Manalu, Pakkat, Humbang Hasundutan

desa di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara
Revisi sejak 17 April 2023 08.07 oleh Kris Simbolon (bicara | kontrib) (Mauliate siala informasimuna on da Amang Pengguna:Manalu Margana. Arga situtu do on. Alai tong do ingkon tapaihut ruhut-ruhut ni ensiklopedia on, rupani isarani panuratan na suman. Jdi, husimpan ma jolo da, Amang. Annon, hupaias jala hupaune ma panuratanna asa boi denggan jahaonni halak. Gok mauliate, Amang.)

Manalu merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan, provinsi Sumatra Utara, Indonesia.

Manalu
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Utara
KabupatenHumbang Hasundutan
KecamatanPakkat
Kode pos
22455
Kode Kemendagri12.16.09.2004 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 2°11′31.200″N 98°33′50.400″E / 2.19200000°N 98.56400000°E / 2.19200000; 98.56400000


sebagai tindakan Belanda berikut nya diangkat lah kepala kampung yang pertama mendapat sk ( bisleith) Gussang Manalu gelar Aman Tahan Barus (ATB), tinggal di Pasarambasang, dan atas kebijakan kepala kampung inilah tahun 1938 memanggil seorang missionaris Katolik dari Lintongnihuta, dan mendirikan gereja Katolik pertama di kecamatan Pakkat, Parlilitan, Tarabintang, gereja pertama itu sekarang namanya Gereja Katolik stasi Hutapinang.

Sejarah Desa Manalu

Sebelum tahun 50-an Daerah ini /desa ini masih tergolong ortodok ,artinya belum ada agamanya, masih

mengucapkan syukur kepada leluhur nenek moyang dengan cara menyembah /mamele dan pakai

gondang/uning-uningan. Sampai pada tahun 1950-an desa ini mulai dipimpin seorang Raja Huta atau

pengetua huta. Barulah setelah tahun 1960-an dibentuklah kepala kampung gabungan artinya

beberapa kerajaan sebutlah 3 kerajaan sepakat untuk mendirikan satu kepala kampung,supaya ada yang

memimpin di kampung itu. Itulah makanya disebut kepala kampung gabungan,karena digabung dari

beberapa kerajaan.

Sebelum Kecamatan Pakkat,Kepala Kampung ini berkepala Nagari di Sibanbanon-Desa Karya (sekarang)

sampai sekarang masih bisa kita lihat bekas kantor Kapala Nagari Ruraparira yang dipimpin waktu itu

oleh Kapala Nagari Raja Darius Manalu

Kalau dilihat dari segi penggabungan ini,bisa dibilang sekarang dusun. Seorang kepala kampung

memimpin tiga kerajaan/dusun. Dilihat dari kondisi geografis daerah ini tidak mampu seorang kepala

kampung memimpin daerah ini, karena medan nya yang begitu terjal dan wilayah yang luas.

Akhirnya nenek moyang kami membagi wilayah ini menjadi dua bagian tentu saja pemimpinnya pun jadi

dua orang. Yang satu disebut kampung Manalu julu,karena letak daerahnya di hulu dan yang satu lagi

disebut kampung Manalu Tonga-tonga karena letak daeahnya ada di tengah antara Manalu julu dan

Manalu toruan desa Karya sekarang.

Disini dapat kami tuliskan/gambarkan sedikit periode-periode Kepala kampung sampai kepala

desa Manalu sekarang.

Pada tahun 1960-1965 Kampung Manalu julu dipimpin oleh kepala kampung Nalu Manalu dan

Manalu tonga-tonga dipimpin oleh Kepala kampung Melung Manalu.Dan sebelum berakhir masa

jabatannya kampung ini sudah mulai maju dan sudah mulai ditinggalkan oleh penjajah dan G30S/PKI pun

sudah mulai reda.Pemerintah mulai memperhatikan desa ini dan bukan lagi disebut kampung,melainkan

desa.

Pada tahun 1965-1970 Desa Manalu julu dipimpin Kepala desa Diana Manalu dan desa Manalu

tonga-tonga dipimpin oleh Kualim Manalu masa periode selama 3 tahun.

Pada tahun 1970-1975 desa manalu julu dipimpin kepala desa Apit Manalu tapi belum berakhir

masa jabatannya beliau meninggal dunia maka jabatannya dilanjutkan oleh Sangsui Manalu

(PelaksanaTugas)waktu itu.

Desa manalu tonga-tonga dipimpin Kepala desa Panguntor Manalu dan masa jabatan selama 20 tahun.

