Gelombang panas Asia 2023
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini membahas suatu peristiwa terkini. Informasi pada halaman ini dapat berubah setiap saat seiring dengan perkembangan peristiwa dan laporan berita awal mungkin tidak dapat diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini. |
Fenomena kenaikan suhu abnormal yang terjadi hingga berhari-hari adalah penjelasan singkat dari Gelombang panas. Fenomena yang sering dikenal Heatwave ini belakangan terlihat menunjukkan tanda-tanda di sejumlah negara Asia Selatan, Timur dan Tenggara seperti Bangladesh, India, China, Myanmar, Laos bahkan Thailand.
Pada 17 April 2023, suhu di salah satu kota Bangladesh, Kumarkhali tercatat mencapai 51,2 derajat Celsius. Dimana sebelumnya di bulan Maret, suhu tertinggi di kota itu hanya berkisar 37-39 derajat Celsius. Disusul negara tetangganya, India pada 18 April 2023, melalui badan meteorologi-nya mengabarkan kenaikan suhu mencapai 44 derajat Celsius di negara bagian timur Odisha.
Di Asia Timur, beberapa wilayah di China mengalami kenaikan suhu mencapai 42,4 derajat Celsius pada 18 April 2023, dikutip dari CNN. Badan meteorologi Thailand juga mencatat suhu tertinggi hingga 43 derajat. Di Laos sempat dilaporkan suhu lebih dari 40 derajat Celsius. Bahkan suhu dilaporkan mencapai 44 derajat Celsius di Myanmar.
Gelombang panas yang menjalar sepanjang negara Asia ini turut menerpa negara Spanyol dan Portugal. Dimana tercatat Spanyol mencapai suhu 38,8 derajat Celsius dan Portugal mencapai 36,9 derajat Celsius.
Di Indonesia sendiri tercatat suhu tertinggi mencapai 37,2 derajat Celsius. Namun kenaikan suhu di Indonesia sendiri tidak dikategorikan sebagai gelombang panas sebagaimana penjelasan tertulis oleh BMKG lewat Siaran Pers (PRESS RELEASE) Perkembangan Gelombang Panas Asia yang dikeluarkan pada 25 April 2023.
"Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya"' ungkapan tertulis Dwikorita Karnawati, kepala BMKG.
Dampak
Gelombang panas yang menyerang negara-negara di Asia kini diberitakan sudah memakan 13 korban jiwa dari salah satu negara di Asia Selatan, India.
Selain kematian, fenomena ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan beberapa jenis tanaman seperti kelapa sawit, gula dan kakao. Hal itu dapat berdampak langsung pada pemenuhan kebutuhan pasar dan pangan bahkan dapat menyebabkan kenaikan harga akibat kelangkaan beberapa kebutuhan pokok seperti minyak makan dan gula.
Gelombang panas juga dapat memicu bencana alam lain seperti kekeringan yang berimbas bencana longsor serta kebakaran hutan yang merusak lingkungan dan menyebabkan polusi udara maupun tanah.
Bahkan secara tidak langsung, fenomena ini menyebabkan bertambahnya angka penggunaan penyejuk udara seperti Air Conditioner (AC) yang pastinya mengakibatkan bertambahnya emisi gas rumah kaca dan memperparah dampak perubahan iklim dalam jangka panjang yang dapat memicu lebih banyak gelombang panas kedepannya.