Salutogenesis

faktor yang mendukung kesehatan
Revisi sejak 26 Februari 2024 11.57 oleh Wikijuara50 (bicara | kontrib) (Templat:Bagaimana cara menjaga kesehatan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Salutogenesis berasal dari kata Latin "salus" yang berarti kesehatan dan "genesis" yang berarti asal-usul atau penciptaan. Konsep ini diperkenalkan oleh Aaron Antonovsky, seorang sosiolog dan epidemiologis Amerika, pada tahun 1979. Salutogenesis menitikberatkan pada penguatan sumber daya dan kapasitas individu untuk mencapai kesehatan yang optimal.[1]

Istilah salutogenesis pertama kali diperkenalkan oleh diperkenalkan oleh Aaron Antonovsky pada tahun 1979 melalui buku yang berjudul “Health, Stress & Coping”. Salutogenesis merupakan lawan kata dari pathogenesis. Salutogenesis merupakan upaya untuk memelihara dan memperkuat sumber-sumber untuk mengatasi stresor dan (sumber stres) dan mengelola ketegangan. Dengan kata lain, salutogenesis dapat didefinisikan sebagai sejauh mana individu menggunakan lingkungan internal maupun eksternalnya untuk dapat memprediksi bahwa kemungkinan besar segala sesuatu yang telah ia lakukan atau usahakan dalam mengatasi masalah atau stresor akan berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan (Antonovsky, 1979). Sedangkan dalam arti secara umum, salutogenesis terfokus pada studi terhadap asal usul dan sumber daya dalam diri manusia yang dapat mengatasi penyakit, mencegah penyakit, dan meningkatkan kesehatan.[2]

Dalam dunia kesehatan, istilah "Salutogenesis" muncul sebagai pendekatan yang berfokus pada penciptaan dan penguatan faktor-faktor yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan. Berbeda dengan pendekatan patogenesis yang memeriksa penyebab penyakit, Salutogenesis bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang mendukung kehidupan sehat.

Prinsip Salutogenesis

Salutogenesis mengacu pada sebuah model yang secara rinci dijelaskan dalam bidang kesehatan yang menyatakan bahwa pengalaman hidup membantu membentuk rasa koherensi (orientasi global); di mana hidup sebagai sesuatu yang kurang lebih dapat dipahami, memiliki makna, dan dapat dikelola. Rasa koherensi yang kuat membantu seseorang memobilisasi sumber daya untuk mengatasi stres dan mengelola ketegangan dengan sukses. Melalui mekanisme ini, rasa koherensi membantu menentukan pergerakan seseorang pada kontinum Kemudahan/Kemudahan kesehatan. Dalam arti yang paling khusus, salutogenesis hampir setara dengan pengertian koherensi. Dalam arti yang lebih umum, salutogenesis mengacu pada orientasi ilmiah yang memusatkan perhatian pada studi tentang asal muasal kesehatan, dan bukan asal muasal penyakit.[3]

Pendekatan Salutogenesis mencakup beberapa prinsip kunci:

1.     Kohesi: Mendorong keterlibatan sosial dan dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas sebagai bagian integral dari kesehatan.

2.     Makna: Mencari makna dalam kehidupan membantu individu mengatasi stres dan mencapai kesejahteraan.

3.     Penguasaan: Mengembangkan rasa kontrol dan kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup.

Dalam rumusannya, Antonovsky membagi rasa koherensi ke dalam tiga komponen yakni: komprehensivitas (comprehensibility), pengelolaan (manageability), dan kebermaknaan (meaningfulness).[4]

1.Komprehensivitas

Komprehensivitas merupakan suatu keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi secara teratur dan dapat diprediksi. Dengan demikian, seseorang dapat merasakan bahwa ia cukup mampu memahami peristiwa dalam kehidupannya dan memprediksi dengan wajar apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

2. Pengelolaan

Menurut Antonivsky, pengelolaan merupakan suatu kepercayaan bahwa seseorang memiliki keterampilan atau kemampuan, dukungan, bantuan, atau sumber daya yang diperlukan untuk mengurus berbagai macam hal. Dalam hal ini, individu percaya bahwa berbagai hal dapat dikelola dan berada dalam kendali diri sendiri.

