Penis

organ reproduksi hewan jantan
Revisi sejak 28 Mei 2023 17.50 oleh Frendy Aldo Tobing (bicara | kontrib) (Gak Jawa aja)

Penis (dari bahasa Latin yang artinya "ekor", akar katanya sama dengan phallus, yang memiliki arti sama) adalah alat kelamin jantan.[1] Penis merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh.

Penis
Penis berbagai hewan yang dikoleksi di Museum Falologi Islandia.
Penjelasan tentang bagian-bagian penis.
Daftar istilah anatomi

Pemakaian istilah "penis" praktis selalu dalam konteks biologi atau kedokteran. Istilah "falus" (dari phallus) dipakai dalam konteks budaya, khususnya mengenai penggambaran penis yang menegang (ereksi). Lingga (atau lingam) adalah salah satu penggambaran falus. Dalam literatur keagamaan Islam, kata zakar lebih sering dipakai. Karena dalam banyak masyarakat organ ini dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka, berbagai eufemisme dipakai untuk menyatakannya, seperti "burung", "pisang", atau "batang".

Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan (organ ekskresi) sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh mamalia dan menjadi penciri utama jenis kelamin jantan.

Organ dengan fungsi serupa dari hewan anggota divisio lain kadang-kadang disebut penis walaupun secara teknis bukanlah seperti penis pada mamalia.

Morfologi

Penis hewan biasanya proporsional dengan ukuran tubuh, tetapi terdapat variasi ukuran yang besar di antara spesies, baik panjang maupun diameter, tetapi demikian, bentuknya hampir selalu berupa tabung. Sebagai contoh, penis gorila dewasa yang tengah ereksi mencapai 4 cm; sementara itu, penis simpanse yang berukuran tubuh lebih kecil memiliki panjang dua kali lipat. Penis manusia relatif besar proporsinya daripada primata sekerabat lainnya.

Kanguru, juga berbagai hewan berkantung lainnya, memiliki penis dengan ujung yang bercabang. Vertebrata dengan penis terkecil adalah celurut, yang panjangnya ketika ereksi hanya setengah sentimeter. Echidna memiliki penis dengan empat ujung, tetapi hanya dua ujung yang berfungsi.[2]

Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai hemipenis ("setengah penis").

Unggas hanya memiliki tonjolan kecil di kloaka, serupa dengan yang dimiliki reptilia. Itik manila (mentok) dikenal memiliki penis yang khas dan menjadi satu-satunya unggas yang memiliki organ reproduksi yang jelas.

Etimologi

Kata "penis" diambil dari bahasa Latin yang artinya 'ekor' untuk kesopanan. Dalam bahasa Indo-Europa disebut juga *pesnis, dan dalam bahasa Yunani πέος = "penis" dari bahasa Indo Eropa *pesos.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Nama dalam bahasa Indonesia, kontol, dianggap kasar, sehingga untuk menyebutnya selalu digunakan kata lain sebagai eufemisme.
  2. ^ Shultz, N. (2007-10-26). "Exhibitionist spiny anteater reveals bizarre penis". New Scientist website. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-18. Diakses tanggal 2006-10-27.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)

Pranala luar