Angkutan kota di Surabaya
Angkutan kota menjadi salah jenis moda mobil penumpang umum (MPU) yang paling banyak dijumpai di kawasan dalam Kota Surabaya. Sebutan angkutan kota di kawasan ini lebih familiar dan dikenal dengan nama bemo atau lin (lyn) oleh warga setempat. Walau dikenal sebagai bemo, angkutan ini serupa dengan selazimnya angkutan serupa di kota-kota lainnya di Indonesia, yakni berupa kendaraan bemotor roda empat berkapasitas 9–11 penumpang yang mempunyai rute tertentu dan mengantongi izin trayek dari dinas perhubungan kota setempat. Hampir seluruh unit angkutan kota di Surabaya didominasi kendaraan Suzuki Carry, sedangkan sebagian kecil lainnya menggunakan Daihatsu Zebra dan Toyota Kijang.[1][2]
Angkutan kota menjadi moda angkutan umum yang lebih ekonomis dibandingkan moda lain dan mempunyai rute lintasan yang lebih banyak serta bisa mencapai ke jalan-jalan yang kecil. Jumlah potensi unit angkutan kota yang beroperasi di Surabaya pada tahun 2017 sebanyak 4.667 unit, yang tersebar pada 58 jalur trayek berbeda.[3]
Statistik
Pada tahun 2019, keseluruhan unit angkutan kota yang beroperasi di Surabaya sebanyak 1.859 unit, lebih sedikit dibandingkan jumlah awal sebanyak 4.589 unit. Jumlah tersebut hanya terdistribusi pada 35 dari 58 jalur trayek yang beroperasi aktif dan semiaktif. Sedangkan 23 jalur trayek lainnya terindikasi mati suri dan tidak beroperasi sama sekali.[4] Sampai tahun 2022, hanya tersisa sekitar 350 unit saja yang masih beroperasi di seluruh penjuru kota.[5]
Bahkan di Terminal Joyoboyo, jumlah unit angkutan kota eksisting yang beroperasi mengalami penurunan signifikan selama lima tahun dari tahun 2015 hingga 2019. Tercatat pada tahun 2015 sebanyak 1.012 unit yang aktif, menyusul pada tahun 2016 sebanyak 703 unit, tahun 2017 sebanyak 524 unit, tahun 2018 sebanyak 326 unit, serta tahun 2019 sebanyak 188 unit. Menurunnya jumlah angkutan kota sejalan dengan sedikitnya penumpang, terutama setelah semakin beragamnya alternatif pilihan transportasi.[6]
Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Surabaya, jumlah unit angkutan kota yang sudah dilakukan uji kir juga mengalami tren penurunan tiap tahunnya. Pada tahun 2020, sebanyak 486 dari 521 unit yang sudah terdaftar, atau terdapat penurunan 93 persen. Hingga September 2021, penurunan jumlah unit uji kir menyentuh 70 persen dibanding tahun sebelumnya. Hanya sekitar 121 unit saja yang sudah melakukan uji kir.[7]
Jalur trayek
Bemo dalam kota
Berdasarkan Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011, total terdapat 58 jalur trayek angkutan kota yang terdapat di kota ini, yang jangkauannya menyebar hampir ke seluruh jalan kolektor dan jalan lokal pada penjuru kota.[8]
No | Kode trayek |
Relasi perjalanan | Jumlah unit |
|
---|---|---|---|---|
1 |
Benowo–Jembatan Merah (via Tanjungsari) | 157 |
[9] | |
2 |
Bangkingan–Karangpilang | 12
| ||
3 |
Bratang–Menanggal | 40
| ||
4 |
Pasar Loak–Karangmenjangan (via Indrapura) | 108
| ||
Demak–Karangmenjangan (via Blauran) | ||||
5 |
Joyoboyo–Pasar Turi–Sidorame | 151
| ||
6 |
Darmo Permai–Pasar Atom | 105
| ||
7 |
Dukuh Kupang–Benowo | 7
| ||
8 |
Dukuh Kupang–Menanggal | 33
| ||
9 |
Jembatan Merah–PTC–Manukan | 84
| ||
10 |
Karangmenjangan–Balongsari | 99
| ||
11 |
Joyoboyo–Ngagel–Endrosono | 143
| ||
12 |
Joyoboyo–Lakarsantri | 310
| ||
Joyoboyo–Karangpilang | ||||
13 |
RSAL Gadung–Pasar Loak | 51 |
[10] | |
14 |
Gunung Anyar–Sidorame | 54
| ||
15 |
RSI Wonokromo–Karah–Sepanjang | 34
| ||
16 |
Wonokromo–Pagesangan–Bungurasih | 48
| ||
17 |
