Liwa
Liwa adalah ibu kota Kabupaten Lampung Barat. Kota dengan julukan Liwa Kota Berbunga terletak di lereng pegunungan Bukit Barisan Selatan, daerah ini tempat didirikannya kerajaan tertua di tanah Lampung yakni Kepaksian Sakala Brak (Kepaksian Paksi Pak Sakala Brak) dari abad ke-13 Masehi di puncak gunung pesagi yang memiliki empat titik kebesaran yang salah satunya Gedung Dalom di Wilayah Batu Brak. Wilayah kota ini meliputi seluruh wilayah Kecamatan Balik Bukit.[1]
Sejarah
Sang Bumi Lampung tak bisa dipisahkan dengan perkembangan Islam awal di tanah Lampung Dari Pasai pesisir pantai utara Sumatra melalui Provinsi Sumatra Barat dan Bengkulu terus ke lereng tengkuk Gunung Pesagi (Gunung tertinggi di Lampung tidak aktif) Hanibung Gedung Dalom Batu Brak daerah Kabupaten Lampung Barat, Islam dibawa oleh empat keturunan dari Sultan Ratu Mumelar Paksi pada hari Rabu 24 Agustus 1289 Masehi (Abad ke-13 Masehi), Fase ini menjadi bagian terpenting dari eksistensi Adat dan tradisi Lampung, Kedatangan ke empat Umpu ini tepat disaat Kedatuan Sriwijaya telah direduksi dijadikan kerajaan kecil dengan raja Ratu Sekerummong, ditumbangkan, ditaklukkan oleh empat putra Ratu Ngegalang Paksi pada tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam (Abad ke-7 Hijriyah).[2] Sindi La Laula putri tunggal ratu sekerummong melaksanakan pernikahan secara Islam dengan kepaksian pernong dan menetab di batu brak dari abad ke-13 Masehi[3].
Pada Abad ke-14 Masehi, Sultan di Kepaksian Paksi Pak Sakala Brak Kepaksian Pernong mendirikan Pesanggerahan dan nama Liwa.
Portugis, kemudian belanda berperang melawan, Inggris berdagang dan membangun benteng di antara kerajaan-kerajaan pesisir mulai Abad ke-16 Masehi, pada sekitar tahun 1684 M hingga 1690 Masehi terjadi hubungan antara Kepaksian dengan Portugis, berperoses juga pada jaman itu tahun 1701 Masehi hingga 1824 M Kepaksian Paksi Pak Sakala Brak dengan Inggris, pada tahun 1823 Masehi Sakala Brak dengan Hindia Belanda hasil bentukan dari nasionalisasi Vereenigde Oostindische Compagnie, pertukaran antara Inggris dan Belanda pada tahun 1824 Masehi yaitu Singapura dan Bengkulu, Belanda mendapatkan Bengkulu dan Inggris meninggalkan Bengkulu untuk mendapatkan Singapura, satu hal yang pasti bahwa Inggris bahwa Inggris tidak Pernah menjajah Kepaksian Paksi Pak Sakala Brak (Kepaksian Sakala Brak), Belanda perlahan membuka pedalaman untuk otoritas mereka sepanjang Abad ke-19 Masehi, Selama Perang Dunia II Sumatra diduduki oleh Jepang (1942-1945), dan pada tanggal 17 Agustus 1950 tahun Masehi pulau Sumatra menjadi satu kesatuan bagian dari Republik Indonesia.[4] Tepat lima tahun setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Presiden pertama Indonesia membubarkan majelis terpilih dan memperkenalkan konsep yang dikenal sebagai Demokrasi Terpimpin, dan memberlakukan kembali UUD 1945 pada tahun 1959, Di tandai dengan pembentukan banyak Kementerian.[5]
Letak
Liwa terletak di jalur lintas barat Sumatera pada simpang jalan yang menghubungkan tiga provinsi, yaitu Lampung, Bengkulu, dan Palembang. Berikut perbatasannya dengan wilayah lainnya:[6]
Utara | Kecamatan Sukau |
Timur | Kecamatan Batu Brak |
Selatan | Taman Nasional Bukit Barisan Selatan |
Barat | Kabupaten Pesisir Barat |
Wilayah
Wilayah Kota Liwa meliputi seluruh wilayah kecamatan Balik Bukit yang ditandai dengan adanya
- Gerbang selamat datang kota Liwa yang terdapat di kawasan Sekuting terpadu pekon Wates.
