Huta Siallagan
Huta Siallagan adalah sebuah kawasan wisata di tepian Danau Toba, wisata peninggalan budaya Batak Toba, dengan latar belakang Rumah Bolon. Huta Siallagan berada di desa Ambarita, kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, provinsi Sumatra Utara. Setelah direvitalisasi, Huta Siallagan diresmikan kembali oleh presiden Indonesia Joko Widodo, pada 2 Februari 2022.[1] Huta Siallagan terkenal dengan Batu Persidangan, peninggalan budaya Batak Toba.[2]
Huta Siallagan | |
Huta Siallagan, Samosir | |
Informasi | |
---|---|
Lokasi | Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara |
Negara | Indonesia |
Pemilik | |
Pengelola | Pemerintah Kabupaten Samosir |
Dibuat oleh | Kementerian PUPR (Revitalisasi) |
Penyelesaian | 2 Februari 2022 |
Jenis objek wisata | Wisata adat |
Gaya | Batak Toba |
Luas | 0,011 km2 |
Arti Nama
Dalam bahasa Batak Toba, Huta artinya desa atau permukiman. Maka, Huta Siallagan diartikan sebagai Desa Siallagan.[3] Siallagan adalah marga atau klan Batak Toba, keturunan dari Raja Naimbaton yang mengikuti garis keturunan Raja Isumbaon, putra kedua Raja Batak.[3]
Sejarah
Huta Siallagan sudah ada sejak lama, akan tetapi proses pembangunan berkelanjutan belum dilakukan. Tahun 2019, presiden Indonesia Joko Widodo bersama istrinya Iriana Joko Widodo, melakukan kunjungan ke kawasan ini. Kemudian, Joko Widodo menginstruksikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, agar melakukan revitalisasi kawasan ini.[4] Penataan kembali kawasan ini, bersamaan dengan revitalisasi Kampung Ulos Huta Raja di Pangururan.[4] Joko Widodo mengatakan bahwa Huta Siallagan sudah dikelilingi oleh bangunan-bangunan modern, sementara Huta Siallagan tidak tertata baik, sehingga perlu diperbaiki.[2]
Huta Siallagan sudah dibangun pada masa pemerintahan pemimpin Huta pertama, yakni Raja Laga Siallagan. Setelah itu dilanjutkan oleh pewarisnya yakni Raja Hendrik Siallagan, hingga keturunan Raja Ompu Batu Ginjang Siallagan. Saat ini, sejumlah keturunan dari Raja Siallagan masih berada di sini, khususnya di desa Ambarita, di mana Huta Siallagan berada. Makam nenek moyang mereka juga masih bisa ditemukan di Huta Siallagan.[3]
Revitalisasi
Penataan ulang mulai dilakukan tahun 2020 hingga tahun 2021. Penataan yang dilakukan meliputi revitaliasi Rumah Bolon Eksisting, Ekstensi Rumah Bolon, pembangunan Rumah Bolon yang baru, pembangunan pusat suvenir, perbaikan Batu Persidangan, perbaikan Sopo Anting, dan penambahan sarana dan prasarana pendukung lainnya.[4]
Pasca direvitalisasi, Joko Widodo meresmikan kembali Huta Siallagan pada tanggal 2 Februari 2022. Dalam acara peresmian tersebut, hadir pula Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan, kemudian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan bupati Kabupaten Samosir Vandiko Timotius Gultom.[1]
Batu Persidangan
Luas Huta Siallagan sekitar 11.000 meter persegi yang dikelilingi oleh tembok batu berukuran 1,5 hingga 2 meter. Bangunan tembok atau dinding terbuat dari batu dengan struktur rapi. Tembok ini sendiri pernah dilengkapi dengan benteng pertahanan dan bambu runcing untuk melindungi desa dari binatang buas dan juga serangan dari suku lain.[3]
Memasuki kawasan Huta Siallagan, sejumlah rumah adat Batak Rumah Bolon dan Sopo akan ditemukan di tempat ini. Bangunan yang menjadikan Huta Siallagan istimewa adalah adanya sekumpulan kursi batu besar yang dipahat melingkari meja batu. Kumpulan artefak furnitur batu ini disebut Batu Parsidangan, yang artinya “Batu untuk Pertemuan dan Ujian”. Batu-batu ini diyakini sudah berusia lebih dari 200 tahun. Kemudian, di tengah-tengah Huta Siallagan terletak Pohon Hariara, pohon ini dianggap sebagai pohon suci oleh orang Batak.[3]
Pada zaman dulu, Batu Persidangan menjadi tempat mengadili pelaku kejahatan. Kejahatan yang dimaksud diantaranya mencuri, membunuh, memperkosa, dan juga menjadi mata-mata musuh. Kejahatan ringan, maka pelaku akan diberikan sangsi berupa hukuman pasung. Sementara kejahatan berat maka pelaku dapat dijatuhi hukuman pancung. Hari pelaksaan penghukuman dilakukan ketika si pelaku dalam keadaan lemah. Pelaku kejahatan pada masa itu, uumumnya dilakukan oleh penduduk yang memiliki ilmu hitam.[5]
Referensi
- ^ a b Prasetyo, Andhika (2 Februari 2022). "Resmikan Penataan Huta Siallagan, Presiden: Tertata Rapi dan Berkelas". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 5 Februari 2022.
- ^ a b Prihatin, Intan Umbari (2 Februari 2022). "Jokowi Resmikan Penataan Huta Siallagan: Kita Harap Jadi Destinasi Wisata". www.merdeka.com. Diakses tanggal 5 Februari 2022.
- ^ a b c d e "Huta Siallagan: Ancient Batak Village on Samosir Island". www.indonesia.travel (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Februari 2022.
- ^ a b c Maulana, Sapri (3 Februari 2022). "Jokowi Resmikan Huta Siallagan - Kampung Ulos Huta Raja, Telan Biaya Rp 55,8 M". nasional.tempo.co. Diakses tanggal 5 Februari 2022.
- ^ Akbar, Syafrullah (17 Juni 2020). "Kisah Batu Persidangan di Huta Siallagan Samosir". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 5 Februari 2022.