Kedokteran

kajian atau praktik diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit

Kedokteran adalah ilmu dan praktik dalam melakukan diagnosis, terapi, dan pencegahan penyakit.[1][2] Kedokteran meliputi berbagai praktik perawatan kesehatan yang berkembang untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan dengan pencegahan dan pengobatan penyakit. Kedokteran kontemporer menggunakan ilmu biomedis, penelitian biomedis, genetika, dan teknologi medis untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah cedera dan penyakit, biasanya melalui obat-obatan atau pembedahan, tetapi juga melalui terapi yang beragam, antara lain, psikoterapi, belat dan traksi eksternal, peralatan medis, biofarmasi, dan radioterapi.[3]

Kedokteran
Patung Asklepios, dewa kedokteran dalam mitologi Yunani, sedang menggenggam Tongkat Asklepios
SpesialisSpesialisasi kedokteran

Kedokteran telah ada selama ribuan tahun, yang sebagian besar dalam masa ini dipraktikkan sebagai seni (area dari keterampilan dan pengetahuan) dan sering memiliki hubungan dengan keyakinan agama dan filsafat budaya lokal. Sebagai contoh, seorang dukun akan menggunakan tanaman obat dan berdoa untuk kesembuhan atau filsuf dan dokter kuno akan mengeluarkan darah menurut teori humoralisme. Pada beberapa abad terakhir, sejak munculnya ilmu pengetahuan modern, sebagian besar praktik kedokteran merupakan kombinasi dari seni dan ilmu pengetahuan (baik ilmu dasar dan terapan, di bawah payung ilmu kedokteran). Sementara itu, teknik untuk melakukan jahitan adalah seni yang dipelajari melalui praktik dan pengetahuan tentang apa yang terjadi pada tingkat sel dan molekuler pada jaringan yang dijahit muncul melalui ilmu pengetahuan.

Bentuk pra-ilmiah kedokteran sekarang dikenal sebagai pengobatan tradisional dan pengobatan rakyat. Mereka tetap umum digunakan dengan atau sebagai pengganti pengobatan ilmiah sehingga disebut pengobatan alternatif. Sementara itu, perawatan di luar batas-batas keamanan dan kemanjuran menurut ilmu kedokteran disebut sebagai perdukunan.

Ikhtisar sunting

Praktik kedokteran dilakukan oleh para profesional kedokteran, lazimnya dokter, dan kelompok profesi kedokteran lainnya yang meliputi perawat atau ahli farmasi. Berdasarkan sejarah, hanya dokterlah yang dianggap mempraktikkan ilmu kedokteran secara harfiah, dibandingkan dengan profesi-profesi perawatan kesehatan terkait. Profesi kedokteran adalah struktur sosial, dan pekerjaan dari sekelompok orang yang dididik secara formal, serta diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Di berbagai negara, dan wilayah hukum, terdapat batasan hukum atas siapa yang berhak mempraktikkan ilmu kedokteran atau bidang kesehatan terkait.

Ilmu kedokteran umumnya dianggap memiliki berbagai cabang spesialis, mulai dari pediatri (ilmu kesehatan anak), ginekologi (ilmu penyakit pada wanita), neurologi (ilmu penyakit saraf), hingga melingkupi bidang lainnya seperti kedokteran olahraga, dan kesehatan masyarakat.

Sistem kedokteran dan praktik perawatan kesehatan telah berkembang dalam berbagai masyarakat manusia sedikitnya sejak awal sejarah tercatatnya manusia. Sistem-sistem ini telah berkembang dalam berbagai cara, berbagai budaya, serta di berbagai daerah yang berbeda. Yang dimaksud dengan ilmu kedokteran modern pada umumnya adalah tradisi kedokteran yang berkembang di dunia Barat sejak awal zaman modern. Walaupun demikian, berbagai tindakan pengobatan dan kesehatan tradisional masih dipraktikkan di seluruh dunia, yang sebagian besar dianggap terpisah dan berbeda dari kedokteran Barat, yang juga disebut biomedis atau tradisi Hippokrates.