Pasar Kupang–Benowo | 112
| ||
18 |
Benowo–Simokerto | 38 |
[11] | |
19 |
Joyoboyo–Banyuurip–Kalianak | 83
| ||
20 |
Joyoboyo–Bratang–Medokan Keputih | 44
| ||
Joyoboyo–Bratang–Gunung Anyar | ||||
21 |
Joyoboyo–Kenjeran (via Kalijudan) | 31
| ||
22 |
Jembatan Merah–Kenjeran (via Pogot) | 51
| ||
23 |
Joyoboyo–Tambak Klangri | 31 |
[12] | |
24 |
Joyoboyo–Margorejo–Rungkut Industri–Medokan Ayu | 100
| ||
25 |
Ujung Baru–Pasar Turi |
87
| ||
26 |
Kutisari Indah–Petojo (via Sidosermo) | 23
| ||
27 |
Kutisari Indah–Petojo (via Untag) | 21
| ||
28 |
Ujung Baru– |
53 |
[13] | |
29 |
Manukan–Pasar Loak–Kenjeran | 83
| ||
30 |
107
| |||
31 |
Joyoboyo–Dinoyo–Undaan–Jembatan Merah | 132
| ||
32 |
Jembatan Merah–Menur–Bratang | 109
| ||
33 |
Tambak Wedi–Medokan Keputih | 11 |
[14] | |
34 |
Jembatan Merah–Keputih | 132
| ||
35 |
162
| |||
36 |
Jembatan Merah–Pasar Kupang–Bratang | 113
| ||
37 |
Jembatan Merah–Kenjeran (via Kapasan) | 85
| ||
38 |
Jembatan Merah–Kenjeran (via Teluk Langsa) | 4 |
[15] | |
39 |
Jembatan Merah–Kenjeran (via Suramadu) | 42
| ||
40 |
Rungkut Barata–Bratang–Kenjeran | 36
| ||
41 |
Romokalisari–Dukuh Kupang | 46
| ||
42 |
Rungkut–Pasar Turi | 78
| ||
43 |
Joyoboyo–Bratang | 86 |
[16] | |
44 |
Margorejo–Simorejo | 24
| ||
45 |
Joyoboyo–Mulyosari/ |
82
| ||
46 |
Joyoboyo–Tubanan–Manukan | 144
| ||
47 |
Joyoboyo–Wonokromo–Rungkut | 124
| ||
48 |
Ujung Baru–Bratang | 32 |
[17] | |
49 |
Ujung Baru–Kenjeran | 43
| ||
50 |
Joyoboyo–Tambakrejo | 114
| ||
51 |
Dukuh Kupang–Karangmenjangan | 116
| ||
52 |
Wonosari–Bratang | 71
| ||
53 |
Wilangon–Keputih | 100 |
[18] | |
54 |
Bulak Banteng–Pasar Loak–Dukuh Kupang | 99
| ||
55 |
Wonoarum–Dukuh Kupang | 5
| ||
56 |
Joyoboyo–Banyuurip–Demak | 132
| ||
57 |
Jembatan Merah–Benowo (via Kalianak) | 129
| ||
58 |
Ujung Baru–Sememi (BDH) | 116
| ||
Jumlah total | 4.667 |
Bemo perbatasan/antarkota
Selain jangkauan dalam kota, terdapat juga beberapa jalur trayek angkutan kota yang melayani relasi perjalanan dari dalam perkotaan Surabaya menuju daerah di luar perbatasan kota seperti Kabupaten Sidoarjo dan/atau Gresik.[19][20][21]
-
Wonokromo–Waru–Sepanjang - Joyoboyo–Rungkut Industri–Sedati
- Wonokromo–Rungkut Industri–Sedati
- Joyoboyo–Pabrik Paku–Tambak Sawah
- Joyoboyo–Sidoarjo
–Porong - Surabaya (Jembatan Merah)– Gresik (Bunder)
- Pasar Turi– Gresik (Gubernur Suryo)
- Joyoboyo–Lakarsantri–Menganti/Kota Baru Driyorejo
- Balongpanggang–Benowo–Pasar Turi
Permasalahan
Menyusutnya jumlah penumpang berbanding lurus dengan menurunnya jumlah unit angkutan kota yang aktif beroperasi di Surabaya. Hal ini meyebabkan munculnya berbagai permasalahan, diantaranya berhubungan dengan sering terlambatnya waktu tunggu (headway) dan waktu tempuh dengan menggunakan angkutan kota. Banyaknya angkutan kota yang tidak tertib trayek sehingga banyak yang mengira sudah tidak aktif lagi. Selain itu, banyaknya slot trayek yang mati tidak segera diisi menyebabkan pilihan moda angkutan umum menjadi berkurang.[22]
Bahkan operasional beberapa jalur trayek angkutan kota di Surabaya berstatus semiaktif, artinya unit hanya terkadang beroperasi dengan jadwal terbatas dan jumlah unit yang lebih sedikit. Beberapa lainnya dialihfungsikan sebagai angkutan antar jemput atau carter, tidak dioperasionalkan secara reguler lagi.[23]
Referensi
- ^ Hera Widyastuti (1 Februari 2023). "Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD Kota Surabaya Tahun 2024: Pengembangan Transportasi Surabaya". bappedalitbang.surabaya.go.id. hlm. 20. Diakses tanggal 11 Februari 2023.
