PSM Makassar
Persatuan Sepak bola Makassar (disingkat PSM Makassar) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, yang dikenal dengan julukan Pasukan Ramang atau Juku Eja. PSM Makassar saat ini bermain di BRI Liga 1, setelah sebelumnya pernah bermain di Liga Primer Indonesia. PSM Makassar merupakan salah satu tim terkuat di Indonesia dan telah mewakili Indonesia di kompetisi Liga Champions Asia sebanyak tiga kali. PSM Makassar merupakan tim dengan catatan prestasi paling stabil di pentas Liga Indonesia, dengan sekali menjadi juara, sembilan kali runner up, dan hanya sekali gagal masuk putaran final. PSM Makassar adalah tim tertua di Indonesia. Pada tahun 2014, PSM Makassar kembali ke Liga Super Indonesia setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI.
Nama lengkap | Persatuan Sepak bola Makassar | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | Juku Eja (Ikan Merah) Ayam Jantan dari Timur | |||
Berdiri | 2 November 1915 dengan nama Makassar Voetbal Bond (MVB) | |||
Stadion | Stadion Andi Mattalatta Madya Stadium (Pertandingan Piala AFC) (Kapasitas: 15,000) | |||
Pemilik | PT Persaudaraan Sepak Bola Makassar[1] (pemilik) Bosowa Corporation Grup | |||
CEO | Munafri Arifuddin | |||
Pelatih Kepala | Joop Gall | |||
Liga | BRI Liga 1 | |||
2021 | 12 | |||
Situs web | Situs web resmi klub | |||
| ||||
Musim ini |
Sejarah
Persatuan Sepak bola Makassar atau lebih populer dengan sebutan PSM Makassar, adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tim berjuluk Juku Eja yang juga biasa dijuluki Ayam Jantan dari Timur, merupakan salah satu tim terkuat di pentas sepak bola nasional. Kisah terbentuknya PSM Makassar dimulai pada 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian tercatat sebagai embrio PSM. Dalam perjalanannya, MVB menampilkan putra-putra pribumi di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda, seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal dan cukup disegani. Pada masa itu, sekitar 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia. Pendek kata, MVB langsung melejit sebagai klub ternama. Sayang pada usianya yang ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Itu karena orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap, sedangkan pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa. Sebagiannya lagi dikirim ke Myanmar. MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia kala itu. Apalagi Jepang menerapkan aturan segala yang berbau Belanda harus dimusnahkan. Tak terkecuali itu adalah klub sepak bola. Sebaliknya, untuk mencari dukungan penduduk setempat, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar). Pada dekade 1950, PSM mulai melakukan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Salah satunya yang paling fenomenal tentunya adalah Ramang. Bahkan kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM dan tercatat dalam sejarah sepak bola nasional sebagai legenda itu tetap dikenang hingga saat ini. Mungkin itu pula yang membuat tim ini terkadang dijuluki Pasukan Ramang. PSM pertama kali menjadi juara perserikatan pada 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan di partai final yang digelar di Medan. Sejak saat itu PSM menjadi kekuatan baru di jagad sepak bola Indonesia. Lima kali gelar juara perserikatan mereka raih serta beberapa kali runner-up pada era sepak bola profesional, tim ini pernah mencatat prestasi mengesankan dengan menjadi The Dream Team ketika mengumpulkan sejumlah pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Julianto, yang dikombinasikan dengan pemain asli Makassar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. Hebatnya, PSM kala itu hanya dua kali menelan kekalahan dari 31 pertandingan yang mereka mainkan.
Pra kemerdekaan
Kisah sejarah PSM Makassar dimulai pada tanggal 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian hari tercatat sebagai embrio Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar). Dalam perjalanan prestasinya, MVB menampilkan orang-orang bumi putera di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal sekaligus promotor yang disegani kalangan Belanda. Pada masa itu, sekitar tahun 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam negeri dan luar negeri, di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia.
Pada usianya ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap. Pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa, dan sebagian dikirim ke Burma (kini Myanmar). MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia. Di Makassar, ketika itu segala yang berbau Belanda mutlak dilenyapkan, sebaliknya untuk mencari dukungan penduduk, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. Dan MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM).