Sistem ilmu kedokteran yang paling berkembang selain sistem Barat adalah tradisi Ayurveda dari India dan pengobatan tradisional Tionghoa. Berbagai tradisi perawatan kesehatan nonkonvensional juga dikembangkan di dunia Barat yang berbeda dari ilmu kedokteran pada umumnya. Di berbagai tempat, sistem kedokteran Barat sering kali dipraktikkan bersama-sama dengan sistem kedokteran tradisional setempat atau sistem kedokteran lainnya, meskipun juga dianggap saling bersaing atau bahkan bertentangan.

Kedokteran veteriner atau yang lazim disebut kedokteran hewan adalah praktik yang dikhususkan untuk spesies hewan dan merupakan ilmu kedokteran lainnya selain untuk manusia.

Praktik sunting

 
Pendidikan kedokteran pada tahun 1901.

Praktik kedokteran mengombinasikan ilmu dan seni. Ilmu, dan juga teknologi, adalah bukti dasar atas berbagai masalah klinis dalam masyarakat. Seni kedokteran adalah penerapan gabungan antara ilmu kedokteran, intuisi, dan keputusan medis untuk menentukan diagnosis yang tepat dan perencanaan perawatan untuk masing-masing pasien serta merawat pasien sesuai dengan apa yang diperlukan olehnya.

Pusat dari praktik kedokteran adalah hubungan relasi antara pasien dan dokter yang dibangun ketika seseorang mencari dokter untuk mengatasi masalah kesehatan yang dideritanya. Dalam praktik, seorang dokter harus membangun relasi dengan pasien, mengumpulkan data (riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik dengan hasil laboratorium atau pencitraan medis), menganalisis data, membuat rencana perawatan (tes berikutnya yang harus dijalani, terapi, rujukan), merawat pasien, memantau, dan menilai jalannya perawatan, dan dapat mengubah perawatan bila diperlukan. Semua yang dilakukan dokter tercatat dalam sebuah rekam medis, yang merupakan dokumen yang berkedudukan dalam hukum.[4]

Relasi pasien–dokter sunting

 
Hubungan relasi antara dokter dan pasien yang timbul pada ruangan praktik

Relasi pasien, dan dokter adalah proses utama dari praktik kedokteran. Terdapat banyak pandangan mengenai hubungan relasi ini. Pandangan yang ideal, seperti yang diajarkan di fakultas kedokteran, mengambil sisi dari proses seorang dokter mempelajari tanda-tanda, masalah, dan nilai-nilai dari pasien; maka dari itu dokter memeriksa pasien, menginterpretasi tanda-tanda klinis, dan membuat sebuah diagnosis yang kemudian digunakan sebagai penjelasan kepada pasien, dan merencanakan perawatan atau pengobatan. Pada dasarnya, tugas seorang dokter adalah berperan sebagai ahli biologi manusia. Oleh karena itu, seorang dokter harus paham benar bagaimana keadaan normal dari manusia sehingga ia dapat menentukan sejauh mana kondisi kesehatan pasien. Proses inilah yang dikenal sebagai diagnosis.

Empat kata kunci dari diagnosis dalam dunia kedokteran adalah anatomi (struktur: apa yang ada di sana), fisiologi atau faal (bagaimana struktur tersebut bekerja), patologi (apa kelainan dari sisi anatomi dan faalnya), sertapsikologi (pikiran dan perilaku). Seorang dokter juga harus menyadari arti 'sehat' dari pandangan pasien. Artinya, konteks sosiopolitik dari pasien (keluarga, pekerjaan, tingkat stres, kepercayaan) harus turut dipertimbangkan, dan kadang-kadang dapat menjadi petunjuk dalam kepentingan membangun diagnosis, dan perawatan berikutnya.

