapa
pegimanah begimanè bagaimana
ngapah/napah napè/ngapè kenapa
ada' adè ada
iya'/iyah iyè iya (baiklah)
baè' ajè saja
kaga'/ora' kaga'/ngga' tidak
guah/sayah gua/guè/ayè aku
baba' babèh ayah
bagén biarin biarkan
pisan/bangat amat/banget sangat
ngamprak berarakan berantakan
ilok? masa'? apa benar?

Dialek-dialek Bahasa Betawi

Betawi Tengahan

Dialek Tengahan ini dituturkan di pusat kota Jakarta dan sekitarnya, seperti Menteng, Tanah Abang, Kebon Jeruk, Kemayoran. Jatinegara, Palmerah dan kawasan lainnya. Dialek ini memiliki ciri khas, yaitu; umumnya akhiran yang berfonem 'a' pada bahasa Melayu (Bahasa Indonesia) berubah menjadi 'è', seperti pada; ada > adè, apa > apè, siapa > siapè, dan lainnya. Akan tetapi, tidak kesemuanya berubah menjadi demikian, seperti pada contoh kata; buka > buka', nganga > nganga', sapa > sapa, dan doa > do'a.

Contoh kalimat dalam dialek Tengahan:

''Abisan tu bocah asal nyelonong 'ajè si, tumpah dah tu kupi kena sénggol."

"Lantas anak itu asal main lewat saja, alhasil tumpahlah kopi itu tersenggolnya."

"Gini-ari pentér amat panasnyè,'ènaknyè sih jemur rengginang."

"Hari ini panasnya terik sekali, waktunya cocok untuk menjemur rengginang."

Betawi Ora'/Udik

Dialek Ora' atau Udik ini rata-rata dituturkan di pinggiran daerah dari pusat ibukota, seperti Pulo Gadung, Kebayoran Lama, Cakung, Cilandak, Pasar Minggu dan juga Bekasi, Kab. Bekasi, Depok, Tangerang dan Kab. Tangerang.[6] Tidak seperti dialek Tengahan yang mengganti akhiran fonem 'a' menjadi 'è', dialek ini tetap menjadi 'a' (kadang dengan glottal stop), dan sering pula menekan menjadi 'ah', seperti pada contoh; saya > sayah, siapa > sapah, kenapa > napah dan ada > ada', kata > kata', dan iya > iya'.

Contoh kalimat dalam dialek Ora':

"Èèh bujug, la 'itu bocah napah nangkring baè' di wuwungan rumah orang?"

"Astaga, kenapa anak itu berada di atas puncak rumah (bubungan) orang lain?"

"Ètt dah, kunyungan trèkélan baè' si lu, mangkanyah kalo orang-tua ngomong tuh diwaro'in, jato 'kan lu dari pu'unan ."

"Astaga, sudah dibilangi kau malah main panjat pohon, makanya jika orang tua menasehati indahkanlah nasehat tersebut, alhasil jatuhlah kau dari pohon itu."

Tokoh

Tokoh-tokoh bahasa Betawi modern:

  • Firman Muntaco, yang terkenal dengan cerpen/artikel di koran tahun 1960an s.d. 1980an
  • Ganes TH., yang terkenal dengan komik "Si-Jampang: Jago Betawi" yang isinya berbahasa betawi, tahun 1965an
  • Benyamin Sueb, yang terkenal memainkan film-film yang bergenre "bahasa Betawi", tahun 1970an
  • Sjumandjaja, yang terkenal sebagai sutradara film "Si Doel: Anak Betawi", tahun 1970an

Acara televisi

Acara TV (Televisi) yang menggunakan bahasa Betawi dalam acaranya ialah;

Bacaan

  • S. Wallace (1976). Linguistic and Social Dimensions of Phonological Variation in Jakarta Malay. PhD. Dissertation, Cornell University.
  • Klarijn Loven (2009). Watching Si Doel: Television, Language and Cultural Identity in Contemporary Indonesia, 477 halaman, ISBN-10: 90-6718-279-6. Penerbit: The KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies at Leiden.
  • Lilie M. Roosman (April 2006). Lilie Roosman: Phonetic experiments on the word and sentence prosody of Betawi Malay and Toba Batak, Penerbit: Universiteit Leiden

Buku-buku yang menjadi pastokan "Sastra Betawi" adalah:

Referensi

  1. ^ a b Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Betawi". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Betawi". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  3. ^ Chaer, Abdul. Folklor Betawi : kebudayaan & kehidupan orang Betawi. ISBN 9786029625691. OCLC 843021310. 
  4. ^ Nothofer, Bernd (1995-06). "The History of Jakarta Malay". Oceanic Linguistics. 34 (1): 86. doi:10.2307/3623113. 
  5. ^ Chaer, Abdul (2012). Folklor Betawi : kebudayaan & kehidupan orang Betawi (edisi ke-Cetakan pertama). Beji Timur, Depok. ISBN 978-602-96256-9-1. OCLC 843021310. 
  6. ^ a b Chaer, Abdul (2009). Kamus dialek Jakarta. Abdul Chaer (edisi ke-Ed. rev). Depok: Masup Jakarta. ISBN 978-979-15706-7-1. OCLC 437055594. 

Pranala luar