Masjid Istiklal, Sarajevo

masjid di Bosnia dan Herzegovina
Revisi sejak 1 Maret 2023 12.56 oleh Biltonsianturi (bicara | kontrib) (Biltonsianturi memindahkan halaman Masjid Istiklal ke Masjid Istiklal, Sarajevo dengan menimpa pengalihan lama)

Masjid Istiklal (berarti "Masjid Merdeka") adalah masjid yang terletak di Otoka, Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina. Diambil dari nama Masjid Istiqlal di Jakarta, masjid ini dibangun sebagai hadiah dari rakyat dan pemerintah Indonesia untuk Bosnia dan Herzegovina sebagai tanda solidaritas dan persahabatan antara dua negara.[1] Nama "istiklal" atau "istiqlal" berarti "kemerdekaan" dalam bahasa Arab, sehingga juga dimaksudkan untuk memperingati kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina. Masjid itu juga dikenal sebagai "Masjid Indonesia" atau "Masjid Suharto", sebagai penghormatan kepada penggagas pembangunan masjid.

Masjid Istiklal
Istiklal džamija
PetaKoordinat: 43°50′46.860″N 18°21′38.999″E / 43.84635000°N 18.36083306°E / 43.84635000; 18.36083306
Agama
AfiliasiIslam
Cabang/tradisiSunni
Lokasi
LokasiBulevar Meše Selimovića 85, Sarajevo 387 33, Bosnia dan Herzegovina
Koordinat43°50′47″N 18°21′39″E / 43.846350°N 18.360833°E / 43.846350; 18.360833
Arsitektur
ArsitekAchmad Noe'man
TipeMasjid
Gaya arsitekturPasca-modern
KontraktorRepublik Indonesia
Didirikan2001
Biaya konstruksiUS$ 2.7 juta
Spesifikasi
Luas interior2,500 m2 (26,91 sq ft)
Kubah1
Tinggi luar kubah27 meter
Diameter luar kubah27 meter
Menara2
Tinggi menara48 meter

Kegiatan

Selain fungsinya sebagai tempat ibadah; salat 5 kali sehari dan salat lainnya (Jumat dan Idul Fitri), Masjid Istiklal juga menjadi penyelenggara Mekteb, pelajaran agama juga kompetisi baca Alquran untuk anak-anak dan orang dewasa. Masjid ini juga berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Arsitektur Islam di Bosnia, penyelenggara pernikahan Syariah, dan juga sebagai Pusat Kebudayaan Indonesia.[2]

Sejarah

Selama kunjungannya ke kota Sarajevo yang dilanda perang pada Maret 1995 dan kunjungan kehormatan ke Presiden Bosnia Alija Izetbegovic, Presiden Indonesia Soeharto memikirkan sebuah gagasan untuk membangun masjid di kota itu sebagai hadiah untuk rakyat Bosnia dan Herzegovina. Suharto mengatur bawahannya untuk mewujudkan idenya, dan menunjuk Achmad Noe'man, salah satu arsitek terkemuka di Indonesia untuk merancang masjid dan mengerjakan proyek tersebut. Noe'man dikenal karena karya-karyanya seperti Masjid Agung Batam, Masjid Baiturrahim di lingkungan Istana Merdeka, dan juga Masjid At-Tin (1999) di Jakarta Timur dekat Taman Mini Indonesia Indah. Proyek ini dimulai pada tahun 1995, namun karena kekacauan ekonomi dan politik di Indonesia menyebabkan jatuhnya Suharto pada tahun 1998, proses pembangunan dihentikan sementara.

Masjid ini selesai dibangun dan diresmikan pada bulan September 2001 oleh Menteri Agama Indonesia Said Agil Husin Al Munawar.[1] Setahun kemudian pada bulan September 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri mengunjungi masjid ini di sela-sela kunjungan kenegaraannya ke Sarajevo.

Arsitektur

Masjid Istiklal Sarajevo menunjukkan interpretasi arsitektur modern dan Islam menurut perspektif Indonesia. Masjid ini dibangun dengan elemen-elemen geometris sederhana dan pola-pola pada logam yang terbuat dari baja nirkarat atau aluminium dan blok-blok kaca yang dipasang pada jendela dan lengkungan. Eksterior ditutupi dengan ubin putih, sedangkan interiornya, terutama dalam bingkai mihrab, mimbar dan jendela dihiasi dengan ukiran kayu khas Indonesia dan ornamen bunga.

Dibangun di atas lahan seluas 2.800 meter persegi di Otoka di sisi barat Sarajevo, masjid ini adalah salah satu masjid terbesar di Sarajevo dan mudah dikenali sebagai ikon daerah tersebut. Masjid ini memiliki kubah tunggal berwarna tembaga dengan tinggi 27 meter dan diameter 27 meter. Kubah dilengkapi dengan tiga bukaan horizontal di sekitar kubah untuk memungkinkan cahaya matahari memasuki interior masjid di bawah kubah. Kubah jenis ini mirip dengan yang dimiliki masjid At-Tin di Jakarta yang juga dirancang oleh Achmad Noe'man. Dua menara kembar mengapit pintu masuk yang berupa lengkungan iwan. Tinggi menara 48 meter. Ujung menara kembar dihiasi dengan bintang dan bulan sabit di atasnya. Menara kembar melambangkan dua negara, karena masjid ini mewakili persahabatan dan solidaritas antara Indonesia dan Bosnia-Herzegovina.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Kerjasama Bilateral, Bosnia-Herzegovina" (dalam bahasa Indonesia). Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Juni 2013. Diakses tanggal 25 Juni 2013. 
  2. ^ "Istiqlal Mosque". Islamic Finder. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 September 2011. Diakses tanggal 25 June 2013. 

Pranala luar