Ketika bertemu dengan dokter, pasien akan memaparkan keluhannya kepada dokter, yang nantinya akan memberikan berbagai informasi tentang gejala dan tanda klinis tersebut. Kemudian dokter akan memeriksa, mencatat segala yang ditemukannya pada diri pasien, dan memperkirakan berbagai kemungkinan diagnosis. Bersama pasien, dokter akan menyusun perawatan berikutnya atau tes laboratorium berikutnya bila diagnosis belum dapat dipastikan. Bila diagnosis telah disusun, maka dokter akan memberikan ("mengajarkan") nasihat medis. Relasi pengajaran ini menempatkan dokter sebagai guru (physician dalam Bahasa Inggris; berasal dari bahasa Latin yang berarti guru).

Relasi dokter dan pasien dapat dianalisis dari pandangan masalah etika. Banyak nilai dan masalah etika yang dapat ditambahkan ke relasi ini. Masalah etika amat dipengaruhi oleh tingkat masyarakat, masa, budaya, dan pemahaman terhadap nilai moral. Sebagai contoh, dalam 30 tahun terakhir, penegasan, dan tuntutan terhadap hak otonomi pasien kian meningkat di dalam dunia kedokteran Barat.

Relasi dan proses praktik juga dapat dilihat dari sisi relasi kekuatan sosial (seperti yang dikemukakan Michel Foucault atau transaksi ekonomi. Profesi dokter memiliki status yang lebih tinggi pada abad lalu, dan mereka dipercaya untuk melakukan tindakan dalam kesehatan masyarakat. Hal ini membawa suatu kekuatan tersendiri, dan membawa keuntungan serta kerugian bagi pasien.

Dalam 25 tahun terakhir ini, kebebasan dokter dipersempit. Terutama dengan kehadiran perusahaan asuransi seiring naiknya biaya perawatan kesehatan. Di berbagai negara (seperti Jepang) pihak asuransi juga mempunyai pengaruh dalam penentuan keputusan medis.

Kualitas relasi pasien, dan dokter sangat penting bagi kedua pihak. Saling menghormati, kepercayaan, pertukaran pendapat mengenai penyakit, dan kehidupan, ketersediaan waktu yang cukup, mempertajam ketepatan diagnosis, dan memperkaya wawasan pasien tentang penyakit yang dideritanya; semua ini dilakukan agar relasi kian baik.

Relasi kian kompleks di luar ruang praktik pribadi dokter, seperti pada bangsal rumah sakit. Dalam rumah sakit, relasi tak hanya antara dokter, dan pasien, namun juga dengan pasien lainnya, perawat, pekerja dari lembaga sosial, dan lainnya.

Kecakapan klinis sunting

Sebuah evaluasi medis yang lengkap terdiri dari sebuah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium atau pencitraan medis, analisis data, dan penentuan diagnosis, dan perencanaan perawatan atau pengobatan.[5]

Hal-hal yang termasuk dalam riwayat kesehatan:

  • Riwayat penyakit sekarang (RPS; history of present illness, HPI): urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda.
  • Aktivitas kini: hal-hal yang berkaitan aktivitas pasien sekarang seperti pekerjaan, hobi, dan lainnya.
  • Riwayat pengobatan: obat apa yang digunakan pasien sebelum menemui dokter, termasuk alergi.
  • Riwayat penyakit dahulu (RPD; past medical history, PMH): perawatan yang pernah dijalani pasien sebelumnya, cedera, penyakit infeksi yang pernah diderita, vaksinasi, alergi yang pernah diderita.
  • Riwayat sistemik (review of systems, ROS): menanyakan pasien mengenai kondisi sistem organ utamanya seperti jantung, paru-paru, sistem pencernaan, dan lainnya.
  • Riwayat sosial ekonomi
    • Keluhan utama (KU): alasan pasien datang kepada dokter. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh pasien, dan riwayat sosial (social history, SH): tempat lahir, tempat tinggal, status perkawinan, status sosial ekonomi, kebiasaan (termasuk diet), penggunaan obat, tembakau, dan alkohol.
  • Riwayat keluarga (family history, FH): membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga pasien yang dapat diturunkan (penyakit genetik). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.