Pasca kemerdekaan
Saat Indonesia terlepas dari penjajahan, Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar) mengadakan reorganisasi dan reformasi di bawah pimpinan Achmad Saggaf yang terpilih menjadi sebagai Ketua PSM. Meskipun sederhana, roda kompetisi PSM mulai bergulir dengan baik dan teratur. Udara kemerdekaan ikut memberi napas baru bagi PSM. Tahun 1950, PSM mulai mengadakan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Dan yang paling fenonemal adalah Ramang. Bahkan, kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM hingga kini masih jadi legenda dan tercatat indah dalam sejarah persepak bolaan nasional. Roh dan semangat Ramang pula yang tetap ada dan hidup di tubuh PSM dan membuat kesebelasan ini sempat dijuluki Pasukan Ramang.
PSM pertama kali menjadi juara perserikatan tahun 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan pada partai final yang digelar di Medan. Sejak itu PSM yang dijuluki menjadi kekuatan baru sepak bola Indonesia. PSM menjelma menjadi tim elite. Total lima kali gelar juara perserikatan diraih tim yang lebih sering disebut sebagai Juku Eja atau Ikan Merah, julukan yang diberikan berdasar pada warna kostum yang mereka kenakan. PSM meraih juara perserikatan pada tahun 1959, 1965, 1966, dan 1992.
Liga Indonesia
Ketika tim-tim Perserikatan digabung dengan tim-tim Galatama menjadi Liga Indonesia sejak tahun 1994, PSM selalu masuk jajaran papan atas hingga sekarang. Setiap musim, PSM selalu diperhitungkan dan menjadi salah satu tim dengan prestasi paling stabil di Liga Indonesia. Meski demikian, baru sekali klub ini menjadi juara yakni pada Liga Indonesia tahun 2000, dan selebihnya lima kali menjadi tim peringkat dua pada Liga Indonesia 1995/1996, 2001, 2003, 2004, dan 2018
Saat juara Liga Indonesia PSM mencatat prestasi mengesankan dengan hanya menderita 2 kali kekalahan dari total 31 pertandingan. Saat itu PSM mengumpulkan pilar-pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Yulianto yang dikombinasikan dengan pemain asli Makassar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. PSM merajai pentas Liga Indonesia dengan menjuarai Wilayah Timur, dan di babak 8 besar menjuarai Grup Timur. Di semifinal, PSM mematahkan perlawanan Persija Jakarta, sebelum mengatasi perlawanan gigih Pupuk Kaltim di final yang berkesudahan 3-2.
Sementara itu di level internasional, PSM tercatat satu kali berlaga di Piala Winners Asia dan tiga kali mewakili Indonesia di laga Liga Champions Asia. PSM merupakan klub Indonesia yang stabil hingga saat ini. Bahkan PSM Makassar pernah menjadikan Makassar sebagai tuan rumah Perempat Final Liga Champions Asia pada tahun 2000, di mana saat itu untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Perempat Final LCA yang menghadirkan klub-klub lain dari Asia Timur yakni Jubilo Iwata (Jepang), Shandong Luneng Taishan (China), dan Suwon Samsung Bluewings (Korea).
Salah satu yang menjadi ciri PSM hingga selalu menjadi tim papan atas adalah permainan keras dan cepat yang diperagakan pemainnya, dan dipadu dengan teknik tinggi. Tak hanya itu, pemain PSM juga terkenal tangguh dan tidak cengeng dalam kondisi lapangan apa pun. PSM juga didukung oleh regenerasi yang berkelanjutan dan melahirkan pemain-pemain andalan di tim nasional. Tak hanya itu, kiprah para pemain di lapangan juga didukung oleh deretan pengusaha asal Sulawesi Selatan yang bergantian mengurusi PSM.
PSM Makassar yang juga dijuluki Ayam Jantan Dari Timur memiliki sekitar 24 kelompok suporter, diantaranya adalah The Macz Man, Laskar Ayam Jantan (LAJ), Mappanyuki, Ikatan Suporter Makassar (ISM), Suporter Hasanuddin, Suporter Dealos, Suporter Reformasi, Komando, Suporter Bias, Suporter Kubis, Karebosi, Gunung Lokong, Suporter PKC (Pongtiku, Kalumpang, dan Cumi-cumi, Red Gank (Pattene), KVS, Zaiger, Antang Communitty.
Pada Desember 2010, PSM Makassar memutuskan untuk mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia. PSM kemudian memutuskan untuk bergabung ke Liga Primer Indonesia dengan melakukan merger dengan Makassar City FC yang sudah lebih dulu menjadi anggota LPI. Nama yang kemudian dipergunakan adalah PS Makassar (tetap disebut sebagai PSM Makassar dalam berbagai pemberitaan).[2] PSM berhasil menjadi juara 3 di musim Liga Primer Indonesia 2011 di bawah Persebaya 1927 dan Persema Malang.