Setelah berakhir masa jabatan 20 tahun,pemilihan kepala desa kembali dilaksanakan di dua desa

yaitu tahun 1990-1993 masa jabatan 3 tahun Manalu julu kembali dipimpin oleh kepala desa Diana

Manalu tetapi belum selesai masa jabatannya beliau meninggal dunia dan Pelaksana Tugas dilanjutkan

oleh Kasmin Manalu.

Sedangkan di Manalu tonga-tonga dipimpin oleh Kepala Desa Sahat Manalu sama seperti

Manalu julu belum selesai masa jabatan beliau meninggal dunia dan dilanjutkan oleh Maksabar

Situmorang sebagai Pelaksana Tugas waktu itu.

Setelah berakhir masa jabatan Kepala desa yang dua ini entah karena apa dalam pikiran

Pemerintah maka dua desa ini digabung menjadi satu desa , yang disebut dengan Desa Manalu sampai

saat ini. Itulah makanya ungkapan pepatah batak yang diatas tadi Goarna do daina yang rata-rata

pemimpinnya marga Manalu.

Pada tahun 1994-2003, Desa Manalu telah digabung dan kembali mengadakan pemilihan

kepala desa . Pada periode ini yang terpilih jadi Kepala desa dari marga boru yaitu Salem Sinaga yang

masa jabatannya selama tujuh tahun, Setelah digabung jadi satu desa.

Setelah berakhir masa jabatannya, Desa Manalu kembali mengadakan pemilihan kepala desa

dengan calon tunggal yaitu : Padet Manalu, dan desa manalu kembali dipimpin Marga Manalu. Sejak

2004-2007 menjabat selama lima tahun.

Pada tahun 2008-2013 desa Manalu dipimpin seorang kaum ibu yang berasal dari boru Manalu

yaitu Setia Manalu yang memenangkan pemilihan. Waktu pemilihan ada 3 orang calon yaitu Asdelius

Manalu, dan Raja Padet Manalu. Dan masa jabatannya selama enam tahun.

Saat kepemimpinannya pembangunan di desa masih dari Alokasi Dana Desa (ADD).

Dengan minimnya dana ke desa masih terasa kurang pembangunan di tiap dusun yang ada di Desa

Manalu.

Pada Tahun 2014, Desa Manalu kembali lagi melaksanakan Pemilihan Kepala Desa dengan 2

Calon Kepala Desa, Yaitu Setia Manalu sebagai Incumben dan Hasiholan Manalu yang datang dari

Masyarakat. Pada Pemilihan Kepala Desa tersebut, Hasiholan Manalu berhasil meraih Suara terbanyak

dan memenangkan Pemilihan Kepala Desa. Dengan hasil perolehan suara terbanyak tersebut, Hasiholan

Manalu memimpin Desa Manalu selama 6 Tahun. pada saat kepemimpinan beliau, Pemerintah mulai

mengucurkan Dana Desa dan Anggaran Dana Desa. Namun karena Desa Manalu memiliki 6 Dusun,

sehingga Kucuran Dana dari Pemerintah belum bisa sepenuhnya masyarakat merasakan hal tersebut.

Pada Tahun 2019, Masa kepemimpinan Hasiholan Manalu berakhir yang digantikan oleh seorang

ASN Mangiring Hotnauli Manalu yang dihunjuk Camat Kecamatan Pakkat sebagai Penjabat Kepala Desa

di Desa Manalu, dari Tahun 2019 hingga tahun 2021. Pada masa Kepemimpinan Mangiring H Manalu

tersebut, Indonesia, bahkan Dunia dilanda Musibah Nasional yaitu Pandemi Covid-19. Kucuran Dana

yang diberikan Pemerintah memprioritaskan untuk penanganan Covid dan Ketahanan Pangan. Sehingga

kebijakan Pemerintah Desa untuk pembangunan Fisik ditiadakan. Pada masa kepemimpinan beliau

(Penjabat) Desa Manalu semakin banyak berbenah dibidang Ekonomi, Pertanian dan Perikanan.

Pada Tahun 2021, Desa Manalu kembali melaksanakan Pemilihan Kepala Desa untuk Periode

Masa bakti 2022-2027. Dalam pesta demokrasi Desa ini, dua Orang Putra desa Manalu hadir untuk

meraih kemenangan sebagai pemegang Kepemimpinan tertinggi Desa, yakni : Bonor Sinaga dan

Hasiholan Manalu sebagai Incumbent.

Dalam pemilihan tersebut, Bonor Sinaga yang hadir Dari Tokoh Muda Masyarakat Desa Manalu, berhasil

memenangkan pemilihan Dengan hasil perolehan suara tertinggi.

Dengan kemenangan tersebut, Bonor Sinaga akan memegang kepemimpinan tertinggi di Desa Manalu

selama 6 Tahun masa bakti 2022 – 2027.

Sumber :

1. Tokoh Masyarakat -->