Luhut Binsar Pandjaitan

Politisi Indonesia
Revisi sejak 23 Agustus 2022 08.17 oleh Emsyarifuddin (bicara | kontrib) (Referensi)

Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. (lahir 28 September 1947) adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Kabinet Kerja pada Juli 2016 dan dipilih kembali pada masa Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin periode 2019–2024 sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.[3] Pada 12 Agustus 2015, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno. Dalam perombakan Kabinet Kerja Jilid II pada 27 Juli 2016, ia diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.[4] Pada 15 Agustus 2016, Presiden Joko Widodo mengambil langkah terkait polemik kepemilikan paspor Amerika Serikat (AS) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, sehingga Presiden memberhentikan Archandra secara terhormat dari Menteri ESDM dan menunjuk Luhut yang juga menjadi Menko Maritim untuk menjadi pejabat sementara (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia ke-5
Mulai menjabat
27 Juli 2016
PresidenJoko Widodo
Sebelum
Pendahulu
Rizal Ramli
Pengganti
Petahana
Sebelum
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia ke-13
Masa jabatan
12 Agustus 2015 – 27 Juli 2016
PresidenJoko Widodo
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia
(Pelakasana Tugas)
Masa jabatan
15 Agustus 2016 – 14 Oktober 2016
PresidenJoko Widodo
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia ke-1
Masa jabatan
31 Desember 2014 – 2 September 2015
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada, jabatan baru
Pengganti
Teten Masduki
Sebelum
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia ke-19
Masa jabatan
24 Agustus 2000 – 23 Juli 2001
PresidenAbdurrahman Wahid
Sebelum
Pendahulu
Jusuf Kalla
Pengganti
Rini Soemarno
Sebelum
Duta Besar Indonesia untuk Singapura ke-15
Masa jabatan
1999–2000
Sebelum
Pengganti
Johan S. Syahperi
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir28 September 1947 (umur 77)
Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba, Sumatra Utara, Indonesia
Partai politikPartai Golongan Karya
Suami/istriDevi Simatupang
Anak
Orang tua
  • Bonar Pandjaitan (ayah)
  • Siti Frida Naiborhu (ibu)
Kerabat
AlmamaterAKABRI
Universitas George Washington
Universitas Pertahanan Nasional (AS)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1970–1999
Pangkat Jenderal TNI
SatuanInfanteri (Kopassus)
KomandoDetasemen Khusus 81 (Penanggulangan Teror)
Pertempuran/perangPemberontakan Komunis di Sarawak
Operasi Seroja
Pemberontakan di Timor Timur
PenghargaanAdhi Makayasa
Instagram: luhut.pandjaitan Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2000–2001 saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI 1999–2001. Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, ia menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.

Kehidupan pribadi

Luhut merupakan anak ke-1 dari 5 bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu. Ia menikah dengan Devi Simatupang dan memiliki 4 anak, yaitu Paulina, David, Paulus dan Kerri Pandjaitan.

Pendidikan

Luhut menyelesaikan pendidikan SMA di SMAK 1 PENABUR Bandung. Semasa SMA, Ia menjadi salah satu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa untuk menentang Orde Lama dan PKI.

Pada tahun 1967, Luhut masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat dan 3 tahun kemudian meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada tahun 1970, sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.

Karir militernya banyak dihabiskan di Kopassandha TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya—Komandan Grup 3 Kopassandha, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat. Ketika menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus, menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.

Pendidikan yang diikutinya:

Pada Tahun 2001 Luhut Panjaitan mendirikan Institut Teknologi Del di Desa Sitoluama, Laguboti, Kabupaten Toba.

Pelatihan

  • Royal Army Special Air Service (SAS), Britania Raya (1981).
  • Shooting & Anti-Terror Instructor Training, Jerman Barat (1981).
  • Counter-Terrorism and Special Operations Course, Grenzschutzgrupppe 9 (GSG-9) German Federal Police, Jerman Barat (1981).
  • US Army Airborne, Pathfinder, And Ranger Course, Fort Bragg And Fort Benning, Amerika Serikat (1976).
  • Free Fall Instructor Course, US Army Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat (1976).
  • Mobile Trainning Team (MTT) Instructor Course Golden Knight, US Army Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat (1978).
  • HALO/HAHO Jumpmaster Instructor Course, US Army Jumpmaster School, Amerika Serikat (1980).
  • US Army John F. Kennedy Special Warfare Center and School (US. Army Special Forces Course), Fort Bragg, Amerika Serikat (1978).
  • Bomb Disposal Instructor Training, US Army Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat (1977).
  • Jungle Warfare Instructor Training Course, US Army Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat (1979).
  • Guerrilla & Counter-Guerrilla Warfare Instructor Training Course, US Army Special Forces, Amerika Serikat (1978).