Pada musim 2011 sampai 2013, PSM Mengikuti kompetisi Liga Prima Indonesia dibawah naungan PSSI. Berada di peringkat 6 musim 2011–2012, dan peringkat 6 pula di musim 2013.
Liga Super Indonesia
Pada tahun 2014, PSM Makassar kembali ke Liga Super Indonesia setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI yang pada musim 2015 berganti nama menjadi QNB League, setelah terjadi kesepakatan PT. Liga Indonesia dengan QNB Group dari Qatar.
Tahun 2020 Stadion Andi Mattalatta Mattoangin terpaksa harus rata dengan tanah, demi adanya pembangunan Stadion yang baru seperti yang di janjikan pemerintah, namun PSM sepertinya akan bermain di luar Makassar pada laga kandangnya karena hingga saat ini (2021) belum ada kejelasan tentang pembangunan kembali Stadion tersebut.
Stadion
Stadion Andi Mattalata, dahulu bernama Mattoangin didirikan tahun 1955 dan merupakan pusat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional yang ke-4 pada tahun 1957 dan saat ini merupakan markas PSM Makassar. Stadion ini memiliki kapasitas untuk 20.000 orang. Sebelum Stadion Utama Gelora Bung Karno dibangun tahun 1962, stadion ini termasuk salah satu stadion terbesar di Indonesia dan sering dipakai untuk menggelar pertandingan sepak bola internasional.
Stadion ini pernah menjadi tuan rumah babak 8 besar Piala Champions Asia 2001 dimana semua pertandingan di grup Asia Timur termasuk PSM dihelat di stadion ini dan untuk pertama kalinya Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah di kancah asia di stadion Andi Mattalatta Mattoanging Makassar.
Pada musim 2014, PSM Makassar terpaksa harus berlaga diluar Sulawesi Selatan yakni menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, setelah Stadion Andi Mattalata tidak lolos verifikasi PT Liga Indonesia untuk mengikuti Liga Super Indonesia 2014. Setahun kemudian, dilakukan renovasi stadion setelah manajemen PSM mengadakan kesepakatan dengan pihak Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS) selaku pengelola stadion. Di Liga Super Indonesia 2015, PSM kembali bermarkas di Makassar.
PSM diperkirakan akan menggunakan Stadion Barombong pada masa yang akan datang.
Prestasi
Liga Domestik
- Perserikatan (1931-1994), Divisi Utama (1994-2008), LSI (2008-2010), LPI (2011), IPL (2012-2013), LSI (2014),ISC A (2016), Liga 1 (2017-sekarang):
Piala Domestik
- Jusuf Cup
- Juara (7): 1965, 1967, 1975, 1978, 1980, 1984, 1999
- Soeharto Cup
- Juara (1): 1974
- Piala Tugu Muda (Semarang)
- Juara (1): 1980
- Habibie Cup
- Juara (4): 1993, 1995, 1996, 1997
- T.D Pardede Cup
- Juara Tahun 1999[butuh rujukan]
- Sjarnoebi Cup
- Juara (1): 2005
- Piala Makassar
- Juara (1): 2009
- Walikota Ternate Cup
- Juara (1): 2012
- Piala Jenderal Sudirman
- Babak grup (1): 2015
- Piala Presiden
- Piala Indonesia
- Juara (1): 2018/2019
Kejuaraan Asia
- Supercup Asia
- Juara (1): 2018
- Piala AFC
- Semifinalis Zona ASEAN (1): 2019
- Penyisihan Grup (1): 2020
Internasional
- Ho Chi Minh City Cup
- Juara (1): 2001
Lambang dan kostum
Semenjak tahun 1950-an, klub-klub yang dulunya merupakan bentukan Belanda mutlak mesti di bawah kendali pemerintah daerah. Ini karena saat bertarung di kejuaraan nasional mereka membawa panji-panji daerah. Jadi seperti halnya klub sepak bola lain pada era Perserikatan, maka PSM Makassar juga mengadopsi logo pemda sebagai identitas dari diri klub.
