H.B. Saanin

Prof. dr. Hasan Basri Saanin, Datuk Tan Pariaman atau biasa disingkat H.B. Saanin (9 Juni 1917 – 18 Maret 1988) adalah dokter dan guru besar psikiatri Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Ia dikenal gigih memperjuangkan layanan kesehatan jiwa di Sumatra Barat. Namanya kini dikenal sebagai nama rumah sakit jiwa milik Pemerintah Provinsi Sumatra Barat di Kota Padang.

Hasan Basri lahir di Kayu Kalek, Kambang, Lengayang, Pesisir Selatan, Sumatra Barat pada 9 Juni 1917. Ia anak ketiga dari delapan bersaudara. Ia menyelesaikan pendidikan Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Ia lulus dari Nederlandsch-Indische Artsen School (NIAS) atau Ika Daigaku Surabaya pada 27 November 1945. Semula ia bercita-cita menjadi ahli hukum, tetapi kelak ia menjadi psikiater.

Hasan Basri lama berkarier di rumah sakit. Ia pernah menjabat Kepala Rumah Sakit Umum (RSU) Bukittinggi, Direktur RSU dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sawahlunto dan Ulu Gadut di Padang, RSJ Cimahi, RSJ Bandung, dan RSJ Cisarua selama total 28 tahun. Ia juga pernah menjabat Pengawas Kepala Jawatan Kesehatan Sumatera Tengah.

Hasan Basri diangkat sebagai guru besar/profesor ilmu psikiatri Universitas Padjadjaran pada 1978. Ia dikenal mampu menguasai dan menggabungkan ilmu hukum dan ilmu psikiatrik. Saat aktif di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat, ia dikenal gigih membela para sejawat yang dituduh melakukan malapraktik.

Denny Thong mencatat Hasan Basri sebagai sosok bersemangat tinggi, disiplin, dan sangat menyayangi keluarga. Para sejawat dan bawahannya mengenangnya sebagai sosok merakyat dan kekeluargaan, walaupun tampilan wajahnya terkesan 'angker'.

Hasan Basri Saanin meninggal dunia di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada Jumat, 18 Maret 1988 setelah sembilan hari dirawat. Ia menderita penyakit liver, paru-paru, ginjal, dan pendarahan di usus. Sebelum meninggal, ia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi muntah darah akibat pendarahan di usus. Operasinya kemudian ditangani oleh ahli bedah, dr. Warko Karnadihardja. Ia meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Pada 2 November 2000, rumah sakit yang dahulu pernah dipimpin Hasan Basri Saanin di Padang diresmikan dengan nama baru yaitu Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Hasan Basri Saanin Datuk Tan Pariaman.