Kacamata togian
Kacamata togian | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | Z. somadikartai
|
Nama binomial | |
Zosterops somadikartai | |
Lokasi Kep. Togian dengan pulau-pulau yang dihuni spesies ini ditandai warna merah |
Kacamata togian (Zosterops somadikartai) adalah nama sejenis burung anggota suku Zosteropidae. Burung ini bersifat endemik di beberapa pulau bagian dari Kepulauan Togian, Sulawesi. Peneliti dari Universitas Indonesia, Mochamad Indrawan dan Sunarto pertama melihatnya di alam pada tahun 1997,[2][3] dan secara resmi burung ini diperikan pada tahun 2008. Nama jenis diambil dari nama Profesor Soekarja Somadikarta, seorang pakar burung Indonesia terkemuka saat ini. Berbeda dari anggota Zosterops lainnya, jenis ini tidak memiliki lingkaran putih di seputar mata.[1][2]
Meskipun belum dievaluasi oleh IUCN, diyakini jenis ini berstatus terancam.[1]
Pengenalan
Kawasan Sulawesi diyakini memiliki setidaknya 9–10 spesies burung kacamata termasuk dari pulau-pulau yang terisolir. Isolasi ini telah mengakibatkan terbentuknya variasi baik dalam morfologi maupun dalam perbedaan suara dan nyanyian.
Zosterops somadikartai sangat mirip tampilannya dengan burung kacamata dahi-hitam (Zosterops atrifrons) namun tanpa ‘kacamata’ (lingkaran) putih di sekeliling matanya. Meski tipis, lingkaran-mata putih Z. atrifrons tampak jelas sekalipun pada burung yang muda. Burung kacamata Togian memiliki ‘topi’ hitam yang tak seberapa besar, warna kuning di tenggorokan yang lebih nyata, pangkal paruh yang jelas berwarna pucat, dan selaput pelangi mata (iris) yang berwarna kemerahan (coklat pada Z. atrifrons). Kacamata Togian juga berbeda dengan Zosterops surdus dari Sulawesi tengah sebelah barat, terutama pada warna zaitun di punggungnya yang lebih pucat dan lebih terang, dan pada warna kuning di tenggorokan yang lebih nyata. Selanjutnya jenis ini berbeda dengan Zosterops subatrifrons dari Pulau Peleng dan Banggai pada tiadanya lingkaran-mata putih di seputar matanya, dada yang lebih abu-abu, dan topi hitam yang kurang lebar. Burung kacamata makasar (Zosterops anomalus) dari Sulawesi selatan juga tak memiliki lingkaran-mata putih, tetapi ia memiliki bintik-bintik putih kecil di seputar matanya. Dalam pada itu diketahui pula adanya perbedaan pada pola dan tinggi nada nyanyian Z. somadikartai dibandingkan dengan spesies-spesies Zosterops yang lainnya yang ada di wilayah berdekatan.[1]
Agihan dan status
Holotipe jenis ini dikoleksi dari Pulau Malenge, pada ketinggian sekitar 50 m di atas muka laut. Kacamata togian teramati keberadaannya di pulau-pulau Malenge, Binuang, Talatakoh dan dua lokasi di P. Batudaka; semuanya tak jauh dari pantai. Habitatnya meliputi hutan bakau hingga ke vegetasi sekunder dan kebun-kebun kelapa, cengkeh, kakao, dan durian. Burung ini tampak senang berkelompok, bergerak dalam gerombolan berdua atau bertiga.[1]
Burung ini tidak didapati di Pulau Togian dan Walea. Pelbagai sigi yang dilakukan memberikan gambaran bahwa keseluruhan populasi burung ini ditemui pada wilayah dengan luas kurang dari 5000 km2, dan dengan demikian tergolong ke dalam kriteria status “Terancam kepunahan” (Endangered; EN, B, 1, a, b, iii) menurut IUCN.[1]
Referensi
- ^ Lompat ke: a b c d e f Mochamad Indrawan, Pamela C. Rasmussen, and Sunarto (2008) "A New White-Eye (Zosterops) from the Togian Islands, Sulawesi, Indonesia" The Wilson Journal of Ornithology 120(1): 1-9 (abstrak)
- ^ Lompat ke: a b Science Codex:Zosterops somadikartai - new bird species discovered in Indonesia
- ^ Fox, Maggie (2008-03-14), New bird discovered in Indonesia, MSNBC, diakses tanggal 2008-03-15
Pranala luar
- Science Codex: Zosterops somadikartai - new bird species discovered in Indonesia (contains illustration)
- News release Diarsipkan 2008-05-14 di Wayback Machine.
- Photograph of a dead bird Diarsipkan 2016-03-03 di Wayback Machine.
- Spesies Burung Baru Ditemukan di Kepulauan Togian Berita di mediaindonesia daring, akses 20 Maret 2008.