Berdasarkan itulah maka warna utama PSM adalah merah, termasuk dalam hal kostum. Untuk kostum kandang, setiap musim PSM menggunakan warna merah. Sedangkan untuk kostum tandang, menggunakan warna yang berbeda. Pada musim 2016, PSM menggunakan warna hitam dengan aksen putih, sedangkan pada musim 2015 menggunakan warna biru dengan aksen putih.
Sponsor
Kit apparel
Period | Kit manufaktur |
---|---|
1994–1998 | Adidas |
1999–2000 | Reebok |
2000–2006 | Adidas |
2006–2007 | Diadora |
2008–2009 | Specs |
2011–2013 | Vilour[3] |
2013–2016 | Nike[4] |
2017 | Kelme |
2018-sekarang | Umbro |
Suporter
PSM Makassar dikenal memiliki beberapa kelompok suporter fanatik yang jumlahnya cukup banyak. Tercatat pernah ada 20'an kelompok suporter didirikan, sebagian besar masih ada hingga saat ini, diantaranya yang masih aktif beserta tempat tribun mereka adalah:
- The Macz Man (Tribun Timur)
- Red Gank (Tribun Utara)
- Laskar Ayam Jantan (LAJ) (Tribun Utara)
- Komunitas VIP Utara (KVU) (Tribun VIP Utara)
- Komunitas VIP Selatan (KVS) (Tribun VIP Selatan)
- PSM Fans 1915 (Tribun Selatan)
- Curva Sud Mattoanging (Tribun Selatan)
- Makassar Supporter Collective (Tribun Selatan)
- Ramang Mania (Tribun Timur)
- Komunitas Dottoro Suporter (Tribun VIP Selatan)
- Komunitas Suporter VIP Utama (Tribun VIP Utama)
Selain itu kelompok suporter yang pernah aktif adalah :
- Mappanyuki
- Ikatan Suporter Makassar (ISM)
- Suporter Hasanuddin
- Suporter Dealos
- Suporter Reformasi
- Komando
- Suporter Bias
- Suporter Kubis
- Karebosi
- Gunung Lokong
- Suporter PKC
- Zaiger
- Antang Community
Suporter terbesar yang dikenal di media massa dan terkenal sangat fanatik adalah The Macz Man.
Daftar Pelatih
Tahun | Nama |
---|---|
1999–2000 | Syamsuddin Umar |
2004–2005 | Miroslav Janů |
2005–2006 | Fritz Korbach |
2006–2007 | Carlos De Mello |
2007–2008 | Radoy Minkovski |
2008–2009 | Raja Isa |
2009–2010 | Hanafing |
2010 | Tumpak Sihite |
2010–2011 | Robert Rene Alberts[5] |
2011 | Wim Rijsbergen[6] |
2011–2013 | Petar Segrt[7] |
2013 | Imran Amirullah[8] |
2013–2014 | Jörg Steinebrunner[9] |
2014 | Rudy Keltjes[10] |
2014–2015 | Assegaf Razak[11] |
2015 | Alfred Riedl[12] |
2015 | Hans-Peter Schaller[13] |
2015–2016 | Assegaf Razak[14] |
2016 | Luciano Leandro |
2016–2019 | Robert Rene Alberts[15] |
2019 | Darije Kalezić[16] |
2020–2021 | Bojan Hodak[17] |
2021 | Syamsudin Batola |
2021 | Milomir Šešlija |
2021 | Joop Gall[18] |
Pemain
Pemain saat ini
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
Pemain terkenal
Sebagai klub tertua di Indonesia yang berprestasi, PSM memiliki sejumlah pemain terkenal baik pemain lokal maupun pemain asing. Bahkan beberapa pemain lokal diantaranya pernah memperkuat tim nasional Indonesia. Pemain asing yang pernah merumput bersama PSM juga tidak sedikit yang sukses dan menjadi incaran tim sepak bola lain di dalam negeri. Nama yang tercetak tebal masih memperkuat PSM.
