Insiden suaka politik GAM

Revisi sejak 14 Maret 2009 15.13 oleh Kembangraps (bicara | kontrib) (perbaiki redaksi)

Insiden suaka politik GAM terjadi pada tahun 2003 ketika pemerintah Malaysia hendak memberikan suaka politik kepada 238 orang dari sekitar 35.000 orang pengungsi dari Aceh lainnya. Mereka adalah anggota kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka yang melarikan diri sewaktu TNI melakukan ofensif atas beberapa titik pertahanan mereka.

Deputi Perdana Menteri Malaysia waktu itu, Abdullah Ahmad Badawi, mengatakan pada waktu itu mengenai kemungkinan bagi Malaysia untuk memberi izin sementara untuk warga Aceh yang meminta suaka politik.[1] Pernyataan ini mendapat reaksi penentangan keras dari pihak Indonesia[2][3]. Menanggapi keberatan Indonesia, PM Malaysia kala itu, Mahathir Mohammad, menegaskan bahwa pemerintahnya tidak akan memberikan suaka politik bagi pengungsi dari Aceh dan mereka dianggap sebagai imigran gelap.[4][5]

Referensi

  1. ^ http://www.korantempo.com/news/2003/8/25/Opini/88.html KoranTempo - Suaka Politik untuk GAM
  2. ^ http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=4662 Megawati-Mahathir akan Bahas Suaka Politik Pengungsi Aceh
  3. ^ http://mobile.liputan6.com/?c_id=1&id=61101 Megawati-Mahathir Akan Membahas Suaka Politik Warga Aceh
  4. ^ http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=4692 PM Mahathir Mohammad:Tidak ada Suaka Politik bagi Pengungsi Aceh
  5. ^ http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=30927 Imigran Tanpa Suaka