Ahalya
Dalam wiracarita Ramayana, Ahalya (Dewanagari: अहल्या; IAST: Ahalyā ) atau Indradi adalah nama istri Resi Gautama. Kata Ahalya berarti "yang tidak mengalami perubahan" (awet muda, abadi).[1][2] Ahalya tinggal di sebuah asrama bersama Resi Gautama. Ia memiliki wajah yang sangat cantik. Kecantikannya dapat membuat Dewa Indra terpesona.[3][4]
अहल्या | |
---|---|
Tokoh Ramayana | |
Nama | Ahalya |
Ejaan Dewanagari | अहल्या |
Ejaan IAST | Ahalyā |
Kitab referensi | Ramayana, Purana |
Kasta | brahmana |
Suami | Resi Gautama |
Kutukan Resi Gautama
Pada suatu hari, ketika Resi Gautama meninggalkan asramanya, Dewa Indra datang menyamar dan dengan bernafsu ia merayu Ahalya. Ahalya tahu siapa yang berusaha merayunya karena mata batinnya yang tajam, tetapi ia tertipu oleh kecantikannya sendiri, maka ia memberikan kepuasan kepada Indra.[5] Saat Resi Gautama datang, ia terkejut karena Ahalya telah terpengaruh oleh rayuan Indra. Kemudian Resi Gautama mengutuk Ahalya agar melakukan tapa yang sangat panjang demi menebus dosanya. Agar Ahalya tidak diketahui, wujudnya diubah menjadi batu. Resi Gautama juga berkata bahwa kelak putra Dasarata dari Ayodhya akan mengunjungi asrama Resi Gautama, di mana Ahalya bertapa, dan membebaskan kutukannya. Setelah Ahalya dikutuk, Resi Gautama meninggalkan asramanya dan pergi ke Himalaya untuk bertapa.
Bertahun-tahun kemudian, Resi Wiswamitra bersama Rama dan Laksmana melewati asrama Resi Gautama dalam perjalanan mereka menuju Mithila. Saat melihat asrama yang sepi tersebut, Rama bertanya mengenai asal usul tempat itu kepada Resi Wiswamitra. Sang Resi menjelaskan bahwa tempat tersebut dikutuk karena Ahalya telah melakukan dosa, dan hanya putera Dasarata-lah yang dapat membuat Ahalya menjadi suci kembali. Setelah mendengarkan penjelasan Resi Wiswamitra, Rama memasuki asrama tersebut. Begitu ia menginjakkan kakinya, kutukan yang menimpa Ahalya lenyap.[6][7] Ahalya berubah kembali menjadi manusia dan keluar dari semak belukar yang telah menutupnya selama bertahun-tahun. Wajahnya kembali muda dan bersinar-sinar. Dengan takzim, Ahalya menyambut Rama dan Laksmana bagaikan tamu agung. Setelah Rama dan Laksmana pergi untuk melanjutkan perjalanannya, Resi Gautama muncul untuk menyambut istrinya yang telah muda kembali.[8][9]
Referensi
- ^ Wilson p100 & Apte p73.
- ^ Apte p637 Monier-Williams p1293.
- ^ Söhnen-Thieme 1996, hlm. 39.
- ^ Ray 2007, hlm. 24–25.
- ^ Doniger 1999, hlm. 101–102, 321–322.
- ^ Söhnen-Thieme 1996, hlm. 56–58.
- ^ Doniger 1999, hlm. 94, 321–322.
- ^ Bhattacharya March–April 2004, hlm. 4–7.
- ^ Goldman 1990, hlm. 215–218.
Daftar pustaka
- Apte, Vaman S. (2004) [1970]. The Student's Sanskrit-English Dictionary (edisi ke-2nd). Motilal Banarsidass Publishers. ISBN 978-81-208-0045-8.
- Doniger, Wendy (1999). "Indra and Ahalya, Zeus and Alcmena". Splitting the Difference: Gender and Myth in Ancient Greece and India. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-15641-5.
- Goldman, Robert P. (1990). The Ramayana of Valmiki: Balakanda. The Ramayana of Valmiki: an Epic of Ancient India. 1. Princeton University Press. ISBN 978-0-691-01485-2.
- Monier-Williams, Monier (2008) [1899]. Monier Williams Sanskrit-English Dictionary. Universität zu Köln.
- Söhnen-Thieme, Renate (1996). "The Ahalya Story Through the Ages". Dalam Leslie, Julia. Myth and Mythmaking: Continuous Evolution in Indian Tradition. Curzon Press. ISBN 978-0-7007-0303-6.
- Ray, Pratibha (2007). "Ahalya's Voyage: From Transgression to Transcendence". Dalam Bhattacharya, Pratip. Revisiting the Pancha Kanyas : Proceedings of the National Seminar, Kolkata, 2003. Eastern Zonal Cultural Centre in association with Bookworks. hlm. 22–30.