Partai Sarikat Indonesia
Partai Sarikat Indonesia (PSI) adalah sebuah partai politik di Indonesia. PSI telah berpartisipasi pada Pemilu 2004, dengan nomor urut 22.[1][2] Pada April 2005 secara resmi menyatakan bergabung dengan Partai Amanat Nasional.[3] Namun memilih untuk pisah kembali pada tahun 2008.
Partai Sarikat Indonesia | |
---|---|
Singkatan | PSI |
Ketua umum | Rahardjo Tjakraningrat |
Sekretaris Jenderal | Nazir Muchamad |
Dibentuk | 17 Desember 2002 |
Digabungkan dari | PP PSII (PDR) PKD Partai Bhinneka Tunggal Ika PNI Front Marhaenis PNI Massa Marhaen Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia |
Digabungkan dengan | PAN (2005–08) |
Kantor pusat | Jalan Kemang Timur Raya No. 55 Jakarta Selatan 12730 DKI Jakarta |
Ideologi | Pancasila |
Partai Sarikat Indonesia yang dideklarasikan di Surabaya pada tanggal 17 Desember 2002 ini merupakan gabungan dari 8 Partai Peserta Pemilu 1999 yang tidak lolos Electoral threshold. kedelapan Partai tersebut adalah Partai Daulat Rakyat (PDR), Partai Katolik Demokrat (PKD), Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Bhinneka Tunggal Ika, Partai Nasional Indonesia Front Marhaenis (PNI Front Marhaenis), PNI Massa Marhaen, Partai Persatuan (PP), dan Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia.[4] Dengan Ketua Umum Rahardjo Tjakraningrat dan Sekretaris Jenderal Jumhur Hidayat[5]
Pada Pemilu 2009, PSI sebelumnya tidak lulus verifikasi. Tetapi dengan adanya gugatan 4 partai politik peserta Pemilu 2004 kepada Mahkamah Konstitusi, akhirnya 4 partai politik peserta pemilu ini disahkan juga menjadi parpol peserta pemilu pada pemilu 2009, yang mana salah satunya adalah PSI. Selanjutnya pada Pemilu 2009 tersebut, PSI mendapat nomor urut 43. Dalam Pemilu 2009, PSI mendapatkan 24 kursi anggota DPRD yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. PSI dipimpin oleh Rahardjo Tjakraningrat sebagai Ketua Umum, sedangkan posisi Sekretaris Jenderal diduduki oleh Nazir Muchamad. sebelum keluarnya keputusan Makamah Konstitusi yang meloloskan PSI sebagai peserta Pemilu 2009, telah dibentuk partai baru yang bernama Partai Persatuan Sarikat Indonesia yang disingkat Partai PSI, dengan ketua Umum Rahardjo Tjakraningrat dan Sekretaris Jenderal Nazir Muchamad.[6] karena adanya aturan tidak boleh rangkap jabatan dan keanggotaan partai politik, maka saat itu Posisi Ketua Umum Partai Sarikat Indonesia dipegang oleh Mardinsyah dan Sekretaris Jenderal Mohamad Djosan. Partai Persatuan Sarikat Indonesia (Partai PSI)tidak lolos verifikasi KPU sebagai peserta pemilu sedangkan Partai Sarikat Indonesia (PSI). kemudian posisi ketua umum dan sekretaris jenderal kembali dijabat Rahardjo dan Nazir.
- Perolehan Suara
Pemilu | Total kursi | Total pemilihan | Persentase | Hasil | Urutan perolehan |
---|---|---|---|---|---|
2004 | 0 / 550
|
679.296 | 0,60% | Tidak lolos | 21 dari 24 |
2009 | 0 / 550
|
140.551 | 0,14% | Tidak lolos | 36 dari 38 |
Referensi
- ^ "Profil Partai Sarikat Indonesia (43)". detikcom. 24 Desember 2008. Diakses tanggal 31 Maret 2018.
- ^ Hayati, Istiqomatul (27 Mei 2004). "11 Partai Politik Dukung Amien-Siswono". Tempo.co. Diakses tanggal 1 Maret 2018.
- ^ Amin, Syaiful (6 April 2005). CN, Heru, ed. "PSI Masuk PAN". Tempo.co. Diakses tanggal 31 Maret 2018.
- ^ "Kemajemukan Partai Sarikat Indonesia" Liputan6 dot com 10 Maret 2004 diakses 1 Juni 2020
- ^ ""DIREKTORI PARPOL PESERTA PEMILU"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-24. Diakses tanggal 2020-06-02.
- ^ "Partai Sarikat Indonesia Kembali "Bertarung" di Pemilu 2009" antara news dot com 14 Agustus 2007 diakses 1 juni 2020