Muhammad Dimyathi
Abuya, Kiai, Haji Muhammad Dimyathi bin K.H. Muhammad Amin al-Bantani, atau yang lebih dikenal dengan Abuya Dimyathi (7 Februari 1929 – 3 Oktober 2003) adalah seorang ulama asal Banten.[1] Beliau merupakan ayah dari Abuya Ahmad Muhtadi Dimyathi.[2] Beliau juga merupakan guru dari Abuya Uci Turtusi.
Abuya | |
---|---|
Nama | Muhammad Dimyathi |
Nasab | bin Muhammad Amin |
Nisbah | al-Bantani |
Lahir | Muhammad Dimyathi 7 Februari 1929 Cadasari, Pandeglang, Banten, Indonesia |
Meninggal | 3 Oktober 2003 Cadasari, Pandeglang, Banten, Indonesia | (umur 74)
Nama lain | Mbah Dim |
Kebangsaan | Indonesia |
Etnis | Sunda Banten |
Jabatan | Ulama |
Firkah | Sunni |
Mazhab Fikih | Syafi'i |
Murid dari | Abuya Abdul Halim Abuya Muqri Abdul Hamid Mama Bakri Sempur Mbah Dalhar Mbah Nawawi Jejeran Jogja Mbah Khozin Bendo Pare Mbah Baidlowi Lasem Mbah Ruqyat Kaliwungu |
Mempengaruhi | |
Istri | Hj. Asma |
Keturunan | Ahmad Muhtadi Dimyathi |
Orang tua | KH. Muhammad Amin (ayah) Hj. Ruqayyah (ibu) |
Kehidupan awal
Abuya Dimyathi lahir di Banten. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Muhammad Amin dan Hj. Ruqayyah.[3]
Mendirikan pesantren
Abuya Dimyathi merintis pesantren di Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten sekitar tahun 1965, dan telah banyak melahirkan ulama-ulama ternama seperti Habib Hasan bin Ja'far Assegaf yang sekarang memimpin Majelis Nurul Musthofa di Jakarta dan (alm) Abuya Uci Turtusi yang memimpin Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah di Cilongok Sukamantri, Pasar Kemis, Tangerang yang wafat pada tahun 2021.
Dalam perilaku sehari-hari beliau tampak tawadhu, zuhud dan ikhlas. Banyak dari beberapa pihak maupun wartawan yang coba untuk mempublikasikan kegiatannya dipesantren selalu ditolak dengan halus oleh Abuya Dimyathi, begitu pun ketika beliau diberi sumbangan oleh para pejabat selalu ditolak dan dikembalikan sumbangan tersebut. Hal ini pernah menimpa Siti Hardijanti Rukmana yang memberi sumbangan sebesar 1 milyar. Tetapi oleh Abuya Dimyathi ditolak.
Karya-karya
Beberapa kitab yang dikarang oleh Abuya Dimyathi. Diantaranya adalah:[4]
- Kitab Minhajul Ishthifa. Kitab ini isinya menguraikan tentang Hidzib Nashr dan Hidzib Ikhfa. Dikarang pada bulan Rajab 1379 H/1959 M.
- Kitab Aslul Qodr. Yang didalamnya khususiyat sahabat saat perang Badr.
- Kitab Roshnul Qodr. Isinya menguraikan tentang Hidzib Nasr. Rochbul Qoir I dan II yang juga sama isinya yaitu menguraikan tentang Hidzib Nasr.
- Kitab Bahjatul Qooalaid. Nadzam Tijanud Darori.
- Kitab Al-Hadiyyatul Jalaliyyah didalamnya membahas tentang tarekat Syadziliyyah.
Referensi
- ^ Alawi, Abdullah (2019-10-31). "Mengenal Ulama Kharismatik Banten Abuya Dimyati". nu.or.id. Diakses tanggal 2022-12-14.
- ^ DIA, Yayasan (2019-03-14). "Biografi KH. Muhammad Dimyati al-Bantani (Abuya Dimyati)". Biografi KH. Muhammad Dimyati al-Bantani (Abuya Dimyati) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-14.
- ^ Agu 2; Jelajah, 2021 | (2021-08-02). "MBAH DIMYATI BIN MUHAMMAD AMIN AL BANTANI, KESEDERHAAN BERSAHAJA DENGAN SUASANA KEILMUAN". Sidogiri Media Online. Diakses tanggal 2022-12-14.
- ^ Roji, Fathur (2020-04-16). "Abuya Dimyati, Ulama Kharismatik yang Waktunya untuk Ilmu dan Dakwah". Gontornews (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-14.