Mardani Ali Sera
Mardani atau biasa dikenal Mardani Ali Sera (lahir 9 April 1968) adalah seorang akademisi dan politisi Indonesia. Saat ini, ia menjabat sebagai anggota DPR-RI dan dosen untuk Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Mardani Ali Sera | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Mulai menjabat 1 Oktober 2019 | |
Daerah pemilihan | DKI Jakarta I |
Masa jabatan 23 Februari 2017 – 30 September 2019 Pengganti Antar Waktu | |
Pengganti Petahana | |
Daerah pemilihan | Jawa Barat VII |
Masa jabatan 19 Oktober 2011 – 30 September 2014 Pengganti Antar Waktu | |
Pengganti Petahana | |
Daerah pemilihan | Jawa Barat VII |
Informasi pribadi | |
Lahir | Mardani 9 April 1968 Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Keadilan Sejahtera |
Suami/istri | |
Almamater | Universitas Indonesia Universitas Teknologi Malaysia |
Situs web | mardanialisera |
Sunting kotak info • L • B |
Datang dari keluarga Betawi, Mardani melewati masa kecil dan menyelesaikan pendidikan menengahnya di Jakarta. Karakter kemipimpinannya mulai tampak sewaktu memimpin ekstrakurikuler kerohanian Islam (Rohis) di SMA Negeri 1 Jakarta. Terjun dalam pergerakan tarbiah sewaktu kuliah di Universitas Indonesia, ia menunjukkan perhatiannya dalam politik.
Mardani menjabat sebagai anggota DPR-RI dua periode, meskipun hasil pemilihan umum legislatif Indonesia 2009 dan 2014 tidak mengantarnya ke DPR. Pada 2011, Mardani dilantik sebagai anggota DPR menggantikan Arifinto yang mengundurkan diri.[1] Pada 2017, Mardani mengisi kekosongan kursi yang ditinggalkan Sa'duddin.
Pada pemilu legislatif 2019 Mardani Ali Sera yang juga Penggagas gerakan #2019GantiPresiden berhasil lolos masuk parlemen melalui daerah pemilihan DKI 1 (Jakarta Timur) dengan perolehan suara yang menyakinkan 155.285 suara.
Kehidupan awal
Mardani lahir di Jakarta pada 9 April 1968 dari pasangan M. Ali Sera dan Rohati. Ia menghabiskan masa kecilnya di Galur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Pendidikan dasar hingga menengahnya diselesaikan di Jakarta. Saat bersekolah di SMA Negeri 1 Jakarta, Ia aktif berorganisasi melalui ekstrakurikuler kerohanian Islam (Rohis) dan pernah diamanahkan sebagai Ketua Seksi Rohis untuk OSIS.
Memasuki jenjang perguruan tinggi, Mardani diterima di program sarjana Jurusan Teknik Mesin, Universitas Indonesia pada 1987. Selama di kampus, ia aktif dalam bidang komunikasi media sebagai jurnalis FTUI. Sewaktu masih kuliah, ia menikahi istrinya, Siti Oniah pada 8 September 1991. Setelah lulus dari UI, Mardani mulai mengajar untuk Universitas Mercu Buana. Tamat S-1, ia melanjutkan pendidikan pasca-sarjana dan doktoral di Universitas Teknologi Malaysia, masing-masing diselesaikan pada 2000 dan 2004 dengan jurusan yang sama yakni teknik mesin.
PKS
Pada masa awal pendirian Partai Keadilan (PK), Mardani duduk sebagai anggota Pusat Informasi Partai (PIP) di Johor Baru, Malaysia. Pada 2000, ia masuk dalam kepengurusan PIP ketika PK telah berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sejak kembali ke Tanah Air pada 2003, Mardani terlibat dalam kepengurusan partai mulai dari tingkat kecamatan hingga pusat. Pada 2005, ia diangkat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP PK sampai 2010.
Sejak 2011, ia diamanahkan sebagai Ketua DPP PKS Bidang Koordinasi Kehumasan. Di internal PKS, sosoknya terkenal dengan disiplin dalam administrasi, dianggap sebagai sosok yang sangat taat hukum dan aturan.
Menjelang pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017, PKS sempat mendeklarasikan Mardani sebagai bakal calon untuk dipasangkan dengan Sandiaga Uno. Namun, memasuki hari pendaftaran calon, PKS yang berkoalisi dengan Gerindra mengumumkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai kandidat yang diusung dalam pemilihan.[2] Walaupun urung maju dalam pemilihan, Mardani dianggap memiliki kebesaran hati karena bersedia mengetuai tim pemenangan dan pada saat yang sama PKS tak memaksakan mencalonkan kader sendiri.[3] Saat Anies dan Sandiaga dinyatakan menang dalam hitung cepat, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut Mardani sebagai "panglima pemenangan".[4] Mardani dianggap secara cerdas mampu membuat akar rumput PKS di Jakarta rapat dan solid memenangkan Anies–Sandi.[5]
Kehidupan pribadi
Mardani menikah dengan Siti Oniah pada 8 September 1991. Keluarga itu memiliki sembilan orang anak, empat putra dan lima putri.
Sejarah elektoral
Pemilu | Lembaga legislatif | Dapil | Partai | Perolehan suara | Hasil | |
---|---|---|---|---|---|---|
2009 | Dewan Perwakilan Rakyat | Jawa Barat VII | PKS | 24.512[6] | Tidak Terpilih | |
2014 | Dewan Perwakilan Rakyat | Jawa Barat VII | PKS | Tidak diketahui | Tidak Terpilih | |
2019 | Dewan Perwakilan Rakyat | DKI Jakarta I | PKS | 155.285[7] | Terpilih |
Pranala luar
- (Indonesia) Profil.Situs Mardani Ali Sera
- Mardani Ali Sera Caleg DPR RI.Situs Resmi KPU
Referensi
- ^ Tiga Anggota DPR Baru dari PKS.Kompas.com
- ^ "Kisah Berliku Anies Baswedan, Habis Di-Reshuffle Terbitlah Kursi DKI 1". 20 April 2017. Okezone.
- ^ "Sandiaga Uno Puji Sikap Legowo Mardani". 25 September 2016. Republika.
- ^ "Prabowo: Panglima Pemenangan Anies-Sandi adalah Mardani Ali Sera". 20 April 2017. Tempo..
- ^ "Jakarta, Prabowo Dan Mardani" Diarsipkan 2017-04-22 di Wayback Machine.. 20 April 2017. RMOL.
- ^ "Dr. H. Mardani, M.Eng. - Pemilu 2009 Jabar VII". pemilu.asia. Diakses tanggal 2022-07-30. horizontal tab character di
|title=
pada posisi 23 (bantuan) - ^ "Hasil Pemilu 2019". kpu.go.id. Diakses tanggal 23 Mei 2022.