Kepangkatan

  • Letnan Dua Inf (1970)
  • Letnan Satu Inf (1973)
  • Kapten Inf (1975)
  • Mayor Inf (1980)
  • Letnan Kolonel Inf (1983)
  • Kolonel Inf (1990)
  • Brigadir Jenderal TNI (1995)
  • Mayor Jenderal TNI (1996)
  • Letnan Jenderal TNI (1997)
  • Jenderal TNI (HOR) (01-11-2000)

Jabatan militer

  • Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1971).
  • Komandan Peleton Batalyon Siliwangi Di Kalimantan Barat, Pada Operasi Pemberantasan Dan Penumpasan PGRS/Paraku (1972).
  • Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1973).
  • Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir (Desember 1973 – Oktober 1974).
  • Ajudan Pribadi Brigjen TNI Yogi S Memed (Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (KONGA VI), Mesir (Desember 1973 – Oktober 1974).
  • Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi Seroja, Kopassandha (1975).
  • Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda Pada Elemen Satgas Tempur Khusus, Pada Operasi Seroja (1976), Sekaligus Meraih Prestasi Dan Predikat Sebagai Komandan Kompi Terbaik Dalam Operasi Seroja.
  • Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat.
  • Perwira Operasi Pada Satuan Tugas/Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.
  • Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1981)
  • Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI (1983)
  • Komandan Satuan Pengamanan Presiden RI/VVIP Pada KTT ASEAN Manila, Filipina (1984).
  • Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Charlie/Proyek Intelijen Teknik (Proyek Yang Menjadi Creme De La Creme TNI) Pada Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1985).
  • Pendiri Dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (1986).
  • Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) Di Sektor Tengah Khusus (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor-Timur (1986). Meraih Prestasi Dan Predikat Sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik Di Timor-Timur.
  • Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud/Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus/Pusdikpassus, Kopassus (1987).
  • Asisten Operasi (Asops) Kopassus (1989)
  • Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus, (1990)
  • Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), (1993)
  • Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur, Meraih Prestasi Sebagai Komandan Korem Terbaik Di Indonesia (1995)
  • Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri
  • Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD (1996–1997)
  • Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD) (1997–1998).

Jabatan Pemerintahan

  • Duta Besar RI Berkuasa Penuh Untuk Singapura (1999–2000)
  • Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Persatuan Nasional (2000–2001)
  • Kepala Staf Kepresidenan RI (2014–2015)
  • Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan RI (2015–2016)
  • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2016–2019)
  • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kabinet Indonesia Maju (2019–Sekarang)
  • Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri (2018-Sekarang)
  • Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (2020-Sekarang)
  • Ketua Dewan Pengarah Penyelamatan 15 Danau Prioritas Nasional (2021-Sekarang)
  • Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (2021-Sekarang)
  • Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung (2021-Sekarang)
  • Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional (2022- )
  • Koordinator PPKM Wilayah Jawa-Bali (2021-Sekarang)

Karier di pemerintahan

Pada tahun 1999, Presiden B.J. Habibie mengangkatnya menjadi Duta Besar Republik Indonesia Untuk Republik Singapura pada awal era Reformasi. Kepiawaian Luhut dalam diplomasi dianggap mampu mengatasi hubungan kedua negara yang sempat terganggu dan kurang selarasnya komunikasi antar pemimpin negara sepeninggal Presiden Soeharto. Dalam tiga bulan pertama masa jabatannya, ia mampu memulihkan hubungan kedua negara ke tingkatan semula.

Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Luhut ditarik dari Singapura sebelum masa baktinya berakhir. Gus Dur mempercayakannya sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia. Presiden pada era pemerintahan selanjutnya pun bermaksud untuk mempercayakannya kembali sebagai menteri, tetapi Luhut menolaknya karena ia menjaga etika terhadap Gus Dur.

Pada 31 Desember 2014, Luhut dilantik menjadi Kepala Staf Kepresidenan Indonesia yang pertama oleh Presiden Joko Widodo.[5]

Pada 12 Agustus 2015, Luhut ditetapkan oleh Presiden menjadi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan sebelum dipindahkan lagi menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada tanggal 27 Juli 2016.[6][7]

Pengembangan masyarakat

Pada tahun 2001, Luhut memiliki ide membangun yayasan dan sekolah untuk masyarakat yang membutuhkan. Lalu bersama istrinya, Devi, Luhut membuat sebuah yayasan misi sosial, Yayasan Del, yang bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia Indonesia agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara.

Yayasan Del bergerak di sektor pendidikan, teknologi, kesehatan, kemanusiaan dan membangun panti asuhan. Selain itu Del juga memberikan program beasiswa tanpa membedakan status maupun golongan. Program pertamanya adalah dengan mendirikan Politeknik Informatika Del yang kini telah menjadi Institut Teknologi Del, di tepi Danau Toba. Tepatnya di Sitoluama, Laguboti, Kab. Tobasa. Sekarang, IT Del telah membuka program studi baru, yaitu: S1 Teknik Manajemen Rekayasa, Teknik Bioproses, Sistem Informasi dan Teknik Informatika, serta D3 Teknik Informatika.

