Muhammadiyah

gerakan Islam bercabang dari Sunni

Muhammadiyah (bahasa Arab: محمدية, pengikut Muhammad); juga dikenal sebagai Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi non-pemerintah Islam besar di Indonesia.[2] Organisasi ini didirikan pada tahun 1912 oleh Ahmad Dahlan di kota Yogyakarta sebagai gerakan sosial-keagamaan reformis, yang menganjurkan ijtihad - interpretasi individu terhadap Al-Qur'an dan Sunnah, sebagai lawan dari Taqlid - sesuai dengan interpretasi tradisional yang dikemukakan oleh para ulama.[3] Muhammadiyah memainkan peran penting dalam perluasan Salafisme di Indonesia.[4] Sejak didirikan, Muhammadiyah telah mengadopsi platform reformis yang memadukan pendidikan agama dan sekuler,[5] terutama sebagai cara untuk mempromosikan mobilitas Muslim ke atas menuju komunitas 'modern' dan untuk memurnikan Islam Indonesia dari praktik sinkretis lokal.[5] Muhammadiyah terus mendukung budaya lokal dan mempromosikan toleransi beragama di Indonesia, sementara beberapa perguruan tinggi sebagian besar dimasuki oleh non-Muslim, terutama di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Papua. Kelompok ini juga menjalankan rantai besar rumah sakit amal,[2] dan mengoperasikan 128 universitas pada akhir 1990-an.[6]

Muhammadiyah
Lambang Persyarikatan Muhammadiyah
Tanggal pendirian8 Dzulhijjah 1330 H
(18 November 1912; 112 tahun lalu (1912-11-18))
PendiriK.H. Ahmad Dahlan
TipeOrganisasi Masyarakat Islam
TujuanKeagamaan, pendidikan, dan sosial
Kantor pusat
Wilayah layanan
Indonesia
Jumlah anggota
50 juta
Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si.
Situs webmuhammadiyah.or.id

Pada tahun 2008, Muhammadiyah dianggap sebagai organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia dengan 29 juta anggota.[3] Meskipun para pemimpin dan anggota Muhammadiyah sering terlibat aktif dalam membentuk politik di Indonesia, Muhammadiyah bukanlah sebuah partai politik. Muhammadiyah telah mengabdikan dirinya untuk kegiatan sosial dan pendidikan.

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Muhammadiyah memiliki arti pengikut Nabi Muhammad.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al-Qur'an, di antaranya surat Ali 'Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.

Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

Sejarah

 
Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta
 
Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta

Pada tanggal 18 November 1912, Ahmad Dahlan—pejabat pengadilan Keraton Yogyakarta[7] dan seorang Ulama Muslim terpelajar dari Mekah—mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta. Ada beberapa motif yang melatarbelakangi berdirinya gerakan ini. Di antara yang penting adalah keterbelakangan masyarakat Muslim dan penetrasi agama Kristen. Ahmad Dahlan, yang banyak dipengaruhi oleh reformis Mesir Muhammad Abduh, menganggap modernisasi dan pemurnian agama dari praktik sinkretis sangat vital dalam reformasi agama ini. Oleh karena itu, sejak awal Muhammadiyah sangat perhatian dalam memelihara tauhid dan menyempurnakan monoteisme di masyarakat.

Dari tahun 1913 hingga 1918, Muhammadiyah mendirikan lima sekolah Islam. Pada tahun 1919 sebuah sekolah menengah Islam, Hooge School Muhammadiyah didirikan.[8] Dalam mendirikan sekolah, Muhammadiyah menerima bantuan yang signifikan dari Boedi Oetomo, sebuah gerakan nasionalis penting di Indonesia pada paruh pertama abad kedua puluh, yang menyediakan guru.[9] Muhammadiyah pada umumnya menghindari politik. Tidak seperti mitra tradisionalisnya, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah tidak pernah membentuk partai politik. Sejak didirikan, ia telah mengabdikan dirinya untuk kegiatan pendidikan dan sosial.