Dalam pemeriksaan fisik, dokter berusaha mencari tanda yang dapat mendukung proses pembuatan diagnosisnya. Dokter menggunakan indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan kadang-kadang juga dengan penciuman. Empat metode utama untuk pemeriksaan fisik: melihat (inspeksi), merasakan/menyentuh (palpasi), mengetuk untuk membedakan karakteristik resonansi (perkusi), mendengar (auskultasi); mencium kadang-kadang diperlukan seperti untuk membaui urea pada penyakit uremia.

Pemeriksaan fisik mencakup:

Pemeriksaan ini dapat berlangsung hanya dalam beberapa menit bila masalahnya sederhana maupun hingga berminggu-minggu bila pasien mengalami masalah pada beberapa sistem tubuhnya sehingga diperlukan rujukan ke beberapa dokter spesialis.

Cabang ilmu sunting

Profesi kedokteran dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, apalagi kini cakupan ilmu telah berkembang luas. Ilmu kedokteran gigi, dan psikologi, walaupun sering dipisahkan dari kedokteran umum, tetap menjadi bagian satu kesatuan ilmu kedokteran. Seorang dokter dapat memiliki kemampuan spesialisasi (sudah menjalani pendidikan lanjut pascasarjana), dan subspesialisasi yang disebut sebagai dokter spesialis. Penentuan spesialiasi dan gelarnya beragam di tiap negara.

Spesialiasi diagnostik sunting

  • Laboratorium klinik — layanan diagnostik klinis yang mengaplikasikan teknik laboratorium untuk membuat diagnosis dan manajemen pasien. Di Amerika Serikat, layanan ini berada di bawah pengawasan seorang patologis (ahli patologi). Orang yang dapat bekerja di bidang ini adalah staf yang paham akan teknologi kedokteran. Umumnya, laboratorium patologi ini ada dua, yaitu patologi anatomi dan patologi klinik.
  • Radiologi — berkonsentrasi pada pemcitraan atau penggambaran tubuh manusia, misalnya dengan sinar-X, tomografi terkomputasi, USG, resonansi magnet inti.

Disiplin ilmu praklinis sunting

  • Anatomi — ilmu yang mempelajari struktur dan organisasi tubuh manusia
  • Fisiologi — ilmu yang mempelajari fungsi berbagai organ dan sistem organ serta interaksinya dalam tubuh manusia
  • Biokimia — ilmu yang mempelajari proses-proses kimia yang terjadi dalam tubuh manusia
  • Histologi — ilmu yang mempelajari struktur mikroskopik dan fungsi jaringan pembentuk, serta penyusun organ dan sistem organ dalam tubuh manusia
  • Farmakologi — ilmu yang mempelajari obat-obatan, interaksi, dan efeknya terhadap tubuh manusia
  • Patologi anatomi — ilmu yang mempelajari kelainan struktur mikroskopik dan makroskopik berbagai organ dan jaringan yang disebabkan penyakit atau proses lainnya
  • Patologi klinik — ilmu yang mempelajari kelainan yang terjadi pada berbagai fungsi organ atau sistem organ
  • Parasitologi — ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit yang disebabkan parasit
  • Mikrobiologi — ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit yang disebabkan mikrob