3. Kebermaknaan

Lewat kebermaknaan, individu yakin bahwa segala sesuatu dalam kehidupan itu merupakan sesuatu yang menarik dan merupakan sumber kepuasan. Segala sesuatu diyakini benar-benar berharga dan ada alasan atau tujuan yang baik untuk peduli tentang apa yang terjadi.

Menurut Antonovsky, elemen ketiga adalah yang paling penting. Jika seseorang percaya tidak ada alasan untuk bertahan, menyelamatkan diri, menghadapi tantangan, serta tidak memiliki makna, maka mereka tidak akan memiliki motivasi untuk memahami dan mengelola peristiwa. Hal ini dapat menimbulkan berbagai penyakit, baik secara psikis maupun fisik. Argumen dasarnya adalah bahwa "salutogenesis" tergantung pada pengalaman "rasa koherensi" yang kuat. Penelitiannya menunjukkan bahwa rasa koherensi memprediksi hasil kesehatan fisik maupun psikis yang positif.

Aaron Antonovsky

Aaron Antonovsky (1923-1994) adalah seorang sosiolog dan psikolog medis asal Amerika Serikat yang dikenal karena kontribusinya dalam bidang kesehatan masyarakat. Lahir pada 19 Desember 1923 di Brooklyn, New York, Antonovsky menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Amerika Serikat sebelum pindah ke Israel pada tahun 1933 bersama keluarganya.[5]

Antonovsky belajar psikologi di Universitas Jerusalem dan meraih gelar sarjana di bidang tersebut pada tahun 1947. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat, memperoleh gelar master dalam bidang antropologi medis dari Universitas Wisconsin pada tahun 1950, dan gelar Ph.D. dalam bidang sosiologi medis dari Universitas Harvard pada tahun 1956.

Sebagai seorang akademisi, Antonovsky mengabdikan sebagian besar karirnya untuk memahami kompleksitas kesehatan manusia. Salah satu karya utamanya adalah pengembangan konsep salutogenesis, yang diperkenalkannya dalam bukunya yang berpengaruh, "Health, Stress, and Coping" pada tahun 1979. Konsep salutogenesis menekankan pentingnya faktor-faktor yang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan, serta cara individu mengatasi stres dan tantangan kehidupan.

Antonovsky menghabiskan sebagian besar kariernya di bidang akademik, mengajar di berbagai institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia. Ia juga terlibat dalam penelitian dan konsultasi di berbagai organisasi kesehatan internasional.

Karya-karya Antonovsky memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang hubungan antara stres, koping, dan kesehatan. Konsepnya tentang salutogenesis telah menjadi landasan untuk berbagai pendekatan dalam bidang kesehatan masyarakat dan psikologi klinis.

Antonovsky meninggal pada tahun 1994 di Israel, tetapi warisannya dalam dunia ilmu kesehatan terus hidup melalui konsep-konsep yang ia kembangkan dan publikasikan selama masa hidupnya. Karya dan pemikirannya terus menginspirasi para peneliti dan praktisi dalam upaya memahami dan mempromosikan kesehatan yang optimal bagi individu dan masyarakat.

Investigasi Antonovsky

 

Antonovsky melakukan penelitian tentang kemampuan adaptasi terhadap menopause pada sekelompok wanita yang mengalami masa penjara di kamp konsentrasi pada usia muda. Ia membandingkan kemampuan mereka menghadapi perubahan hormonal ini dengan kelompok kontrol. Meskipun telah mengalami tekanan waktu di kamp konsentrasi, beberapa wanita menurut Antonovsky tetap sehat secara fisik dan mental. Mereka tampaknya memiliki sumber daya internal yang membuat mereka tetap sehat meskipun mengalami pengalaman traumatis. Penelitian Antonovsky mengenalkan konsep salutogenesis ke dalam bidang ilmu yang sebelumnya hanya fokus pada patogenesis penyakit. Perbedaan antara pendekatan salutogenetik dan patogenetik menjadi jelas. Pendekatan patogenetik berusaha untuk mencegah penyakit, sementara pendekatan salutogenetik bertujuan untuk mencapai kesehatan yang optimal. Fokusnya bukan hanya menghindari kadar gula darah yang tinggi melalui diet untuk mencegah diabetes, tetapi juga menciptakan pengalaman positif yang mengarah pada kesejahteraan secara keseluruhan, seperti berolahraga. Penelitian selanjutnya kemudian lebih memusatkan pada bagaimana kesehatan dibentuk dan dipertahankan.[6]

