Firaun

pemimpin di Mesir kuno
Revisi sejak 8 Juni 2022 09.32 oleh 114.122.229.42 (bicara) (Sdn7pahandut kota Palangkaraya Kalteng)

Fir'aun (bahasa Arab: فرعون, /fir'aun/ bahasa Inggris: Pharaoh, /ˈfɛəroʊ/; bahasa Mesir: pr ꜥꜣ /pərəʾō/; bahasa Ibrani: פַּרְעֹה‎‎, /părʿō/) adalah sebuah gelar umum yang sekarang digunakan untuk raja-raja Mesir kuno dari Dinasti Pertama (c. 3150 SM) sampai aneksasi terhadap Mesir oleh Kekaisaran Romawi pada 30 SM.[3] Berasal dari kata dalam Bahasa Mesir Kuno berpelafalan pərəʾō yang secara literlit bermakna "rumah besar", kata ini di Mesir Kuno aslinya digunakan untuk menyebut Istana Kerajaan. Kata ini baru digunakan untuk menyebut raja-raja Mesir secara metonim semenjak era Kerajaan Baru (dimulai dari Dinasti ke-18, 1539–1292 SM). Dan pada Dinasti ke-22 (sekitar 945–730 SM) kata ini pun diadopsi sebagai julukan kehormatan. Kata "fir'aun" atau "pharaoh" tidak pernah menjadi gelar formal raja-raja Mesir pada masanya. Penggunaan kata "pharaoh" sebagai nama generik untuk semua raja Mesir berasal dari penggunaannya dalam Alkitab Ibrani, yang mana di Al-Qur'an penyebutannya adalah "fir'aun". Dalam dokumen resmi, gelar lengkap raja Mesir terdiri atas lima nama, masing-masing didahului oleh salah satu gelar berikut: Horus, Dua Wanita, Horus Emas, Raja Mesir Hulu dan Hilir, dan Putra Re. Nama belakang diberikan saat lahir, sedangkan yang lain saat penobatan.[4]

Fir'aun Mesir
Bekas Kerajaan
Pschent yang merupakan gabungan Dashret (Mahkota Merah) dari Mesir Hilir dan Hedjet (Mahkota Putih) dari Mesir Hulu
Gambaran tipikal Fir'aun, umumnya mereka digambarkan mengenakan hiasan kepala "nemes", sebuah jenggot palsu, dan shendyt (semacam sarung)
(gambaran Djoser dari Dinasti ke-3)
Penguasa pertama Raja Narmer atau Raja Menes (berdasarkan tradisi)

(penggunaan pertama kali kata Firaun untuk menyebut Raja dimulai sekitar tahun 1210 SM saat masa kepemimpinan Merneptah pada Dinasti ke-19)

Penguasa terakhir
[2]
Gelar Titulari 5 nama
Kediaman resmi Berbeda-beda tergantung era
Pendirian sekitar 3150 SM
Pembubaran
  • 343 SM
    (Fir'aun pribumi terakhir)[1]
  • 30 SM
    (Fir'aun yunani terakhir)
  • 314 M
    (Kaisar Roma yang terakhir disebut sebagai Fir'aun)[2]

Dalam komunitas Mesir, agama adalah sesuatu yang sentral dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu peran Fir'aun ialah sebagai penghubung antara para Tuhan dan manusia. Fir'aun kemudian mewakili Tuhan-Tuhan dalam peran sebagai administrator sipil dan agama. Fir'aun memiliki semua tanah di Mesir, memberlakukan hukum, mengumpulkan pajak, dan membela Mesir dari penjajah sebagai panglima tentara.[5] Secara agama, Fir'aun bertanggung jawab menjaga Maat (mꜣꜥt), atau tatanan kosmik, keseimbangan, dan keadilan, dan salah satu bagiannya termasuk pergi berperang jika diperlukan demi membela negara atau menyerang bangsa lain ketika hal itu diyakini akan berkontribusi kepada Maat, seperti memperoleh sumber daya.[6]

Selama hari-hari awal sebelum penyatuan Mesir Hulu dan Mesir Hilir, Deshret atau "Mahkota Merah", merupakan representasi kerajaan Mesir Hilir, sedangkan Hedjet, "Mahkota Putih", dikenakan oleh raja-raja Mesir Hulu. Setelah unifikasi kedua kerajaan menjadi satu Mesir, maka Pschent, kombinasi mahkota merah dan putih menjadi mahkota resmi raja. Seiring waktu diperkenalkanlah hiasan-hiasan kepala baru selama dinasti-dinasti yang berbeda seperti Khat, Nemes, Atef, mahkota Hemhem, dan Khepresh. Terkadang, digambarkan kombinasi dari hiasan kepala atau mahkota ini dipakai bersama-sama.

Lihat pula

Data referensi Ahmad Ilmi hairani kota Palangkaraya Kalteng  idahayati Anggraini kota Palangkaraya Kalteng. Nama satuan  dulu mendan perisarana galeri fhoto map histori data  belum bersertifikat sdn7 pahandut 
Nama=sdn7pahandut 

Np/sn=30203569 Alamat= jln doktermurjani Kodepos=73111 Desa kelurahan=pahandut Kecamatan=pahandut Kecamatan /kota LN =kotapalangkaraya Kalteng Provinsi=luar negri =provinsi Kalimantan tengah kota Palangkaraya Kalteng Provinsi /luar negri=provinsi =Kalimantan tengah Ahmad ilmihairani Status sekolah =sdn7pahandut Waktu penyelenggaraan jam6 pagi Kepala sekolah pajainal haulah 15 sekolahan yg terjual oleh idahayati Anggraini kota palangkarayakalteng

  1. ^ a b Clayton 1995, p. 217. "Although paying lip-service to the old ideas and religion, in varying degrees, pharaonic Egypt had in effect died with the last native pharaoh, Nectanebo II in 343 BC"
  2. ^ a b von Beckerath, Jürgen (1999). Handbuch der ägyptischen Königsnamen. Verlag Philipp von Zabern. hlm. 266–267. ISBN 978-3422008328. 
  3. ^ Clayton, Peter A. Chronicle of the Pharaohs the Reign-by-reign Record of the Rulers and Dynasties of Ancient Egypt. London: Thames & Hudson, 2012. Print.
  4. ^ "pharaoh | Definition, History, & Facts | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-19. 
  5. ^ "Pharaoh". AncientEgypt.co.uk. The British Museum. 1999. Diakses tanggal 20 December 2017. 
  6. ^ Mark, Joshua (2 September 2009). "Pharaoh - World History Encyclopedia". World History Encyclopedia. Diakses tanggal 20 December 2017.