Pada tahun 1925, dua tahun setelah wafatnya Dahlan, Muhammadiyah hanya memiliki 4.000 anggota tetapi telah membangun 55 sekolah dan dua klinik di Surabaya dan Yogyakarta.[10] Setelah Abdul Karim Amrullah memperkenalkan organisasi kepada etnis Minangkabau, sebuah komunitas Muslim yang dinamis, Muhammadiyah berkembang pesat. Pada tahun 1938, organisasi tersebut mengklaim 250.000 anggota, mengelola 834 masjid, 31 perpustakaan, 1.774 sekolah, dan 7.630 ulama. Pedagang Minangkabau menyebarkan organisasi ke seluruh Indonesia.[11]

Selama pergolakan dan kekerasan politik 1965–1966, Muhammadiyah menyatakan bahwa pemusnahan Partai Komunis Indonesia merupakan Perang Suci, pandangan yang didukung oleh kelompok-kelompok Islam lainnya.[12] (Lihat juga: Pembantaian di Indonesia 1965–1966). Selama peristiwa seputar jatuhnya Presiden Suharto tahun 1998, beberapa bagian Muhammadiyah mendesak pimpinan untuk membentuk sebuah partai. Oleh karena itu, pimpinan, termasuk ketua Muhammadiyah, Amien Rais, mendirikan Partai Amanat Nasional. Meski mendapat dukungan besar dari anggota Muhammadiyah, partai ini tidak memiliki hubungan resmi dengan Muhammadiyah. Pimpinan Muhammadiyah mengatakan anggota organisasinya bebas untuk bersekutu dengan partai politik pilihan mereka, asalkan partai tersebut memiliki nilai-nilai yang sama dengan Muhammadiyah.[13]

Pada tahun 2008, dengan 29 juta anggota, Muhammadiyah adalah organisasi Muslim terbesar kedua di Indonesia, setelah Nahdlatul Ulama.

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).[14]

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut anggapannya, banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hogere School Moehammadijah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Moehammadijah (sekarang dikenal dengan Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta khusus laki-laki, yang bertempat di Jalan S Parman No. 68 Patangpuluhan, kecamatan Wirobrajan dan Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta khusus perempuan, di Suronatan Yogyakarta yang keduanya sekarang menjadi Sekolah Kader Muhammadiyah) yang bertempat di Yogyakarta dan dibawahi langsung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui salat istikharah (Darban, 2000: 34).[15] Pada masa kepemimpinan Kyai Dahlan (1912–1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, sekitar daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatra Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatra Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar ke seluruh Indonesia.

Doktrin

Doktrin sentral Muhammadiyah adalah Islam Sunni. Namun, ia menekankan otoritas Qur'an dan Hadis sebagai hukum Islam tertinggi yang berfungsi sebagai dasar yang sah dari interpretasi keyakinan agama dan praktik. Ini kontras dengan praktik tradisional di mana hukum syariah ditanamkan di sekolah-sekolah agama oleh ulama. Fokus utama gerakan Muhammadiyah adalah untuk meningkatkan rasa tanggung jawab moral masyarakat, menyucikan iman mereka ke Islam yang benar. Secara teologis, Muhammadiyah menganut doktrin Salafiyah; menyerukan secara langsung kembali ke Qur'an dan Sunnah dan pemahaman para Imam Salaf (generasi awal), termasuk eponim dari empat Mazhab Sunni. Ini menganjurkan pemurnian iman dari berbagai adat istiadat setempat yang mereka anggap takhayul, sesat dan bentuk syirik (politeisme). Muhammadiyah secara langsung menelusuri warisan keilmuannya pada ajaran Mūhammād Râsyīd Rīdâ (w. 1935 M / 1354 H), Muhammad bin 'Abdul Wahhab (w. 1792 / 1206 AH), dan para teolog abad pertengahan Ahmad Ibnu Taimiyyah (w. 1328 M / 728 H) dan Ibnu Qayyim (w. 1350 / 751 H).[16][17][18]