Institut Teknologi DEL, ditujukan untuk anak berbakat dan dari keluarga tidak mampu Indonesia. Sejak didirikan, Institut Teknologi DEL bekerjasama dengan ITB Bandung, NIT India dan Wollongong University Australia.

Luhut juga mendirikan Yayasan Luhur Bakti Pertiwi yang telah melahirkan 250 alumni generasi muda berjiwa pemimpin berintegritas tinggi dari 23 provinsi. Selain itu Luhut juga mendirikan Yayasan Lingkar Bina Prakarsa sebagai lembaga independen dan non-partisan untuk menjadi Pusat Studi Kebijakan dan Pendampingan Strategis.

Kewirausahaan

Pada tahun 2004, Luhut mulai merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group. Kini di bawah Toba Sejahtra yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, ada anak usaha yang bergerak di sektor minyak dan gas, perkebunan, dan kelistrikan.[8]

Selain itu ada satu perusahaan konsesi yang dipegang Toba Sejahtra Grup, yaitu PT Kutai Energi. Sedangkan di sektor migas ada PT Energi Mineral Langgeng dan PT Fairfield Indonesia. Di sektor kelistrikan ada PT Pusaka Jaya Palu Power dan PT Kartanegara energi Perkasa. Lalu di sektor perkebunan ada dua perusahaan yaitu, PT Trisena Agro Sejahtera dan PT Adimitra Lestari. Kalu di sektor industri ada PT Smartias Indo Gemilang, PT Rakabu Sejahtera dan PT Kabil Citranusa.

PT Pusaka Jaya Palu Tower yang bergerak di sektor kelistrikan sejak tahun tahun 2007, berhasil membangun pembangkit listrik tenaga uap—dan ini merupakan pembangkit listrik tenaga uap swasta pertama di Indonesia.

Untuk coal and mining, sebagian besar hasil produksinya diekspor ke China, Korea, Taiwan, India, dan Jepang.

Penghargaan dan tanda kehormatan

Afiliasi

  • Wakil Ketua DPP Partai Golongan Karya (2008–2014)
  • Diusulkan Menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar (2016–2019)[9]
  • Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar (2019-2024)

Aktvitas Sosial

Filmografi

Film

Tahun Judul Peran Produksi
2019 Sang Prawira Kameo Mabes Polri
MRG Films

Catatan

Referensi

  1. ^ Nafisa, Lusi (17 Oktober 2020). "Istri Luhut Binsar Bukan Orang Sembarangan, Ini Sosok Devi Simatupang, Bapaknya Menteri Era Soekarno". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 17 Agustus 2021. "Sebagai anak seorang Menteri pada zaman Presiden Soekarno...Devi Pandjaitan Br Simatupang" — satu-satunya menteri bermarga Simatupang dalam kabinet Soekarno adalah S.H. Simatupang 
  2. ^ "Luhut Binsar Panjaitan". LHKPN. 
  3. ^ Artikel:"Luhut Pandjaitan Dilantik Menjadi Kepala Staf Kepresidenan" di Kompas.com
  4. ^ Ini Daftar Lengkap Reshuffle Kabinet Kerja Jilid II, diakses 27 Juli 2016
  5. ^ Luhut Panjaitan Jadi Kepala Staf Kepresidenan, Laksdya Adi Supandi Jadi KSAL
  6. ^ Media, Kompas Cyber. "Luhut Pandjaitan Resmi Jabat Menko Polhukam - Kompas.com". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2016-11-02. 
  7. ^ "Luhut Serah Terima Jabatan Menko Polhukam ke Wiranto". news.okezone.com. Diakses tanggal 2016-11-02. 
  8. ^ "Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan Ungkap Masalah BBM". MEDIA IPNU - Alternatif Pusat Publikasi (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-23. 
  9. ^ Golkar Tunjuk Luhut Wakil Ketua Dewan Kehormatan Arah.com tanggal 30 Mei 2016. Diakses tanggal 30 Mei 2016

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Rizal Ramli
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
2016–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Tedjo Edhy Purdijatno
Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia

2015–2016
Diteruskan oleh:
Wiranto
Didahului oleh:
Kuntoro Mangkusubroto
sebagai Kepala UKP4
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia
2014–2015
Diteruskan oleh:
Teten Masduki
Didahului oleh:
Jusuf Kalla
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
2000–2001
Diteruskan oleh:
Rini Soemarno
Jabatan olahraga
Didahului oleh:
Wiranto
Ketua Umum PB FORKI
2001–2009
Diteruskan oleh:
Hendardji Soepandji
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Herman Bernhard Leopold Mantiri
Duta Besar Indonesia untuk Singapura
1999–2000
Diteruskan oleh:
Johan S. Syahperi