Al-Hushain bin Numair As-Sakuni

Revisi sejak 30 Desember 2022 12.40 oleh A154 (bicara | kontrib)

Al-Hushain bin Numair As-Sakuni (bahasa Arab: الحصين بن نمير السكوني, meninggal 5 atau 6 Agustus 686) adalah seorang panglima Kekhalifahan Umayyah dari kabilah Sakun dalam suku Kindah.[1]

Al-Hushain bin Numair As-Sakuni
Gubernur Jund Hims
Masa jabatan
680–683
Penguasa monarkiYazid bin Muawiyah
Informasi pribadi
Meninggal5 atau 6 Agustus 686
HubunganMuawiyah bin Yazid (cucu)
AnakYazid bin Al-Hushain
Orang tuaNumair bin Na'il
Karier militer
PihakMuawiyah bin Abu Sufyan (657–ca 661)
Kekhalifahan Umayyah (661–kematian)
Pertempuran/perangPertempuran Shiffin (657)
Serangan ke Asia Kecil (678 dan 681/682)
Pertempuran al-Harrah (683)
Pengepungan Makkah (683)
Pertempuran Ain al-Wardah (685)
Pertempuran Khazir  (686)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Silsilah

Al-Hushain bin Numair bin Nabil bin Labid bin Ja'tsanah bin Al-Harits bin Salamah bin Syakamah bin Syabib bin As-Sakun bin Asyras bin Kindah. Nama panggilannya adalah Abu Abdurrahman.[2]

Biografi

Ia tercatat bertanggung jawab atas pengamanan Hadhramaut pada tahun 632, selama Perang Riddah, tetapi kebanyakan sejarawan Islam menolak identitasnya sebagai panglima Umayyah.[1][3] Hushain pertama kali membuktikan dirinya di Pertempuran Shiffin pada tahun 657, dengan dirinya bertempur untuk mendukung Bani Umayyah.[1] Ia juga disebutkan sebagai panglima serangan musim panas ke Asia Kecil di Bizantium pada 678 dan 681/682.[3]

Ketika Yazid bin Muawiyah menjadi khalifah (berkuasa 680–683), ia menjabat sebagai gubernur Jund Hims (distrik militer Homs). Ia kemudian dikirim untuk melawan pemberontakan di Madinah pada tahun 683 bersama Muslim bin Uqbah. Setelah Muslim wafat, ia menggantikannya sebagai panglima perang dan mengepung Abdullah bin az-Zubair di Makkah selama dua bulan. Selama pengepungan inilah Ka'bah terbakar. Hushain tetap mengepung Makkah selama dua bulan, sampai dia mendapat kabar tentang kematian Yazid. Hushain kemudian membujuk Ibnu az-Zubair untuk mengikutinya ke Syam dan diangkat sebagai khalifah di sana, tetapi Ibnu az-Zubair menolak dan Hushain kemudian mundur bersama pasukannya.[1][3]

Setelah kembali ke Syam, ia mendukung Marwan bin al-Hakam yang sudah berpengalaman sebagai khalifah dan menolak mendukung putra Yazid yang masih muda, Khalid bin Yazid.[1][3] Pada tanggal 6 Januari 685, panglima Umayyah terkenal, Ubaidillah bin Ziyad, mengirimnya ke al-Jazirah dan ia mengalahkan pengikut Syiah yang tergabung dalam kelompok Tawwabin di Pertempuran Ain al-Wardah.[1][3] Hushain juga berpartisipasi dalam upaya penaklukan kembali Irak di bawah Ubaidillah bin Ziyad. Sebagaimana Ubaidillah, ia terbunuh dalam Pertempuran Khazir pada tanggal 5 atau 6 Agustus 686.[1][3] Disebutkan bahwa ia dibunuh oleh Syarik bin Hudair at-Taghlibi, seorang prajurit dari kalangan pasukan Kufah yang ikut dalam Pertempuran Khazir bersama Ibrahim bin al-Asytar. Ia membunuhnya karena mengira bahwa Hushain adalah Ubaidillah bin Ziyad.[4][5]

Putranya, Yazid bin Hushain, juga berperang untuk mendukung Bani Umayyah dalam Fitnah Kedua dan menjabat sebagai gubernur Hims pada masa pemerintahan Umar bin Abdul-Aziz (berkuasa 717–720), sementara cucunya Muawiyah juga menjabat sebagai gubernur Hims pada masa pemerintahan Yazid bin Al-Walid (berkuasa 743–744), tetapi kemudian ia mendukung Marwan bin Muhammad (berkuasa 744–750) selama Fitnah Ketiga.[3]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Lammens & Cremonesi 1971, hlm. 620–621.
  2. ^ Ibnu Manzhur. "Mukhtashar Tarikh Dimasyq". islamport.com (dalam bahasa Arab). 
  3. ^ a b c d e f g Crone 1980, hlm. 97.
  4. ^ Kennedy 2001, hlm. 32.
  5. ^ Fishbein 1990, hlm. 80–81.

Sumber