Kakap merah
Kakap merah adalah jenis ikan kakap yang tubuhnya berwarna merah. Seluruh spesies kakap merah termasuk dalam famili Lutjanidae. Ukuran tubuhnya besar, memanjang dan melebar, serta gepepng atau melonjong. Kakap merah merupakan jenis ikan demersal yang hidup di perairan laut dangkal maupun laut dalam di perairan Samudra Atlantik dan Indo-Pasifik. Sifatnya yang eurihalin membuat kakap merah dapat dibudidayakan di tambak maupun di keramba jaring apung. Kakap merah mengandung protein dan asam amino yang mudah dicerna, sehingga menjadi salah satu ikan bernilai ekonomi untuk dijual dan dikonsumsi.
Taksonomi
Kakap merah adalah salah satu jenis kakap ditinjau dari warna tubuhnya yang kemerahan.[1] Semua spesies kakap merah termasuk dalam famili Lutjanidae.[2] Spesies kakap merah yang menghuni perairan Indonesia antara lain kakap merah darah (Lutjanus malabaricus),[3] kakap merah pesisir (Lutjanus bitaeniatus),[4] gorara gigi (Lutjanus erythroperus), dan kakap gajah (Lutjanus sebae).[5] Sementara spesies kakap seperti kakap merah utara (Lutjanus campechanus) dan kakap merah selatan (Lutjanus purpureus) berasal dari perairan Samudra Atlantik.[6][7]
Ciri fisik
Tubuh kakap merah berukuran besar.[8] Warna tubuh kakap merah adalah merah. Warna merah mencolok berada di bagian punggungnya.[9] Bentuk tubuh kakap merah adalah memanjang dan melebar serta gepeng atau melonjong. Bentuk kepalanya cembung dan sedikit cekung.[10] Tubuh ikan kakap merah mirip dengan ikan nila merah.[11]
Habitat
Kakap merah tergolong sebagai ikan demersal atau menghuni dasar air.[12] Tempat hidup kakap merah hanya di perairan laut.[13] Habitat ikan kakap merah dapat ditemukan di dasar perairan dangkal maupun dalam.[14] Kakap merah dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Di perairan Laut Jawa, kakap merah menyebar di perairan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa, Selat Sunda, dan perairan di bagian selatan pulau Jawa. Kakap merah juga ditemukan di perairan Kalimantan bagian barat dan timur. Penyebaran lainnya di perairan Sulawesi, Kepulauan Riau dan Kepulauan Nusa Tenggara.[15]
Budi daya
Kakap merah termasuk ikan yang bersifat eurihalin. Sifat ini membuat kakap merah mampu hidup di hutan bakau dan muara sungai dengan kadar garam yang hampir sama dengan air tawar. Kemampuan ini membuat kakap merah yang berusia muda maupun dewasa dapat dibudidayakan. Budi dayanya dapat di dalam tambak ataupun di laut dalam keramba jaring apung.[16] Beberapa jenis kakap merah yang telah berhasil dibudidayakan ialah Lutjanus argentimaculatus (sendarat), Lutjanus johnii (jenaha), dan Lutjanus russellii (gorara).[17]
Kandungan gizi
Kandungan gizi yang melimpah pada kakap merah adalah protein dan asam amino yang mudah dicerna.[18]
Penangkapan
Kakap merah merupakan salah satu jenis ikan yang menjadi sasaran utama dalam penangkapan ikan di Indonesia. Ini karena sebarannya yang luas di perairan Indonesia dan sesuai dengan selera masyarakat. Penangkapan ikan kakap merah juga dipengaruhi oleh harganya yang mahal dan tingginya permintaan pasar.[19] Penangkapan kakap merah banyak dilakukan untuk diambil daging dan kepalanya.[20]
Rujukan
- ^ Yasa Boga (2010). Koleksi 120 Resep Masakan Ikan dan Hasil Laut Lainnya. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 18. ISBN 978-602-03-3006-8.
- ^ Nurjanah, dkk. (September 2014). Pengetahuan dan Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 159. ISBN 978-979-493-311-4.
- ^ Tamsil, A., dkk. (2019). Utami, A. Ria Puji, ed. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Lily Publisher. hlm. 196. ISBN 978-623-7267-16-4.
- ^ "Lutjanus bitaeniatus". fishesofaustralia.net.au (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-06.
- ^ Bahar, Burhan (2006). Winarno, F. G., ed. Panduan Praktis Memilih dan Menangani Produk Perikanan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 22.
- ^ "Lutjanus campechanus". FishBase. Ed. Ranier Froese and Daniel Pauly. December 2013 version. N.p.: FishBase, 2013.
- ^ "Species Fact Sheets Lutjanus purpureus (Poey, 1876)". FAO. Diakses tanggal 21 June 2021.
- ^ Simbolon, Domu (Januari 2011). Bioekologi dan Dinamika Daerah Penangkapan Ikan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. hlm. 27.
- ^ Kurniawan, M. B. (2010). Mengenal Hewan dan Tumbuhan Asli Indonesia. Cikal Aksara. hlm. 58.
- ^ Wahyuni, N. I., Luthfia, dan Syukroni, I. "Proses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) di PT. Global Maju Pratama Pattene Sulawesi Selatan". Seminar Nasional Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan“Sustainability and Environmentally of Agricultural System for Safety, Healthy and Security Human Life”: 914.
- ^ Kordi K., M. Ghufran H. (2010). Fiva, Rosalana, ed. Budi Daya Ikan Nila di Kolam Terpal: Lebih Muda, Lebih Murah, Lebih Untung. Yogyakarta: Lily Publisher. hlm. 4. ISBN 978-979-29-1319-4.
- ^ Haya, U., Tangke, U., dan Daeng, R. A. (November 2022). "Pengaruh Penggunaan Campuran Es Curah dan Garam Dapur Terhadap Suhu dan Mutu Ikan Kakap". Jurnal Biosainstek. 5 (1): 42.
- ^ Pandit, I Gde Surayana (Desember 2018). Nilai Nyat-Nyat, Lezat dan Bergizi (PDF). Denpasar: Warmadewa University Press. hlm. 1.
- ^ Kordi K., M. Ghufran H. (2009). Budi Daya Perairan Buku Kedua. Penerbit PT Citra Aditya Bakti. hlm. 834. ISBN 978-979-414-968-3.
- ^ Sahubawa, Latif (Mei 2019). Santoso, Umar, ed. Teknik Penanganan Hasil Perikanan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 87. ISBN 978-602-386-151-4.
- ^ Sudradjat, Achmad (2015). Budidaya 26 Komoditas Laut Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm. 80. ISBN 978-979-002-691-9.
- ^ Kordi K., M. Ghufron H. (2010). Nikmat Rasanya, Nikmat Untungnya! Pintar Budi Daya Ikan di Tambak secara Intensif (bandeng, beronang, kakap, kerapu, nila). Yogyakarta: Lily Publisher. hlm. 27.
- ^ Ujianti, R. M. D. dan Muflihati, I. Diversifikasi Produk Olahan Hasil Perikanan Laut. Penerbit NEM. hlm. 29.
- ^ Simbolon, D., Wiryawan, B., dan Wahyuningrum, P. I. (Maret 2022). Buku Ajar Daerah Penangkapan Ikan. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 57. ISBN 978-623-467-017-2.
- ^ Ganie, S. N., dan Sidharta, M. Dapur Naga di Indonesia: Aneka Resep Hidangan Lezat. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 102.