Dalam filsafat, noumena ( /ˈnmənɒn/, /ˈn-/ ; dari bahasa Yunani Kuno νoούμενον; PL : noumena) adalah pengetahuan[1] tentang objek secara independen dari indera manusia.[2] Istilah noumena umumnya digunakan sebagai lawan dari atau berkaitan dengan istilah fenomena, yang mengacu pada objek yang dapat dialami oleh indera manusia. Immanuel Kant pertama kali mengembangkan gagasan tentang noumenoa sebagai bagian dari idealisme transendentalnya. Ia menyatakan bahwa meskipun kita mengetahui keberadaan dunia noumena karena sensibilitas manusia hanya bersifat reseptif, dunia itu dapat dialami oleh manusia dan oleh karena itu tetap tidak dapat kita ketahui.[3] Dalam filsafat Kantian, noumena sering diasosiasikan dengan "benda dalam dirinya sendiri" yang tidak dapat diketahui (bahasa Jerman: Ding an sich ). Namun, sifat hubungan antara keduanya tidak dibuat secara eksplisit dalam karya Kant, dan akibatnya tetap menjadi bahan perdebatan di kalangan sarjana yang mempelajari Kant.


Referensi

  1. ^ "Formal Epistemology". The Stanford Encyclopedia of Philosophy. Metaphysics Research Lab, Stanford University. 2021. 
  2. ^ "Noumenon | Definition of Noumenon by Webster's Online Dictionary". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-28. Diakses tanggal 2015-09-10. 1. intellectual conception of a thing as it is in itself, not as it is known through perception; 2. The of-itself-unknown and unknowable rational object, or thing-in-itself, which is distinguished from the phenomenon through which it is apprehended by the physical senses, and by which it is interpreted and understood; – so used in the philosophy of Kant and his followers. 
  3. ^ Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris).