Rotiboy

perusahaan asal Malaysia
Revisi sejak 29 Januari 2022 03.04 oleh Symphonium264 (bicara | kontrib) (Membatalkan 1 suntingan oleh Revonteknologi (bicara) ke revisi terakhir oleh Basrizal Abdullah)

Rotiboy adalah produk roti asal Malaysia yang didirikan di bulan April 1998 di Bukit Mertajam, Penang oleh Hiro Tan mantan dosen di bidang ekonomi yang kemudian memutuskan untuk membuka usaha toko roti sendiri dengan menawarkan roti dengan model tempurung dan berkulit renyah dengan rasa mentega yang khas.

Rotiboy Bakeshoppe Sdn Bhd
IndustriMakanan dan Minuman
Didirikan1998
PendiriMr. Hiro Tan
Kantor pusatRawang Integrated Industrial Park,48000 Rawang,Selangor,Malaysia
Situs webhttp://www.rotiboy.com/
Facebook: RotiboyMalaysia X: rotiboykorea Instagram: rotiboyindo Modifica els identificadors a Wikidata

Indonesia menjadi negara pertama yang memperoleh hak waralaba memasarkan produk dan merek Rotiboy. Hal ini tidak terlepas dari empat sekawan yang menjadi pemegang master franchise-nya, yakni: Melanie Muhidin (Lala), Noviana Budiman (Nana), Jullie Budiman, dan Liza Marina Sutanto. Kini, di tangan keempat wanita itu nama Rotiboy di Indonesia semakin melejit dengan 31 gerai Rotiboy yang tersebar di berbagai kota di Tanah Air.

Perkembangan di Indonesia

Rotiboy di Indonesia bermula dari perjalanan Lala ke Malaysia,[1] yang kebetulan sempat mencicipi roti itu. Karena rasanya yang khas, Lala membawa Rotiboy sebagai oleh-oleh buat keluarga, dan juga ketiga sahabatnya. Di lain waktu, dalam perjalanan bisnisnya ke Kuala Lumpur, Jullie pun menyempatkan diri mampir ke gerai Rotiboy, dan membelinya untuk oleh-oleh.

Di Malaysia sendiri Rotiboy cukup digandrungi. Bahkan ada beberapa toko roti yang mencoba meniru rasa dan bentuk yang mirip Rotiboy.

Keempat Srikandi ini pun memutuskan untuk mendatangi pemilik merek Rotiboy supaya dapat memperoleh hak waralabanya di Indonesia. Lala yang dijagokan oleh ketiga sahabatnya untuk menemui Hiro Tan di Kuala Lumpur. Namun, proses meyakinkan Hiro butuh waktu yang cukup panjang: hingga satu tahun. Apalagi Lala dkk. bukanlah orang Indonesia pertama yang menghadap Hiro buat mendapatkan hak waralaba ini. Di bulan Mei 2004, Hiro secara resmi memberikan hak master franchise untuk Indonesia pada keempat wanita itu. Mereka butuh waktu 6 bulan buat mempersiapkan Rotiboy hingga bisa ditawarkan ke masyarakat.

Dengan modal Rp 1 miliar, gerai Rotiboy pertama buka di Menara BNI, dengan mempekerjakan 15 karyawan. Respons pasar sangat baik. Bahkan, ketika peluncuran terlihat antrean sangat panjang untuk bisa mencicipi Rotiboy.

Bahan bakunya dibuat di pabrik (dapur) Rotiboy yang berlokasi di Kemanggisan, Jakarta Barat dan 6 bulan kemudian gerai Rotiboy kedua sudah bisa dibuka di Pasaraya Grande, Blok M Jaksel. Sekarang semua gerai Rotiboy memperoleh pasokan adonan dari dapur mereka yang sekarang dipindah ke Batu Ceper, Tangerang. Pabrik itu memiliki kapasitas produksi hingga 30 ribu unit per hari. Pasokan adonan didistribusikan untuk dipanggang oleh karyawan di masing-masing gerai. Sementara resep dipusatkan di pabrik mereka untuk tetap menjaga keaslian resep.

Pranala luar

Catatan kaki

  1. ^ http://forum.vibizportal.com/archive/index.php?t-22688.html, "Kisah perjalanan rotiboy" 2011