Disiplin ilmu klinis sunting

  • Anestesiologi — ilmu yang mempelajari penggunaan anestesi.
  • Dermatologi — ilmu yang mempelajari kulit, dan penyakitnya. Di Inggris, dermatologi adalah subspesialis dari kedokteran umum. Di Indonesia, spesialisasi ini digabungkan dengan ilmu penyakit kelamin.
  • Kedaruratan medis — ilmu yang memusatkan pada diagnosis dan perawatan dari penyakit akut seperti trauma. Ilmu ini juga berhubungan dengan ilmu bedah, pediatri, dan lainnya.
  • Kedokteran umum atau kedokteran keluarga — menangani pertolongan pertama untuk pasien dengan masalah darurat, memantau, dan membina pasien dengan masalah kronis. Dokter keluarga biasanya dapat menangani 90% dari masalah kesehatan keluarga tanpa harus merujuk ke dokter spesialis, baik masalah akut dan kronis, serta penyakit luar dan penyakit dalam.
  • Ilmu penyakit dalam — berpusat pada masalah penyakit sistemik yang memengaruhi seluruh tubuh, terutama pada pasien dewasa. Ilmu ini banyak menurunkan subspesialis, seperti endokrinologi, gastroenterologi, hematologi, kardiologi, kedokteran perawatan intensif, nefrologi, onkologi, penyakit infeksi, pulmonologi, rheumatologi.
  • Neurologi — ilmu yang memepelajari tentang penyakit saraf. Di Inggris, spesialisasi ini berada di bawah kedokteran umum.
  • Obstetrik dan ginekologi (sering disingkat obgin) — ilmu kebidanan dan penyakit kandungan. Masalah obat reproduksi dan obat kesuburan secara umum ditangani oleh spesialis ginekologi.
  • Perawatan penenangan pasien — cabang baru dari ilmu kedokteran yang menangani perawatan, dan pemberian dukungan emosional pasien dengan penyakit yang parah seperti kanker, dan gagal jantung.
  • Pediatri — ilmu yang mempelajari masalah penyakit pada bayi dan anak. Seperti pada ilmu penyakit dalam, disiplin ini memiliki banyak subspesialis seperti untuk bidang kardiologi, endokrinologi, gastroenterologi, hematologi, onkologi, oftalmologi, dan neonatologi.
  • Otolaringologi — ilmu yang mempelajari kesehatan telinga, pendengaran, keseimbangan, hidung, pernapasan, tenggorok, kelainan suara, gangguan menelan, serta adanya tumor di daerah leher dan wajah.
  • Kedokteran rehabilitasi medis atau fisiatri — perbaikan fungsional tubuh dari cedera atau kelainan kongenital.
  • Kedokteran preventif — cabang dari ilmu kedokteran yang memusatkan pada pencegahan penyakit.
  • Psikiatri — ilmu kedokteran jiwa.
  • Terapi radiasi — memusatkan pada penggunaan radiasi untuk terapi.
  • Radiologi — interpretasi dari pencitraan medis dari berbagai media seperti sinar-X.
  • Bedah — ilmu pembedahan tubuh manusia. Ilmu ini memiliki cabang spesialisasi seperti bedah ortopedik, bedah urologi, bedah saraf, dan lainnya.
  • Gizi klinik — disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan dan kandungan nutrisi di dalamnya dengan kesehatan dan penyakit-penyakit terkait gizi serta kondisi medis tertentu, mulai dari penyakit akut maupun kronis, serta kondisi degeneratif yang biasanya disebabkan oleh proses penuaan. Ilmu gizi klinik dalam medis digunakan dalam aspek pencegahan, penyembuhan, dan pencegahan komplikasi berlanjut dari suatu penyakit.
  • Ilmu kedokteran berdasarkan gender — mempelajari sisi perbedaan biologi, dan fisiologi dari jenis kelamin, dan bagaimana pengaruhnya pada penyakit.

Cakupan antardisipliner sunting

Ilmu kedokteran pun meluas ke bidang lainnya, seperti:

Pengobatan tradisional sunting

Pengobatan tradisional, juga dikenal sebagai pengobatan rakyat, terdiri dari sistem pengetahuan yang berkembang dari generasi ke generasi dalam berbagai masyarakat sebelum diperkenalkannya kedokteran modern. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan pengobatan tradisional sebagai "total dari pengetahuan, keterampilan, dan praktik yang didasarkan pada teori, kepercayaan, dan pengalaman yang berasal dari berbagai budaya, baik yang dapat dijelaskan atau tidak, yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan dan juga dalam pencegahan, diagnosis, perbaikan atau pengobatan penyakit fisik dan mental."[6]

Di beberapa negara Asia dan Afrika, hingga 80% dari populasi bergantung pada pengobatan tradisional untuk kebutuhan perawatan kesehatan primer mereka. Ketika diadopsi di luar budaya tradisionalnya, pengobatan tradisional sering disebut pengobatan alternatif.[6] Praktik-praktik yang dikenal sebagai pengobatan tradisional mencakup Ayurveda, pengobatan Siddha, Unani, pengobatan Iran kuno, pengobatan tradisional Iran, pengobatan Islam, pengobatan tradisional Tiongkok, pengobatan tradisional Korea, akupunktur, Muti, Ifá, dan pengobatan tradisional Afrika. Namun, WHO mencatat bahwa "penggunaan obat-obatan atau praktik tradisional yang tidak tepat dapat memiliki efek negatif atau berbahaya" dan bahwa "penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan kemanjuran dan keamanan" beberapa praktik dan tanaman obat yang digunakan oleh sistem pengobatan tradisional.[6] Garis antara pengobatan alternatif dan perdukunan adalah subjek yang diperdebatkan.