Muhammadiyah sangat menentang sinkretisme, di mana Islam telah menyatu dengan animisme (pemujaan roh) dan dengan unsur-unsur Hindu-Budha yang tersebar di kalangan masyarakat dari masa pra-Islam. Muhammadiyah menentang tradisi Sufisme yang memungkinkan seorang pemimpin Sufi (syekh) menjadi otoritas formal atas umat Islam. Pada tahun 2006, organisasi tersebut dikatakan telah "belok tajam ke arah Islam yang lebih konservatif" di bawah kepemimpinan Din Syamsuddin ketua Majelis Ulama Indonesia.[19] Namun, beberapa faksi Muhammadiyah cenderung mendukung gerakan modernis dari Muhammad 'Abduh daripada Doktrin Salafi dari Rasyīd Rîdá; yang dideskripsikan sebagai "kaku dan konservatif".[20]

Aktivitas

Muhammadiyah tercatat sebagai organisasi reformis Muslim. Kegiatan utamanya adalah pengamalan dan pendidikan agama. Ia telah membangun sekolah Islam modern, berbeda dari pesantren tradisional. Beberapa sekolahnya juga terbuka untuk non-Muslim.[21] Pada tahun 2006 ada sekitar 5.754 sekolah milik Muhammadiyah.[22]

Muhammadiyah juga berfungsi sebagai organisasi amal yang terlibat dalam pelayanan kesehatan. Pada 2016, memiliki beberapa ratus klinik dan rumah sakit nirlaba di seluruh Indonesia.[2] Pada 2006, aktif mengkampanyekan bahaya flu burung di Indonesia.[23]

Organisasi

Jaringan kelembagaan

  1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibu kota Jakarta.[24] Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010–2015 terdiri dari lima orang penasihat, seorang ketua umum yang dibantu dua belas orang ketua lainnya, seorang sekretaris umum dengan dua anggota, seorang bendahara umum dengan seorang anggotanya.
  2. Pimpinan Wilayah, setingkat provinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
  3. Pimpinan Daerah, setingkat kabupaten/kota.
  4. Pimpinan Cabang, setingkat kecamatan.
  5. Pimpinan Ranting, setingkat pedesaan/kelurahan.
  6. Pimpinan Cabang Istimewa, untuk luar negeri.

Pembantu Pimpinan Persyarikatan

  1. Majelis
    • Majelis Tarjih dan Tajdid
    • Majelis Tabligh
    • Majelis Pendidikan Tinggi
    • Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
    • Majelis Pendidikan Kader
    • Majelis Pelayanan Sosial
    • Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
    • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
    • Majelis Pembina Kesehatan Umum
    • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Majelis Lingkungan Hidup
    • Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia
    • Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
  1. Lembaga

Organisasi otonom

Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:[25]

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Amal usaha

  • Pendidikan[26]
    1. SLB/, SLB Muhammadiyah.
    2. TK/TPQ, jumlah TK/TPQ Muhammadiyah adalah sebanyak 4623.
    3. SD/MI, jumlah data SD/MI Muhammadiyah adalah sebanyak 2604.
    4. SMP/MTs, jumlah SMP/MTs Muhammadiyah adalah sebanyak 1772.
    5. SMA/SMK/MA, jumlah SMA/MA/SMK Muhammadiyah adalah sebanyak 1143.
    6. Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah sebanyak 172.
  • Kesehatan:
    1. Rumah Sakit, jumlah Rumah Sakit Umum dan Bersalin Muhammadiyah/Aisyiyah yang terdata sejumlah 72.[27]
    2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak
    3. Balai Kesehatan Masyarakat
    4. Balai Pengobatan
    5. Apotek
  • Sosial
    1. Panti Asuhan Yatim
    2. Panti Jompo
    3. Balai Kesehatan Sosial
    4. Panti Wreda/Manula
    5. Panti Cacat Netra
    6. Santunan (keluarga, wreda/manula, kematian)
    7. BPKM (Balai Pendidikan dan Keterampilan Muhammadiyah)
    8. Rehabilitasi Cacat
    9. Sekolah Luar Biasa
    10. Pondok Pesantren Muhammadiyah

Pendidikan

Perguruan Tinggi Muhammadiyah meliputi universitas, sekolah tinggi, institut, politeknik, dan akademi.