- ^ Bidang Informasi dan Komunikasi Publik serta Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya (2015). "Transportasi umum di Kota Surabaya". surabaya.go.id. Diakses tanggal 11 Februari 2023.
- ^ Dinas Perhubungan Kota Surabaya (2017). "Data jumlah mikrolet di Kota Surabaya tahun 2017" (PDF). dpm-ptsp.surabaya.go.id. Diakses tanggal 11 Februari 2023.
- ^ Dhimas Ginanjar, ed. (12 Desember 2019). "Jumlah angkot Surabaya terus berkurang, pembenahan fokus ke trunk". jawapos.com. Diakses tanggal 12 Februari 2023.
- ^ Dhimas Ginanjar, ed. (27 September 2022). "Dishub kaji reaktivasi trayek mati, agar bisa jangkau fasilitas publik". jawapos.com. Diakses tanggal 12 Februari 2023.
- ^ Dhimas Ginanjar, ed. (26 Oktober 2019). "Jumlah angkot di Surabaya kian sedikit: Dulu jaya, kini merana". jawapos.com. Diakses tanggal 12 Februari 2023.
- ^ M. Sholahuddin, ed. (20 September 2021). "Penumpang anjlok, hanya 23 persen angkot di Surabaya patuhi uji kir". jawapos.com. Diakses tanggal 12 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Keputusan Walikota Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011 tentang Trayek Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum di Kota Surabaya". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 11 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 01 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur BJ, BK, BM, C, D, DA, DKB, DKM, DP, E, F dan G". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 02 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur GL, GS, H2, H2P dan I". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 03 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur IM, J, JBMN, JK dan JMK". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 04 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur JTK, JTK2, K, KIP1 dan KIP2". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 05 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur L2, LK, LMJ, M dan N". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 06 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur TWM, O, P, Q dan R". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 07 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur R1, R2, RBK, RDK dan RT". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 08 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur S, T1, T2, TV dan U". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 09 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur UBB, UBK, V, W dan WB". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2011). "Lampiran 10 Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/332/436.1.2/2011 Tahun 2011: Peta lintasan angkutan kota jalur WK, WLD, WLD2, Y Z dan Z1". jdih.surabaya.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
- ^ Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gresik (2021). "Daftar angkutan umum di Gresik". gresikkab.go.id. Diakses tanggal 11 Februari 2023.
- ^ "Angkutan umum Gresik". mybenjeng. 22 Desember 2009. Diakses tanggal 11 Februari 2023.
- ^ Nashrul (2014). "Info trayek angkutan di Sidoarjo". Wisata Sidoarjo. Diakses tanggal 11 Februari 2023.
- ^ Dhimas Ginanjar, ed. (26 September 2022). "Surabaya butuh koneksi angkutan rel dan jalan ke RSUD BDH harus jalan kaki atau ngojek". jawapos.com. Diakses tanggal 12 Februari 2023.
- ^ Dhimas Ginanjar, ed. (18 September 2019). "Naik angkutan umum di Surabaya: Gak macet ae, ITS–TP sak jam". jawapos.com. Diakses tanggal 12 Februari 2023.
Lihat pula
Pranala luar
(Indonesia) Situs resmi Dinas Perhubungan Kota Surabaya