Koherensi

Koherensi mengacu pada rasa pemahaman dan kepuasan yang mendalam terhadap diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. Terdapat tiga komponen penting dalam konsep koherensi:

  1. Pemahaman: kemampuan untuk mengaitkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dan mencari makna di baliknya.
  2. Pengelolaan: kemampuan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tersebut.
  3. Makna: keyakinan bahwa setiap peristiwa memiliki arti atau makna yang dapat ditemukan.

Kualitas-kualitas ini berkembang pada setiap individu dalam 20 tahun pertama kehidupannya. Tingkat ekspresi dari ketiga kualitas tersebut dapat memengaruhi cara seseorang menghadapi krisis, seperti kematian anggota keluarga, situasi stres di tempat kerja, atau bahkan sakit. Oleh karena itu, tingkat kesehatan seseorang terkait erat dengan seberapa baik mereka mengekspresikan ketiga karakteristik koherensi ini.

Kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalani kehidupan yang berkualitas. Dalam era yang serba cepat dan penuh tekanan seperti sekarang, menjaga kesehatan bukan hanya sekadar kebutuhan, tetapi juga suatu keharusan. Terlepas dari segala kesibukan dan tantangan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan secara optimal.[2]

1. Gizi Seimbang

Asupan makanan yang seimbang dan bergizi merupakan pondasi utama dari kesehatan yang baik. Pilihlah makanan yang kaya akan nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, protein nabati dan hewani, serta biji-bijian. Batasi konsumsi gula tambahan, lemak jenuh, dan makanan olahan yang kurang bergizi.

2. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik secara teratur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Olahraga membantu menjaga berat badan yang sehat, memperkuat otot dan tulang, serta meningkatkan kesehatan jantung dan kesejahteraan mental. Pilihlah jenis olahraga yang Anda nikmati dan lakukan secara konsisten.[3]

3. Istirahat Cukup

Tubuh membutuhkan istirahat yang cukup untuk pulih dan memperbaharui diri. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang berkualitas setiap malamnya, idealnya antara 7-9 jam bagi orang dewasa. Istirahat yang cukup juga membantu meningkatkan konsentrasi, produktivitas, dan mood secara keseluruhan.

4. Kelola Stres dengan Baik

Stres dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Temukan cara-cara untuk mengelola stres seperti meditasi, yoga, atau aktivitas yang menenangkan lainnya. Berbicara dengan teman atau profesional kesehatan mental juga dapat membantu mengurangi beban pikiran.

5. Jaga Kebersihan Diri

Menjaga kebersihan diri adalah langkah penting untuk mencegah penyakit dan infeksi. Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah kontak dengan benda-benda yang kotor. Hindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci.

6. Rutin Memeriksakan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan rutin membantu dalam mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. Jadilah proaktif dalam menjaga kesehatan dengan melakukan pemeriksaan berkala seperti pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan mata, dan pemeriksaan gigi.

7. Batasi Konsumsi Alkohol dan Hindari Merokok

Konsumsi alkohol yang berlebihan dan merokok dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti kapenyakit jantung, kanker, dan gangguan pernapasan. Batasi konsumsi alkohol dan hindari merokok sama sekali untuk menjaga kesehatan secara optimal. 8. Tetap Aktif Secara Mental Selain menjaga kesehatan fisik, penting juga untuk merawat kesehatan mental. Tetap aktif secara mental dengan melakukan latihan otak seperti membaca, belajar hal baru, atau menantang diri dengan teka-teki dan permainan yang merangsang otak.