Pengobatan tradisional dapat mencakup aspek formal dari pengobatan rakyat, yaitu pengobatan jangka panjang yang diturunkan dan dipraktikkan oleh orang awam. Pengobatan rakyat terdiri dari praktik penyembuhan dan gagasan fisiologi tubuh dan preservasi kesehatan yang diketahui oleh sebagian orang dalam suatu budaya, ditransmisikan secara informal sebagai pengetahuan umum, dan dipraktikkan atau diterapkan oleh siapa pun dalam budaya yang memiliki pengalaman sebelumnya.[7] Pengobatan tradisional juga dapat disebut sebagai pengobatan rakyat, pengobatan alternatif, indigenous medicine, atau pengobatan alami. Istilah-istilah ini sering dianggap dapat dipertukarkan, meskipun beberapa penulis mungkin lebih suka memakai salah satu atau yang lain karena nuansa tertentu yang mungkin ingin mereka sorot. Faktanya, dari istilah-istilah ini mungkin hanya pengobatan rakyat dan indigenous medicine yang memiliki arti yang sama dengan pengobatan tradisional, sementara yang lain harus dipahami dalam konteks modern.[8]

Sejarah sunting

 
Seorang dokter sedang merawat pasiennya. Museum Louvre, Paris, Prancis.
 
Ampul obat

Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka, yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur.

Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah, yakni Mesir Kuno, Tiongkok Kuno, India Kuno, Yunani Kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan—karena tidak sesuai dengan fakta yang ada—terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolemaeus). Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galenus, Hippokrates, dan Ibnu SIna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.

Ilmu kedokteran yang seperti dipraktikkan pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18, dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow), dan Prancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (yang semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humoralisme Yunani, dan semua teori pramodern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).

Kedokteran berbasis bukti adalah tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif, dan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern. Ilmu genetika telah memengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik dan perkembangan teknik biologi molekuler.

Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit disebarkan melalui bakteri (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah obat sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Sejak saat itu, dimulailah industri obat.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ "Medicine". Oxford Dictionaries. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Mei 2015. Diakses tanggal 16 Februari 2022. 
  2. ^ "medicine (n.)". Online Etymological Dictionary. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-21. Diakses tanggal 16 Februari 2022. This is perhaps originally ars medicina "the medical art," from fem. of medicinus (adj.) "of a doctor," from medicus "a physician 
  3. ^ "Dictionary, medicine". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2 Des 2013. 
  4. ^ AHIMA e-HIM Work Group on the Legal Health Record. (2005). "Update: Guidelines for Defining the Legal Health Record for Disclosure Purposes". Journal of AHIMA. 78 (8): 64A–G. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-09. Diakses tanggal 2006-07-05. 
  5. ^ Coulehan JL, Block MR (2005). The Medical Interview: Mastering Skills for Clinical Practice (edisi ke-5th ed.). F. A. Davis. ISBN 0-8036-1246-X. 
  6. ^ a b c "Traditional Medicine: Definitions". World Health Organization. 2008-12-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-13. Diakses tanggal 2014-04-20. 
  7. ^ Acharya, Deepak; Anshu, Shrivastava (2008). Indigenous Herbal Medicines: Tribal Formulations and Traditional Herbal Practices. Jaipur, India: Aavishkar Publishers Distributor. hlm. 440. ISBN 978-81-7910-252-7. 
  8. ^ National Center for Complementary and Integrative Health: What is CAM Diarsipkan 2002-06-03 di Wayback Machine.

Pranala luar sunting