Universitas

  1. Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara
  2. Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Sumatra Utara
  3. Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat
  4. Universitas Muhammadiyah Riau
  5. Universitas Muhammadiyah Aceh
  6. Universitas Muhammadiyah Palembang, Sumatra Selatan
  7. Universitas Muhammadiyah Lampung
  8. Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung
  9. Universitas Muhammadiyah Bengkulu
  10. Universitas Muhammadiyah Tangerang, Banten
  11. Universitas Muhammadiyah Jakarta
  12. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta
  13. Universitas Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat
  14. Universitas Muhammadiyah Bandung, Jawa Barat
  15. Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Jawa Barat
  16. Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Jawa Barat
  17. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  18. Universitas Aisyiyah Yogyakarta
  19. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
  20. Universitas Muhammadiyah Magelang, Jawa Tengah
  21. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah
  22. Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah
  23. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Jawa Tengah
  24. Universitas Muhammadiyah Semarang, Jawa Tengah
  25. Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jawa Timur
  26. Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur
  27. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jawa Timur
  28. Universitas Muhammadiyah Jember, Jawa Timur
  29. Universitas Muhammadiyah Gresik, Jawa Timur
  30. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Jawa Timur
  31. Universitas Muhammadiyah Pontianak, Kalimantan Barat
  32. Universitas Muhammadiyah Balikpapan, Kalimantan Timur
  33. Universitas Muhammadiyah Samarinda, Kalimantan Timur
  34. Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan
  35. Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Kalimantan Tengah
  36. Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat
  37. Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur
  38. Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan
  39. Universitas Muhammadiyah Parepare, Sulawesi Selatan
  40. Universitas Muhammadiyah Rappang, Sulawesi Selatan
  41. Universitas Muhammadiyah Palopo, Sulawesi Selatan
  42. Universitas Muhammadiyah Palu, Sulawesi Tengah
  43. Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah
  44. Universitas Muhammadiyah Buton, Sulawesi Tenggara
  45. Universitas Muhammadiyah Kendari, Sulawesi Tenggara
  46. Universitas Muhammadiyah Gorontalo
  47. Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
  48. Universitas Muhammadiyah Sorong, Papua Barat
  49. Universitas Muhammadiyah Kudus, Jawa Tengah
  50. Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Jawa Tengah
  51. Universitas Muhammadiyah Madiun, Jawa Timur
  52. Universitas Muhammadiyah Berau, Kalimantan Timur

Sekolah Tinggi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)

  1. STIKES Muhammadiyah Palembang, Sumatra Selatan
  2. STIKES Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
  3. STIKES Muhammadiyah Ciamis, Jawa Barat
  4. STIKES Muhammadiyah Pekajangan, Jawa Tengah
  5. STIKES Muhammadiyah Klaten, Jawa Tengah
  6. STIKES Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah
  7. STIKES Muhammadiyah Gombong, Jawa Tengah
  8. STIKES Muhammadiyah Bojonegoro, Jawa Timur
  9. STIKES Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur
  10. STIKES Muhammadiyah Sidrap, Sulawesi Selatan
  11. STIKES Muhammadiyah Manado, Sulawesi Utara
  12. STIKES Aisyiyah Bandung, Jawa Barat
  13. STIKES Aisyiyah Palembang, Sumatra Selatan
  14. STIKES Aisyiyah Surakarta, Jawa Tengah
  15. STIKES Aisyiyah Yogyakarta
  16. STIKES Muhammadiyah Kendal, Jawa Tengah
  17. STIKES Muhammadiyah Wonosobo, Jawa Tengah

Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan

  1. STKIP Muhammadiyah Kotabumi, Lampung
  2. STKIP Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
  3. STKIP Muhammadiyah Pagaralam, Sumatra Selatan
  4. STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung
  5. STKIP Muhammadiyah Bogor, Jawa Barat
  6. STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jawa Barat
  7. STKIP Muhammadiyah Lumajang, Jawa Timur
  8. STKIP Muhammadiyah Kalabahi, Nusa Tenggara Timur
  9. STKIP Muhammadiyah Bone, Sulawesi Selatan
  10. STKIP Muhammadiyah Bulukumba, Sulawesi Selatan
  11. STKIP Muhammadiyah Enrekang, Sulawesi Selatan
  12. STKIP Muhammadiyah Rappang, Sulawesi Selatan
  13. STKIP Muhammadiyah Barru, Sulawesi Selatan
  14. STKIP Muhammadiyah Palopo, Sulawesi Selatan
  15. STKIP Muhammadiyah Sungai Penuh, Jambi
  16. STKIP Muhammadiyah Muara Bango, Jambi
  17. STKIP Muhammadiyah Sampit, Kalimantan Tengah
  18. STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah, Aceh
  19. STKIP Muhammadiyah Aceh Barat Daya, Aceh
  20. STKIP Muhammadiyah Sorong, Papua Barat
  21. STKIP Muhammadiyah Manokwari, Papua Barat
  22. STKIP Muhammadiyah Blora, Jawa Tengah

Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE)

  1. STIE Muhammadiyah Kisaran, Sumatra Utara
  2. STIE Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
  3. STIE Muhammadiyah Kalianda, Lampung
  4. STIE Muhammadiyah Jambi
  5. STIE Muhammadiyah Jakarta
  6. STIE Ahmad Dahlan Jakarta
  7. STIE Muhammadiyah Bandung, Jawa Barat
  8. STIEBIS Muhammadiyah Sumedang, Jawa Barat
  9. STIE Muhammadiyah Pekalongan, Jawa Tengah
  10. STIE Muhammadiyah Cilacap, Jawa Tengah
  11. STIE Muhammadiyah Paciran Lamongan, Jawa Timur
  12. STIE Muhammadiyah Ahmad Dahlan Lamongan, Jawa Timur
  13. STIE Muhammadiyah Tuban, Jawa Timur
  14. STIE Muhammadiyah Samarinda, Kalimantan Timur
  15. STIEBIS Muhammadiyah Sumedang, Jawa Barat
  16. STIE Muhammadiyah Palopo, Sulawesi Selatan
  17. STIE Muhammadiyah Mamuju, Sulawesi Barat

Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH)

  1. STIH Muhammadiyah Kisaran, Sumatra Utara
  2. STIH Muhammadiyah Kotabumi, Lampung
  3. STIH Muhammadiyah Kalianda, Lampung
  4. STIH Muhammadiyah Bima, Nusa Tenggara Barat
  5. STIH Muhammadiyah Takengon, Aceh

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP)

  1. STISIP Muhammadiyah Rappang, Sulawesi Selatan
  2. STISIP Muhammadiyah Sinjai, Sulawesi Selatan

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)

  1. STIA Muhammadiyah Selong, Nusa Tenggara Barat

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM)

  1. STIKOM Muhammadiyah Batam, Kepulauan Riau
  2. STIKOM Muhammadiyah Jayapura, Papua

Sekolah TInggi Manajemen Informatika dan Ilmu Komputer (STMIK)

  1. STMIK Muhammadiyah Jakarta
  2. STMIK Muhammadiyah Banten
  3. STMIK Muhammadiyah Paguyangan Brebes

Sekolah Tinggi Teknologi (STT)

  1. STT Muhammadiyah Cileungsi, Jawa Barat
  2. STT Muhammadiyah Banten
  3. STT Muhammadiyah Kebumen, Jawa Tengah

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK)

  1. STIK Muhammadiyah Pontianak, Kalimantan Barat

Sekolah Tinggi Farmasi (STF)

  1. STF Muhammadiyah Tangerang, Banten
  2. STF Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)

  1. STIPER Muhammadiyah Tanah Grogot Paser, Kalimantan Timur
  2. STIP Muhammadiyah Sinjai, Sulawesi Selatan

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

  1. STAI Muhammadiyah Garut, Jawa Barat
  2. STAI Muhammadiyah Bandung, Jawa Barat
  3. STAI Muhammadiyah Blora, Jawa Tengah
  4. STAI Muhammadiyah Klaten, Jawa Tengah
  5. STAI Muhammadiyah Paciran Lamongan, Jawa Timur
  6. STAI Muhammadiyah Probolinggo, Jawa Timur
  7. STAI Muhammadiyah Tulungagung, Jawa Timur
  8. STAI Muhammadiyah Bima, Nusa Tenggara Barat
  9. STAI Muhammadiyah Sinjai, Sulawesi Selatan

Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS)