Pemain lokal
Pemain asing
- AFC
- Goran Subara
- Srećko Mitrović
- Reinaldo Elias
- Bruce Djite
- Aaron Evans
- Sandro
- Daryoush Ayyoubi
- Kwon Jun
- Joo Ki-hwan
- Park Jung-hwan
- Marwan Sayedeh
- Paulo Martins
- Pavel Purishkin
- UEFA
- Josef Nesvačil
- Michael Jiran
- Eero Markkanen
- Lebal Adel
- Steven Paulle
- Ilija Spasojević
- Richard Knopper
- Ronald Hikspoors
- Marc Klok
- Wiljan Pluim
- Leontin Chiţescu
- Claudiu Răducanu
- Nemanja Vučićević
- Roman Chmelo
- CAF
- Charles Lionga
- Fouda Ntsama
- Joseph Lewono
- Abanda Herman
- Jules Basile Onambele
- Boman Aimé
- Lamine Diarrassouba
- Saphou Lassy
- Amido Baldé
- Anthony Jommah Ballah
- Musa Kallon
- Ali Khaddafi
- Ouaja Lantame Sakibou
- Nomo Teh Marco
- CONMEBOL
- Claudio Pronetto
- Robertino Pugliara
- Marcio Novo
- Luciano Leandro
- Jacksen F. Tiago
- Carlos De Mello
- Luiz Ricardo
- Alex da Silva
- David Da Rocha
- Cristian Carrasco
- Oscar Aravena
- Julio Lopez
- Aldo Barreto
- Osvaldo Moreno
- Cristian Gonzáles
- Ronald Fagundez
- Anco Jansen
- Wiljan Pluim
Personil
- Per Maret 2021.
Staf kepelatihan | ||
---|---|---|
Pelatih kepala | Milomir Šešlija | |
Asisten pelatih | Syamsuddin Batola | |
Asisten pelatih | Bahar Muharram | |
Asisten pelatih | Syafril Usman | |
Pelatih kiper | Budiman Buswir | |
Staf medis | ||
Tim doktor | dr. Hardiansyah Muslimin | |
Ahli nutrisi | dr Mufliha Paremma[21] | |
Ahli nutrisi | dr Faradillah Anwar[21] | |
Fisioterapis | Immanuel Maulang | |
Staff teknis[22] | ||
Direktur tim | Munafri Arifuddin | |
Direktur jenderal | Irsal Ohorella | |
Direktur Akuntansi | Ahmad Muhiddin | |
Sekretaris | Iko Md | |
Petugas Media | Sulaeman Karim | |
Juru potret | Daeng Budje |
Rekor musim ke musim
Liga domestik
Musim | Liga | Tim | Posisi | Piala Indonesia | Kompetisi AFC | |
---|---|---|---|---|---|---|
1994–95 | Divisi Utama | 34 | First round | – | – | – |
1995–96 | Divisi Utama | 31 | Runner-up | – | – | – |
1996–97 | Divisi Utama | 33 | Semi-final | – | – | – |
1997–98 | Divisi Utama | 31 | Dihentikan | – | Piala Winners Asia | Perempat-final |
1998–99 | Divisi Utama | 28 | Second-round | – | – | – |
1999–00 | Divisi Utama | 28 | 1 | – | – | – |
2001 | Divisi Utama | 28 | Runner-up | – | Kejuaraan Antarklub Asia | Perempat-final |
2002 | Divisi Utama | 24 | Semi-final | – | – | – |
2003 | Divisi Utama | 20 | Runner-up | – | – | – |
2004 | Divisi Utama | 18 | Runner-up | – | Liga Champions AFC | Penyisihan grup |
2005 | Divisi Utama | 28 | Second-round | – | Liga Champions AFC | Penyisihan grup |
2006 | Divisi Utama | 28 | Second-round | – | – | – |
2007–08 | Divisi Utama | 36 | First-round | – | – | – |
2008–09 | Liga Super | 18 | 8 | – | – | – |
2009–10 | Liga Super | 18 | 13 | – | – | – |
2011 | Liga Primer Indonesia | 19 | 3 | – | – | – |
2011–12 | Liga Prima Indonesia | 16 | 6 | – | – | – |
2013 | Liga Prima Indonesia | 16 | 6 | – | – | – |
2014 | Liga Super | 22 | First round | – | – | – |
2015 | Liga Super | 18 | Dihentikan | – | – | – |
2016 | Indonesia Soccer Championship | 18 | 6 | – | – | – |
2017 | Liga 1 | 18 | 3 | – | – | – |
2018 | Liga 1 | 18 | 2 | Berlangsung (Berlanjut hingga tahun 2019) | – | – |
2019 | Liga 1 | 18 | 12 | JUARA | Piala AFC | ASEAN Zone Semi-final |
2020 | Liga 1 | 18 | Berlangsung | – | Piala AFC | Berlangsung |
Kompetisi AFC
Musim | Kompetisi | Babak | Negara | Klub | Kandang | Tandang |
---|---|---|---|---|---|---|
2000 | Kejuaraan Antarklub Asia | Ronde pertama | Sông Lam Nghệ An | 0–0 | 1–4 | |
Ronde kedua | Royal Thai Air Force | 6–1 | 5–0 | |||
Perempat-final | Shandong Luneng Taishan | 1–3 | – | |||
Perempat-final | Suwon Samsung Bluewings | 1–8 | – | |||
Perempat-final | Júbilo Iwata | 0–3 | – | |||
