Ekologi pangan

Revisi sejak 3 Januari 2022 15.03 oleh Abraham Lawas (bicara | kontrib) (Saya menambahkan definisi pangan dan ekologi, tujuan ekologi pangan, sistem pangan dan gizi, namun masih perlu banyak diperbaiki lagi)

Ekologi berasal dari kata oikos dan logos, adalah cabang ilmu yang mengkaji habitat dan interaksi diantara benda hidup dengan alam sekitar (pakar biologi Jerman Ernst Haeckel, 1866).[1] Ekologi bertumpu pada distribusi dan jumlah organisme dan bagimana keduanya mempengaruhi ciri dan sifat alam sekitar; pengaruh organisme terhadap alam sekitar, dan sebaliknya. Ekologi berhubungan erat dengan tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan (Supriyanto, 2012).[2] Manusia memerlukan zat gizi sebagai menjalankan fungsi tubuh. Kekurangan dan kelebihan gizi dalam setiap daur kehidupan menyebabkan masalah gizi di masyarakat. Masalah gizi dapat dilihat dengan pendekatan system pangan dan gizi, meliputi subsistem produksi, subsistem pengolahan, subsistem distribusi, dan subsistem kesehatan dan gizi (Supriyanto, 2012)[2]. Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus tersedia setiap saat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, aman, bergizi dan terjangkau oleh daya beli masyarakat (Almatsier, 2009).[3] Secara definitive menurut Undang-Undang RI nomor 7 tahun 1996, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daa hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi manusia. Termasuk di dalamnya adalah bahan tambahan pangan (BTP), bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman (Tejasari, 2005).[4]

Secara klasik, kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energy, membangun, dan memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, saat ini kata gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, disamping untuk kesegatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja. Oleh karena itu, gizi dianggap penting untuk memacu pembangunan khususnya dalma pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas (Almatsier, 2001).[3] Pada umumnya, zat gizi yang terdapat dalam pangan disebut gizi pangan, yaitu zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia. Zat gizi tidak hanya berasal dari pangan, karena dapat pula diproduksi secara buatan atau sintetis (Almatsier, 2001).[3]

Tujuan Ekologi Pangan dan Gizi

Manusia memerlukan zat gizi sebagai menjalankan fungsi tubuh. Kekurangan dan kelebihan gizi dalam setiap daur kehidupan menyebabkan masalah gizi di masyarakat. Masalah gizi dapat dilihat dengan pendekatan sistem pangan dan gizi, meliputi subsistem produksi, subsistem pengolahan, subsistem distribusi, dan subsistem kesehatan dan gizi. Pangan dan Gizi adalah suatu gabungan kata yang sulit dipisahkan karena berbicara gizi haruslah menyangkut pangan dan bahan makanan, dan ini tidak berarti bahwa bahan pangan yang tidak bergizi menjadi tidak penting artinya. Pangan dan gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan hakiki rakyat Indonesia (Khomsan, 2004).[5] Tujuan dari ekologi pangan dan gizi yaitu: Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan, Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga, Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih, dan Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat.

Sistem Pangan dan Gizi

Oleh karena keterkaitan gizi dengan berbagai faktor seperti pertanian, sosial, ekonomi, dan budaya maka perbaikan gizi masyarakat dilakukan dengan pendekatan sistem yang lazim dinamakan sistem pangan dan gizi. Suatu sistem adalah serangkaian komponen atau unsur yang saling terkait menuju suatu tujuan yang sama. Sistem pangan dan gizi mempunyai tujuan meningkatkan dan mempertahankan suatu gizi masyarakat dalam keadaan optimal. Sistem pangan dan gizi mempunyai empat komponen yaitu:

Peyediaan Pangan

Distribusi Makanan

konsumsi makanan

utilisasi makanan

  1. ^ Haeckel, Ernst Heinrich Philipp August (1866). Generelle morphologie der organismen. Allgemeine grundzüge der organischen formen-wissenschaft, mechanisch begründet durch die von Charles Darwin reformirte descendenztheorie, von Ernst Haeckel. Berlin,: G. Reimer,. 
  2. ^ a b Hidayat, Herman (2015). Pengelolaan Hutan Lestari: Partisipasi, Kolaborasi dan Konflik. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-968-1. 
  3. ^ a b c Almatsier, Sunita (2002). Prinsip dasar ilmu gizi. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-655-686-1. 
  4. ^ Meiflorisa, Ertriani Anindya; Tejasari, Tejasari; Giyarto, Giyarto (2017-10-02). "INDEKS GLIKEMIK NUGET TEMPE SAWI PECAY". JURNAL AGROTEKNOLOGI. 11 (1): 35. doi:10.19184/j-agt.v11i1.5441. ISSN 2502-4906. 
  5. ^ Khomsan, Ali. "Food frequency and nutritional status of Asian children in the WIC program". Iowa State University.