  1. STIS Muhammadiyah Tolitoli, Sulawesi Tengah
  2. STIS Muhammadiyah Pringsewu, Lampung

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)

  1. STIT Muhammadiyah Aceh Barat Daya, Aceh
  2. STIT Muhammadiyah Banjar, Jawa Barat
  3. STIT Muhammadiyah Wates Kulonprogo, DIY
  4. STIT Muhammadiyah Bangil Pasuruan, Jawa Timur
  5. STIT Muhammadiyah Bojonegoro, Jawa Timur
  6. STIT Muhammadiyah Kediri, Jawa Timur
  7. STIT Muhammadiyah Lumajang, Jawa Timur
  8. STIT Muhammadiyah Paciran Lamongan, Jawa Timur
  9. STIT Muhammadiyah Pacitan, Jawa Timur
  10. STIT Muhammadiyah Tempurejo Ngawi, Jawa Timur
  11. STIT Muhammadiyah Sibolga, Sumatra Utara
  12. STIT Muhammadiyah Kendal, Jawa Tengah
  13. STIT Muhammadiyah Tanjung Redep Berau, Kalimantan Timur

Institut

  1. Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi, Jawa Barat
  2. Institut Keguruan dan Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Maumere, Nusa Tenggara Timur
  3. Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Banyuwangi, Jawa Timur

Politeknik

  1. Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta
  2. Politeknik Muhammadiyah Magelang, Jawa Tengah
  3. Politeknik Muhammadiyah Pekalongan, Jawa Tengah
  4. Politeknik Muhammadiyah Tegal, Jawa Tengah

Akademi

Akademi Keperawatan (Akper)

  1. Akper Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat
  2. Akper Muhammadiyah Kendal, Jawa Tengah
  3. Akper Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan
  4. Akper Muhammadiyah Bireuen, Aceh
  5. Akper Aisyiyah Palembang, Sumatra Selatan
  6. Akper Aisyiyah Bandung, Jawa Barat
  7. Akper Aisyiyah Padang, Sumatra Barat

Akademi Kebidanan (Akbid)

  1. Akbid Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat
  2. Akbid Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan
  3. Akbid Muhammadiyah Palopo, Sulawesi Selatan
  4. Akbid Muhammadiyah Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah
  5. Akbid Muhammadiyah Banda Aceh, Aceh
  6. Akbid Aisyiyah Palembang, Sumatra Selatan
  7. Akbid Aisyiyah Serang, Banten
  8. Akbid Aisyiyah Bandung, Jawa Barat
  9. Akbid Aisyiyah Pontianak, Kalimantan Barat
  10. Akbid Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta

Akademi Teknik Elektromedik

  1. Akademi Teknik Elektromedik Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan

Akademi Teknik Radiodiagnostik & Radioterapi

  1. AKTEK Radiodiagnostik & Radioterapi Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan

Akademi Analis Kesehatan

  1. Akademi Analis Kesehatan Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan

Akademi Kesehatan Lingkungan

  1. Akademi Kesehatan Lingkungan Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan

Akademi Fisioterapi

  1. Akademi Fisioterapi Muhammadiyah Aceh

Akademi Statistika

  1. Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang, Jawa Tengah

Akademi Akuntansi

  1. Akademi Akuntansi Muhammadiyah Klaten, Jawa Tengah

Akademi Farmasi (Akfar)

  1. Akfar Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat
  2. Akfar Muhammadiyah Kuningan, Jawa Barat

Akademi Pariwisata (Akpar)