2004 | Liga Champions AFC | Penyisihan grup | Hoàng Anh Gia Lai F.C. | 3–0 | 5–1 | |
Penyisihan grup | Krung Thai Bank FC | 2–3 | 1–2 | |||
Penyisihan grup | Dalian Shide | 0–1 | 2–1 | |||
2004 | Liga Champions AFC | Penyisihan grup | BEC Tero | 1–0 | 2–2 | |
Penyisihan grup | Yokohama F. Marinos | 0–2 | 3–0 | |||
Penyisihan grup | Shandong Luneng Taishan | 0–1 | 6–1 | |||
2019 | Piala AFC | Penyisian grup | Home United | 3–2 | 1–1 | |
Penyisian grup | Kaya F.C.–Iloilo | 1–1 | 2–1 | |||
Penyisian grup | Lao Toyota | 7–3 | 3–0 | |||
ASEAN Zona Semi-final | Becamex Bình Dương F.C. | 2–1 | 0–1 |
Ranking klub di Asia
- Per 4 Maret 2020.[23]
Rangking | Klub | Point |
---|---|---|
85 | Kuwait SC | 14.29 |
86 | Bali United F.C. | 14.14 |
87 | PSM Makassar | 14.03 |
88 | Adelaide United FC | 13.66 |
89 | Becamex Binh Duong | 13.19 |
Referensi
- ^ Purnamasari, Desi. "Para Bos di Belakang Klub-Klub Sepakbola Indonesia di Liga 1". tirto.id.
- ^ bola/read/2011/01/04/113923/1538725/76/psm-tetap-pakai-robert-albert PSM Tetap Pakai Robert Albert[pranala nonaktif permanen]
- ^ "PSM Tetap Pakai Jersey Vilour" (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-05. Diakses tanggal 31 October 2014.
- ^ "Nike Jadi Sponsor PSM" (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-31. Diakses tanggal 31 October 2014.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamalpi
- ^ "Wim Minta Mundur dari Kursi Pelatih PSM Makassar" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014.
- ^ "Petar Segrt Pergi dari PSM" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014.
- ^ "Pelatih PSM Makassar Tunggu Nasib di Salatiga" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014.
- ^ "Pelatih PSM Makassar Mundur" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014.
- ^ "Rudy Keltjes Ungkap Alasan Pilih PSM" (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-31. Diakses tanggal 30 October 2014.
- ^ "Pelatih PSM: 90 Persen Pemain Pantas Dipertahankan" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014.
- ^ "Alfred Riedl Mendarat di Makassar ,15 Januari" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 8 January 2015.
- ^ "PSM Makassar Patenkan Peter Gantikan Riedle" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 10 April 2015.
- ^ "Assegaf Razak, Peramu Kekuatan PSM di 8 Besar Piala Presiden" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 14 September 2015.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "RESMI: Robert Rene Alberts Jadi Pelatih PSM Makassar" (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-12. Diakses tanggal 1 June 2016.
- ^ "RESMI: Robert Darije Kalezic Jadi Pelatih PSM Makassar" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2 February 2019.
- ^ "PSM Makassar Ditangani Bojan Hodak | Goal.com". www.goal.com. Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ {{Cite web=url=https://www.instagram.com/psm_makassar/tv/CYDgojsAMxl/?utm_medium=copy_link%7Ctitle=Welkom bij de club |
- ^ "Squad PSM Makassar Liga 1 2021-2022". ligaindonesiabaru.com. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "PSM Makassar". the-AFC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 December 2020.
- ^ a b "Robert Rene Akan Atur Makanan Pemain PSM Makassar". Tribun Timur.
- ^ "Ini Struktur Baru Manajemen PSM Setelah RUPS". Tribun Timur.
- ^ "AFC Club Ranking 2020". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-02. Diakses tanggal 2020-03-07.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi PSM Makassar
- (Inggris) Profil di afcchampionsleague.com Diarsipkan 2006-01-07 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Profil PSMS Makassar di EyeSoccer Database Sepak Bola