Bango (merek)
Artikel ini berisi konten yang ditulis dengan gaya sebuah iklan. |
Artikel ini menggunakan kata-kata yang berlebihan dan hiperbolis tanpa memberikan informasi yang jelas. |
Kecap Bango atau Bango adalah merek kecap manis dan bumbu yang diproduksi oleh PT Anugrah Mutu Bersama dan PT Sekar Laut Tbk untuk PT Unilever Indonesia Tbk. Kecap Bango sering membuat acara Festival Jajan Bango untuk memperkenalkan kuliner asli Indonesia.
Tipe |
|
---|---|
Penemu | Tjoa Pit Boen |
Tahun peluncuran | 1928 |
Produsen |
|
Ketersediaan | Ya |
Penyedia saat ini | Unilever Indonesia |
Slogan | "Karena Rasa Tak Pernah Bohong" |
Situs web | bango |
Sejarah
Pendirian
Kecap Bango awalnya merupakan sebuah industri rumah tangga yang dimulai pada tahun 1928 di daerah Benteng, Tangerang, Banten.[1] Perjalanan Bango dimulai oleh Tjoa Pit Boen yang pertama kali dijajakan di toko kecil di garasi rumahnya.[2][3] Nama Bango dipilih pendirinya dengan satu visi, yaitu agar produknya dapat terbang tinggi hingga ke manca negara.[1]
Ketika usaha Yunus Kartadinata berkembang, pabrik Kecap Bango pindah di Jalan Asem Lama (sekarang Jalan Wahid Hasyim), Tanah Abang, Jakarta Pusat, persis di belakang gedung Badan Pengawas Pemilu. Namun kawasan itu sudah berubah menjadi deretan rumah perkantoran. Kecap Bango tumbuh dan populer di Jawa Barat dan Jakarta.[3]
Perusahaan Kecap Bango berubah menjadi perseroan terbatas, yaitu PT Anugrah Indah Pelangi dan PT Anugrah Damai Pratama. Manajemen dikelola anak Yunus yang keempat, Eppy Kartadinata, pada 1982. Pabrik kini menempati area seluas delapan hektaree di Desa Wantilan, Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat.[3]
Di bawah naungan Unilever
Pada tahun 1992, PT Unilever Indonesia tertarik untuk mengakuisisi merek dan usaha Kecap Bango di bawah naungan perusahaan mereka. Akhirnya Kecap Bango resmi menjadi salah satu produk PT Unilever Indonesia pada tahun 2001.[1] Setelah proses akuisisi, nama dan performa Kecap Bango semakin kencang dan dikenal hingga luar Jakarta.[2] Langkah awal setelah akuisisi, Unilever mengubah tampilan merek, logo, dan kemasan Bango. Dulu mereknya ”Kecap Bango”. Pada 1 Februari 2008, mereknya resmi menjadi ”Bango”.[3]
Unilever dan keluarga Kartadinata membentuk perusahaan patungan bernama PT Anugrah Lever. Perusahaan ini memproduksi dan memasarkan kecap, sambal, dan saus bermerek Bango. Unilever menguasai 65 persen saham, sisanya 35 persen dimiliki Anugrah Indah Pelangi dan Anugrah Damai Pratama. Pada 2007, Unilever mengakuisisi sisa saham Bango milik keluarga Kartadinata.[3]
Menurut Ainul Yaqin, Foods Director Unilever Indonesia, 'dari beberapa hasil survei lembaga riset, Bango menjadi pemimpin pasar kecap nasional. Performa bagus tersebut dimulai sejak paska diakusisi.[4]
- “Posisi kami sangat dominan. Bango sendiri memberikan kontribusi 5% untuk Unilever dan pertumbuhannya naik berlipat-lipat setiap tahun.”
Bahan baku dan pembuatan
Bahan baku yang digunakan Kecap Bango adalah kacang kedelai hitam, gula kelapa, garam, dan air. Kacang kedelai hitam difermentasi selama beberapa bulan.[1][5]
Sejak awal tahun 2000-an, Unilever bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada menghasilkan kedelai hitam kualitas baik bernama Malika.[2] Profesor Mary Astuti, penemu kedelai Mallika serta peneliti dan Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, mengemukakan bahwa kedelai hitam Mallika memiliki banyak keunggulan dibandingkan varietas kedelai lainnya. Selain lebih tahan cekaman fisik dan serangan penyakit, kedelai hitam Mallika juga lebih bernutrisi.[4]
Referensi
- ^ a b c d Kecap Bango. 2013. Sejarah Bango Diarsipkan 2023-04-01 di Wayback Machine..
- ^ a b c Ario Fajar. 1 Februari 2013. Empat Kunci Sukses Bango Merajai Kecap.
- ^ a b c d e Tempo Interaktif. 2008. Kecap Bango [1928] - Kemasan diremajakan, rasa dipertahankan, penetrasi pasar diperkuat. Jurus inovatif memperpanjang umur. Diarsipkan 2013-10-21 di Wayback Machine.
- ^ a b Ario Fajar. 13 Maret 2013. Sentuhan Midas Unilever Memoles Bango.
- ^ Unilever Indonesia. 2013. Bango Diarsipkan 2013-10-21 di Wayback Machine..
Pranala luar
- Situs resmi Diarsipkan 2011-01-13 di Wayback Machine.