Latihan fisik

Revisi sejak 14 Februari 2022 04.17 oleh Mirani Pramitasari (bicara | kontrib) (menambahkan kalimat pada paragraf kedua dari subjudul Manfaat beserta referensinya (Pramono))

Latihan fisik merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh. Latihan fisik umumnya dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, tergantung pada pengaruh yang ditimbulkannya pada tubuh manusia. Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan sendi. Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya tahan kardiovaskular. Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka pendek. Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan berat badan atau kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur memperbaiki kinerja sistem kekebalan tubuh, dan membantu mencegah penyakit kekayaan seperti jantung, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan obesitas.[butuh rujukan]

Berlari juga termasuk latihan fisik

Manfaat

Keuntungan latihan fisik telah dikenal sejak zaman kuno. Marcus Cicero pada tahun 65 SM, menyatakan: "Latihan sendirilah yang membantu jiwa, dan menjaga akal tetap giat berpikir".[butuh rujukan] Dalam jangka panjang, latihan fisik berguna untuk otak dengan menambah aliran darah dan oksigen ke otak, menambah faktor pertumbuhan yang membantu menciptakan sel saraf yang baru dan memperbaiki keliatan sinaps, serta menambah bahan kimia di otak yang membantu kognisi, seperti dopamin, glutamat, norepinefrin, dan serotonin.[butuh rujukan]

Ada banyak manfaat yang didapatkan jika rutin melakukan latihan fisik seperti membantu mengurangi risiko terkena kanker; membantu menguatkan tulang dan otot; meningkatkan kemampuan otak; membuat sistem kardiovaskuler bekerja lebih efisien; [1] membantu menjaga berat badan agar ideal; memperbaiki suasana hati karena adanya hormon yang dihasilkan selepas berolahraga seperti endorfin, dopamin, dan serotonin. [2]

Kekurangan latihan fisik

Kurangnya latihan fisik dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan seperti kegemukan, kadar kolesterol dalam darah yang cukup tinggi, tekanan darah tinggi, dan yang lebih serius daripada itu semua adalah serangan jantung. Karena latihan fisik dapat membantu mengendalikan kadar gula dalam darah, maka kurangnya aktivitas fisik dapat mengakibatkan penyakit diabetes tipe 2. Selain itu, berolahraga secara rutin dapat mencegah berbagai macam penyakit kanker. [3]

Dimensi latihan fisik

Ada bermacam-macam dimensi yang harus diperhatikan saat melakukan latihan fisik. Pertama adalah durasi, seberapa lama latihan fisik dilakukan. Kedua adalah frekuensi, seberapa sering latihan fisik dilakukan. Ketiga adalah intensitas, latihan fisik yang dilakukan bisa dibagi menjadi latihan fisik ringan; sedang; ataupun berat. Keempat adalah jenis latihan fisik yang dilakukan. [4]

Latihan fisik dapat dilakukan dalam berbagai cara. Pertama, kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas sehari hari seperti berjalan, naik tangga, mengendarai sepeda ke kantor, dan sebagainya. Kedua, latihan fisik yang dilakukan dengan gembira seperti jalan sore bersama para tetangga, bermain bersama anak-anak, melakukan permainan rekreasi. Ketiga, olahraga yang dilakukan secara serius seperti bermain sepakbola, bulu tangkis, voli, dan sebagainya.[5]

Latihan fisik secara rutin membuat badan sehat dan kuat, tetapi jika hanya dilakukan seminggu sekali maka tidak akan ada pengaruh positif yang didapatkan; dan jika dilakukan secara ambisius dan berlebihan maka akan mengalami cedera fisik dan juga kelelahan yang berujung pada inaktivasi latihan fisik. [6]

Berdasarkan saran dari The American College of Sports Medicine and The Centers for Disease Control and Prevention, orang dewasa minimal melakukan aktivitas fisik taraf sedang yang membakar kalori sebesar 150 kilokalori perhari atau 1.000 kilokalori perminggu selama 30 menit.[7]

Pranala luar

  1. ^ Das, Aditya Kumar (2018). Physical Exercises Technique. Solapur: Laxmi Book Publication. hlm. 3. ISBN 978-1-387-94376-0. 
  2. ^ Pramono, Bayu Agung (2019). Teknologi Olahraga. Sidoarjo: Zifatama Jawara. hlm. 8–10. ISBN 978-602-5815-78-2. 
  3. ^ Control and Prevention, Centers for Disease. "Lack of Physical Activity" (PDF). Diakses tanggal 2 Februari 2022. 
  4. ^ Dugdill, Lindsey (2009). Physical Activity and Health Promotion. Wiley Blackwell. hlm. 4. ISBN 978-1-4051-6925-7. 
  5. ^ Das, Aditya Kumar (2018). Physical Exercise Technique. Solapur: Laxmi Book Publication. hlm. 2. ISBN 978-1-387-94376-0. 
  6. ^ Caplan, Karin Volkwein (2009). Culture, Sport and Physical Activity. Meyer and Meyer Sport. hlm. 65. ISBN 978-1-84126-147-8. 
  7. ^ Jackson, Allen W (2004). Physical Activity for Health and Fitness. Human Kinetics. hlm. 5. ISBN 0-7360-5205-4.