  1. Akpar Muhammadiyah Jember, Jawa Timur
  2. Akpar Muhammadiyah Banda Aceh, Aceh

Referensi

  1. ^ a b www.muhammadiyah.or.id. "Kantor"
  2. ^ a b c A. Jalil Hamid, Tackle the rising cost of living longer . New Straits Times, 30 October 2016. Accessed 1 November 2016.
  3. ^ a b "Muhammadiyah". Div. of Religion and Philosophy, St. Martin College, UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-14. Diakses tanggal 2008-08-28. 
  4. ^ Muhtaroom, Ali (August 2017). "STUDY OF INDONESIAN MOSLEM RESPONSES ON SALAFYSHIA ISLAMIC EDUCATION TRANSNATIONAL INSTITUTION". Ilmia Islam Futuria. 17 (1): 73–95 – via Research Gate. organizations such as Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad has an important role in the development of Salafism in Indonesia. 
  5. ^ a b Abu Zayd, Nasr (2006). Reformation of Islamic Thought. Amsterdam University Press. ISBN 9789053568286. Diakses tanggal 20 April 2016. 
  6. ^ Pieternella van Doorn-Harder, WOMEN SHAPING ISLAM: Reading the Qu'ran in Indonesia, pg .95. Champaign: University of Illinois Press, 2010. ISBN 9780252092718
  7. ^ Burhani (2005), hlm. 101.
  8. ^ "Short History of Persyarikatan Muhammadiyah". Muhammadiyah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-19. Diakses tanggal 2006-08-10. 
  9. ^ Burhani (2010), hlm. 65-66
  10. ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia 1200-2004. London: MacMillan. hlm. 356. 
  11. ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia 1200-2004. London: MacMillan. hlm. 357. 
  12. ^ Ricklefs (1991), hal. 288.
  13. ^ "Muhammadiyah Makes Overtures to Islamists". Indonesia Matters. Diakses tanggal 2006-08-10. 
  14. ^ Alfian (1989). hlm. 152.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  15. ^ "Sejarah Singkat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-04. Diakses tanggal 2015-01-04. 
  16. ^ Abu Fayadh, Faisal (23 July 2021). "Ustadz Adi Hidayat: Kita Semua Salafi" [Ustadz Adi Hidayat: We are all Salafis]. Retizen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 July 2021. 
  17. ^ "Muhammadiyah Itu Golongan Ahlus Sunnah was Salafiyyah" [Muhammadiyah The Ahlus Sunnah was Salafiyyah]. Pwmu. 3 November 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 October 2021. 
  18. ^ Muhtaroom, Ali (August 2017). "STUDY OF INDONESIAN MOSLEM RESPONSES ON SALAFYSHIA ISLAMIC EDUCATION TRANSNATIONAL INSTITUTION". Ilmia Islam Futuria. 17 (1): 73–95 – via Research Gate. the development ofSalafi in Indonesia has inspired the emergence of anumber of organizations reformers of modern Islam in Indonesia. Organizationssuchas Muhammadiyah, Al-Irsyad,shared similar intentions to purify faith with the call back to the Quran and Sunnah, and leave many traditional customs that are claimed to be contaminated by heresy,tahayyul, and superstition... For Muhammadiyah, the purification of faith and the return to the Quran and Sunnah is an obligation... Muhammadiyah doctrine theology agrees with salafi, namely puritanist by going back to Al-Quran and As-Sunnah... 
  19. ^ In Indonesia, Islam loves democracy| Michael Vatikiotis | New York Times |6 February 6, 2006
  20. ^ NASHIR, M. Si, DR. H. HAIDAR (2015). MUHAMMADIYAH: A REFORM MOVEMENT. Jl. A Yani Pabelan Tromol Pos 1 Kartasura Surakarta 57102, Jawa Tengah – Indonesia: Muhammadiyah University Press. hlm. 94. ISBN 978-602-361-013-6. 
  21. ^ "USINDO Roundtable With the Muhammadiyah and Aisyiyah Delegation". The US-Indonesian Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 13, 2006. Diakses tanggal 2006-08-10. 
  22. ^ "Muhammadiyah urged Governot to Set Model School". Tribun Timur. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-27. Diakses tanggal 2006-08-10. 
  23. ^ "Muhammadiyah to help campaign on danger of avian flu". Antara. Diakses tanggal 2006-08-10. [pranala nonaktif permanen]
  24. ^ "Profil Muhammadiyah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-04. Diakses tanggal 2022-02-07. 
  25. ^ "Autonomous Organizations". Muhammadiyah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-27. Diakses tanggal 2006-08-10. 
  26. ^ "Pusat Data Muhammadiyah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-26. Diakses tanggal 2011-11-15. 
  27. ^ Website Resmi Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (Muhammadiyah Disaster Management Center)

Bacaan lanjutan

Lihat pula

Pranala luar