- Pada perbatasan pekon Wates kecamatan Balik Bukit dengan pekon Kembahang kecamatan Batu Brak terdapat tugu kopi yang bertuliskan "Kota Liwa", yang pada masa sebelum dibangun tugu kopi di tempat ini juga telah berdiri tugu selamat datang (dapat dilihat di google street view pada citra tahun 2015).
Ditandai juga dengan terdapat instansi pendidikan dengan nama Liwa yang menyebar di seluruh kecamatan Balik Bukit, yaitu:
SMA
- SMA Negeri 1 Liwa di Pekon Way Empulau Ulu
- SMA Negeri 2 Liwa di Kelurahan Pasar Liwa
SMK
- SMK Negeri 1 Liwa di Pekon Padang Dalom
SMP
- SMP Negeri 1 Liwa di Pekon Sebarus
- SMP Negeri 2 Liwa di Kelurahan Pasar Liwa
- SMP Negeri 3 Liwa di Kelurahan Way Mengaku
- SMP Negeri 4 Liwa di Pekon Padang Dalom
- SMP Negeri Sekuting Terpadu di Pekon Wates
Kemudian ditandai dengan berbagai kantor pemerintahan dan fasilitas publik yang menyebar di kecamatan Balik Bukit, seperti
- Kantor Bupati, Wakil Bupati dan Komplek Perkantoran Pemkab Lampung Barat di Kelurahan Way Mengaku
- Kodim 0422/Lampung Barat di Kelurahan Way Mengaku
- Polres Lampung Barat di Pekon Watas
- RSUD Alimuddin Umar Liwa di Pekon Kubu Perahu
- Puskesmas Liwa di Pekon Sebarus
- PLN Liwa di Pekon Sebarus
Marga Liwa
Liwa yang meliputi satu marga (Marga Liwa) dan satu kecamatan (Kecamatan Balik Bukit) terdiri dari 12 (duabelas) pekon (desa/kelurahan):
Kondisi alam
Terletak di pegunungan dengan hawa yang sejuk dan panorama yang indah seluas sekitar 3.300 hektare, Liwa adalah eksotisme bagi para pencinta alam. Liwa mencakup beberapa pekon (kelurahan) yang dikelilingi oleh hijaunya bukit-bukit. Dari kejauhan, kebiruan Gunung Pesagi, gunung tertinggi di Lampung (3.262 mdpl), menambah eloknya kota.
Sejak dulu, Liwa terkenal sebagai tempat pemukiman yang menyenangkan, aman, dan damai bagi semua orang. Orang Belanda pada masa Kolonial dahulu pun memanfaatkan kota ini sebagai tempat berlibur, beristirahat, dan bersantai.
Beberapa bangunan peninggalan Belanda sebetulnya utuh sebelum gempa tektonik berkekuatan 6,7 sekala Richter menghantam kota ini, 15 Februari 1994.
Lihat pula
Referensi
- [1]Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat. (2013). Kecamatan Balik Bukit Dalam Angka 2013. Lampung Barat. BPS.
- ^ http://malahayati.ac.id/?p=16994
- ^ https://labrak.co/2022/03/kota-liwa-dan-sejarah-masuk-islam-ke-lampung/
- ^ https://metropolis.co.id/2018/08/14/4-umpu-sekala-brak-lampung-anak-raja-pagaruyung-minangkabau/
- ^ https://www.britannica.com/place/Sumatra
- ^ https://www.britannica.com/place/Indonesia/Justice
- ^ https://www.nomor.net/_kodepos.php?_i=republik-indonesia&id=42034