Bener, Kepil, Wonosobo
Bener adalah sebuah desa yang sangat tenang dengan alamnya yang masih didominasi oleh sungai, persawahan, dan hutan. Terletak di kecamatan Kepil yang merupakan pertemuan jalur transportasi darat yang menghubungkan Kota Wonosobo, Purworejo, dan Magelang. Desa ini berjarak 30 km atau waktu tempuh sekitar 50 menit baik dari Kota Purworejo maupun Wonosobo, berjarak 40 km dari Kota Magelang, dan sekitar 75 km dari Yogyakarta (sekitar 2 jam perjalanan).
Bener | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Wonosobo | ||||
Kecamatan | Kepil | ||||
Kode Kemendagri | 33.07.02.2006 | ||||
Luas | 4,68 km2 | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Geografi
Desa ini dilewati oleh aliran sungai Bener dan sungai Bogowonto. Dari peta google earth dapat diamati bahwa aliran sungai Bogowonto di desa ini membentuk lembah berbentuk cekungan runcing di sekitar sungai, tidak terlalu lebar tapi sangat curam. Memang seperti itulah kondisi geografis desa ini. Bahkan karena potensi inilah desa Bener akan dibuat mega proyek bendungan terpanjang di Indonesia.
Pendidikan
Meskipun terhitung terletak di pelosok Kabupaten, desa ini memiliki angka pendidikan yang cukup baik. Setidaknya pendidikan yang ditamatkan oleh warganya adalah SMA dan perguruan tinggi. Hal ini tentunya cukup mengesankan karena telah aktif berperan serta dalam program pemerintah WAJAR 9 TAHUN. Setidaknya lebih dari 40% dari pemuda desa Bener melanjutkan ke pendidikan tinggi. Dan sisanya merupakan lulusan SMA.
Di desa ini setidaknya terdapat tiga sekolah dasar dan satu sekolah menengah pertama, yakni:
MI dan MTs Muhammadiyah, yang terletak di kompleks perguruan Muhammadiyah desa Bener. MI Ma'arif, terletak di dusun Bener Kidul. SD Negeri, terletak di dusun Ngadirojo Kulon.
Mata Pencaharian
Perputaran uang di desa ini memang diakui sangat lambat. Sangat sulit untuk mencari penghasilan dengan berdagang di desa ini. Oleh karena itu, pekerjaan yang ditekuni masyarakat desa ini secara garis besar dapat dibagi menjadi empat kelompok: petani, buruh, usahawan, dan guru/dosen.
Para petani biasanya mengolah ladang mereka yang terletak di pinggir sungai Bogowonto, sementara para buruh sebagian besar pergi ke kota, hidup sebagai urban dan jarang yang kembali lagi ke desa ini setelah mereka sukses di kota besar. Sementara para pebisnis biasanya memanfaatkan desa ini akan potensi kayu yang masih banyak tersedia di desa ini.
Prestasi
Juara I (Lomba Desa) Gerakan Sayang Ibu tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2008.