Implementasi konsep salutogenesis dalam kehidupan sehari-hari memerlukan kesadaran dan tindakan yang berkelanjutan untuk membangun kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat diambil untuk menerapkan salutogenesis dalam kehidupan sehari-hari::[7]

1. Memelihara Penilaian Diri yang Positif:

Memiliki penilaian diri yang positif adalah landasan penting dalam membangun kesehatan secara keseluruhan. Menerima dan menghargai diri sendiri, serta mengenali kekuatan dan potensi yang dimiliki, dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.[4]

2. Membangun Hubungan Sosial yang Sehat:

Hubungan sosial yang sehat dan mendukung memiliki dampak besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan. Meluangkan waktu untuk menjalin dan memelihara hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman, dan komunitas dapat memberikan dukungan emosional dan sosial yang penting dalam menghadapi tantangan hidup.

3. Menerapkan Gaya Hidup Seimbang:

Gaya hidup seimbang adalah kunci untuk mendukung kesehatan fisik dan mental. Ini termasuk mengonsumsi makanan bergizi, melakukan aktivitas fisik secara teratur, memastikan istirahat yang cukup, dan mengelola stres dengan efektif. Mengambil keputusan sehat setiap hari dapat membantu menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran.

4. Menetapkan Tujuan Kesehatan yang Jelas:

Menetapkan tujuan kesehatan yang spesifik dan dapat dicapai dapat memberikan motivasi dan arah dalam menjaga kesejahteraan. Tujuan ini dapat mencakup aspek fisik, mental, dan sosial, seperti menurunkan berat badan, meningkatkan keterampilan interpersonal, atau mencapai keseimbangan pekerjaan-hidup yang lebih baik.

5. Mengelola Stres dengan Efektif:

Stres adalah bagian alami dari kehidupan, tetapi mengelola stres dengan efektif adalah kunci untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan. Ini dapat melibatkan praktik seperti meditasi, yoga, atau olahraga relaksasi lainnya, serta menetapkan batasan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.i.

Referensi

  1. ^ Makar, A. B.; McMartin, K. E.; Palese, M.; Tephly, T. R. (1975-06). "Formate assay in body fluids: application in methanol poisoning". Biochemical Medicine. 13 (2): 117–126. doi:10.1016/0006-2944(75)90147-7. ISSN 0006-2944. PMID 1. 
  2. ^ a b Bose, K. S.; Sarma, R. H. (1975-10-27). "Delineation of the intimate details of the backbone conformation of pyridine nucleotide coenzymes in aqueous solution". Biochemical and Biophysical Research Communications. 66 (4): 1173–1179. doi:10.1016/0006-291x(75)90482-9. ISSN 1090-2104. PMID 2. 
  3. ^ a b Smith, R. J.; Bryant, R. G. (1975-10-27). "Metal substitutions incarbonic anhydrase: a halide ion probe study". Biochemical and Biophysical Research Communications. 66 (4): 1281–1286. doi:10.1016/0006-291x(75)90498-2. ISSN 0006-291X. PMC PMC10704303  Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 3. 
  4. ^ a b MATAKUPAN, RUDY WOLTER (2011-03-01). "SIFAT-SIFAT SPEKTRAL DAN STRUKTUR KOMBINATORIK PADA SISTEM POSITIF 2D". BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan. 5 (1): 21–27. doi:10.30598/barekengvol5iss1pp21-27. ISSN 2615-3017. 
  5. ^ Febrianti, Asterina (2020-01-10). "Sebuah Analisis Tingkat Stres dan Performansi serta Hubungannya pada Kecepatan Respon dan Jumlah Kesalahan Pengemudi Mobil Pribadi di Bandung". Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI). 6 (1). doi:10.25124/jrsi.v6i1.372. ISSN 2579-9142. 
  6. ^ "Salutogenesis and Coping". 2021-03-12. doi:10.3390/books978-3-03943-447-3. 
  7. ^ MATAKUPAN, RUDY WOLTER (2011-03-01). "SIFAT-SIFAT SPEKTRAL DAN STRUKTUR KOMBINATORIK PADA SISTEM POSITIF 2D". BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan. 5 (1): 21–27. doi:10.30598/barekengvol5iss1pp21-27. ISSN 2615-3017.