PSM Madiun
Perserikatan Sepak bola Madiun (disingkat PSM Madiun) adalah klub sepak bola Indonesia yang berasal dari Kota Madiun, Jawa Timur. Klub ini termasuk salah satu dari 7 klub pendiri Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada tanggal 19 April 1930. Klub ini didirikan pada 29 Mei 1929 dengan nama Madioensche Voetbal Bond (MVB).[1]
Nama lengkap | Perserikatan Sepak bola Madiun | ||
---|---|---|---|
Julukan | Banteng Wilis | ||
Kota/Kabupaten | Kota Madiun | ||
Negara | Indonesia | ||
Federasi | PSSI | ||
Berdiri | 29 Mei 1929 (dengan nama Madioensche Voetbal Bond/MVB) | ||
Stadion | Stadion Wilis Madiun, Jawa Timur, Indonesia (Kapasitas: 25.000) | ||
Pemilik | Bobby Habibie | ||
Manajer | Nono Djatikusumo | ||
Pelatih | Moch. Fachrudin | ||
Asisten Pelatih | Kodari Amir Novan Eka Prasetya | ||
Liga | Liga 3 Jawa Timur | ||
Kelompok suporter | MVB (Madioensche Vokoid Brigade) The Mad Man | ||
| |||
Musim ini |
PSM Madiun pernah menjadi juara tiga Piala Indonesia pada tahun 1997-1998 di bawah naungan Pelatih Kustiyono. Saat itu PSM kalah saat lawan Persebaya Surabaya dengan skor 3-2.
Sejarah
PSM Madiun didirikan oleh Kartodarmoedjo pada tanggal 29 Mei 1929 dengan nama awal Madioensche Voetbal Bond (MVB). Setahun kemudian nama Madioensche Voetbal Bond diganti menjadi Perserikatan Sepak bola Madiun atau disingkat PSM. Pada tanggal 19 april 1930, PSM Madiun bersama dengan VIJ Jakarta (Persija Jakarta, BIVB Bandung (Persib Bandung, IVBM (PPSM Magelang, SIVB (Persebaya Surabaya, VVB (Persis Solo, PSM (PSIM Yogyakarta turut membidani kelahiran PSSI, dalam pertemuan yang diadakan di societeit hadiprojo yogyakarta. PSM dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Kartodarmoedjo. Setelah melalui berbagai pertemuan akhirnya disepakati berdirinya induk sepak bola yang di beri nama PSSI (Persatuan Sepak raga Seluruh Indonesia).
Pada Tahun 2010 terjadi dualisme dikubu PSM Madiun, sehingga membuat PSM Madiun dibekukan oleh Bambang Irianto (Ketua Pengcab PSSI Madiun) pada saat itu dan membuat PSM Madiun tidak bisa berkompetisi di kancah sepak bola Indonesia sampai saat ini. Pada Desember 2018, status PSM Madiun dipulihkan kembali oleh Askot PSSI Kota Madiun sehingga membuat PSM Madiun bisa berkompetisi kembali di kancah persepakbolaan Indonesia. Saat ini, PSM Madiun berkompetisi di Liga 3
Stadion
Stadion Wilis adalah stadion yang berada di Kota Madiun. Stadion ini berkapasitas 25.000 penonton. Stadion ini merupakan markas dari PSM Madiun. Stadion ini juga markas dari tim sepak bola Kota Madiun yang lain yaitu: Madiun Putra FC. Nama Wilis sendiri adalah gunung berapi tidak aktif yang terletak di sebelah tenggara Kota Madiun yang merupakan perbatasan atau wilayah 6 Kabupaten yaitu: Kabupaten Madiun, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Trenggalek.
Prestasi
Perserikatan
Perserikatan 1932 juara 3
Perserikatan 1934 posisi ke 4
Liga Indonesia
Piala Indonesia
Piala Indonesia 1997-1998 posisi ke 3
eSports
Pada tahun 2019, PSM Madiun juga mulai terjun ke dunia eSports dan membentuk tim eSports yang bernama Sunken Relic di divisi Mobile Legends. Tim ini merupakan satu-satunya yang dimiliki oleh salah satu klub Liga 3.[2]
Skuat
Berikut skuat yang diturunkan untuk Liga 3 2019 Jawa Timur.[3]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Pembelian Pemain Termahal
Kongo dari Perseman Manokwari dengan harga 320 Juta Rupiah 2009
Aldy dari Persiba Bantul dengan harga 210 Juta Rupiah 2003
Penjualan pemain Termahal
Ferry Irawan ke Persik Kediri dengan harga 720 Juta Rupiah 1999
Leantino ke Persinga Ngawi dengan harga 522 Juta Rupiah 2007
Nur Rahman ke Persiba Bantul dengan harga 400 Juta Rupiah 2006
Referensi
- ^ "Ketika PSM Madiun, Sang Pendiri PSSI, Bangkit dari Tidur Panjangnya".
- ^ PSM Madiun bentuk tim eSports. indosport.com. 1 Juli 2019. Diakses tanggal 2/07/2019
- ^ [1]