Kota Madiun

kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia

Kota Madiun (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦩꦝꦶꦪꦸꦤ꧀, Pegon: ماڎييون, translit. Madhiyun; pengucapan bahasa Jawa: [maˈɖiʊn]) adalah sebuah kota di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota terbesar ke-4 di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang, dan Kediri ini terletak 150 km sebelah barat Surabaya, 90 km sebelah timur Surakarta, Jawa Tengah dan 33 km sebelah tenggara Ngawi. Kota ini terdapat Industri Kereta Api (INKA) yang merupakan pabrik pembuatan kereta api terbesar se-Asia Tenggara dan memiliki sekolah tinggi perkeretaapian, yakni salah satunya Politeknik Perkeretaapian Indonesia.

Kota Madiun
Transkripsi bahasa daerah
 • JawaMadhiyun (Gêdrig)
ماڎييون (Pégon)
ꦩꦝꦶꦪꦸꦤ꧀ (Hånåcåråkå)
 • Tionghoa茉莉芬 (Jiǎnhuàzì)
茉莉芬 (Zhèngtǐzì)
Mò lì fēn (Pīnyīn)
Dari atas, kiri ke kanan: Gedung Balai Kota Madiun, Tugu Pendekar, dan Bangunan di kawasan Bosbow
Lambang resmi Kota Madiun
Julukan: 
  • Kota Gadis
  • Kota Brem
  • Kota Pecel

  • Kota Sastra
  • Kota Budaya
  • Kota Industri

  • Kota Pelajar
  • Kota Kereta
  • Kota Karismatik

  • Kota Pendekar
  • Milan van Java
Motto: 
MADIUN BANGKIT
(Bersih, Aman, Nyaman, Gagah, Kuat, Indah, dan Tenteram)
Peta
Peta
Kota Madiun di Jawa
Kota Madiun
Kota Madiun
Peta
Kota Madiun di Indonesia
Kota Madiun
Kota Madiun
Kota Madiun (Indonesia)
Koordinat: 7°37′48″S 111°31′23″E / 7.63°S 111.5231°E / -7.63; 111.5231
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri14 Agustus 1950
Dasar hukumUU No. 16/1950
Hari jadi20 Juni 1918; 106 tahun lalu (1918-06-20)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 3
  • Kelurahan: 27
Pemerintahan
 • Wali KotaEddy Supriyanto (Pj.)
 • Wakil Wali KotaLowong
 • Sekretaris DaerahSoeko Dwi Handiarto
 • Ketua DPRDAndi Raya Bagus Miko Saputro
Luas
 • Total33,23 km2 (12,83 sq mi)
Peringkat75
Populasi
 (2023)[1]
 • Total201,460
 • Peringkat54
 • Kepadatan6,100/km2 (16,000/sq mi)
 • Peringkat kepadatan26
Demografi
 • Agama
  • 90,86% Islam
  • 0,32% Buddha
  • 0,11% Hindu
  • 0,02% Konghucu[2]
 • BahasaIndonesia (resmi),
Jawa (dominan)
- Jawa Mataraman,
Tionghoa, Arab,
Lainnya
 • IPMKenaikan 0.837 (2023)
Sangat Tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3577 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 351
Pelat kendaraanAE xxxx A*/B*/C*
Kode Kemendagri35.77 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023MAD
DAURp 527.916.797.000,- (2020)
Semboyan daerahMadiun BANGKIT
"Bersih, Aman, Nyaman, Gagah, Kuat, Indah, dan Tenteram"
Flora resmiJeruk nambangan
Fauna resmiKepodang batu
Situs webwww.madiunkota.go.id

Dengan motto MADIUN BANGKIT (Bersih, Aman, Nyaman, Gagah, Kreatif, Indah, dan Tenteram), Kota Madiun mendapat julukan sebagai "Kota Gadis", "Kota Brem", "Kota Pecel", "Kota Sastra", "Kota Pelajar", "Kota Kereta", "Kota Budaya", "Kota Industri", "Kota Karismatik", "Kota Pendekar" dan Milan van Java.[4]

Sejarah

 
Alun–Alun Madiun pada tahun 1951.

Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata medi (hantu) dan ayun-ayun (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya kota ini tidak dinamakan "Madiun", tetapi Wanaasri.

Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Karesidenan Kediri (Daha) yang juga dikuasai oleh Mataram. Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh seperti Retno Dumilah.

Setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, Madiun menjadi sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Yogyakarta sebagai mancanagara brang wetan hingga akhirnya diserahkan kepada Belanda pada tahun 1830, setelah Perang Jawa.

 
Lambang daerah Kota Praja Madiun pada masa Hindia Belanda

Beberapa peninggalan Kadipaten Madiun salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, di mana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wanaasri selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak di sekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.

Kota Madiun dahulu merupakan pusat dari Karesidenan Madiun, yang meliputi wilayah Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan. Meski berada di wilayah Jawa Timur, kebudayaan Madiun lebih dekat ke budaya "Jawa Tengahan" (Mataraman), karena Madiun pernah berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.

Pada tahun 1948, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun yang dipimpin oleh Musso di Kresek, Wungu, Kabupaten Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek.

Catatan tambahan : Sebelum bernama Jalan Perintis Kemerdekaan dahulu bernama Jalan Irian Barat sesuai dengan jenis nama pengelompokan nama-2 jalan di kota Madiun. Dalam hal ini nama-2 pulau di Indonesia.

Geografi

Secara geografis Kota Madiun terletak pada 111° BT–112° BT dan 7° LS–8° LS dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Geger di sebelah selatan dan Kecamatan Wungu di sebelah timur. Kota Madiun hampir berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Madiun, serta dengan Kabupaten Magetan di sebelah Barat. Bengawan Madiun mengalir di kota ini, merupakan salah satu anak sungai terbesar Bengawan Solo.

Kota Madiun terletak pada daratan dengan ketinggian 63 meter hingga 67 meter dari permukaan air laut. Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut terletak di tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air laut terletak di sebelah di selatan. Rentang temperatur udara antara 20 °C hingga 35 °C. Rata-rata curah hujan Kota Madiun turun dari 210 mm pada tahun 2006 menjadi 162 mm pada tahun 2007. Rata-rata curah hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan di awal tahun dan akhir tahun, sedangkan rata-rata curah hujan rendah terjadi pada pertengahan tahun.

Data iklim Madiun, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.4
(84.9)
29.4
(84.9)
29.9
(85.8)
30.1
(86.2)
30.4
(86.7)
30.6
(87.1)
30.9
(87.6)
31.6
(88.9)
32.8
(91)
33.0
(91.4)
31.6
(88.9)
30.0
(86)
30.81
(87.45)
Rata-rata harian °C (°F) 25.5
(77.9)
25.4
(77.7)
25.7
(78.3)
26.0
(78.8)
26.1
(79)
26.0
(78.8)
25.9
(78.6)
26.2
(79.2)
27.1
(80.8)
27.6
(81.7)
27.0
(80.6)
26.0
(78.8)
26.21
(79.18)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.1
(73.6)
23.1
(73.6)
23.1
(73.6)
23.2
(73.8)
22.8
(73)
22.3
(72.1)
21.8
(71.2)
21.7
(71.1)
22.8
(73)
23.8
(74.8)
23.9
(75)
23.4
(74.1)
22.92
(73.24)
Curah hujan mm (inci) 429
(16.89)
402
(15.83)
409
(16.1)
276
(10.87)
126
(4.96)
71
(2.8)
41
(1.61)
21
(0.83)
43
(1.69)
130
(5.12)
287
(11.3)
413
(16.26)
2.648
(104,26)
Rata-rata hari hujan atau bersalju 21 19 20 19 13 8 5 4 5 12 18 20 164
% kelembapan 88 89 88 87 83 78 73 68 67 70 79 86 79.7
Sumber: Climate-Data.org[5]

Pemerintahan

Wali Kota

Kota Madiun dipimpin oleh seorang wali kota, dan disampingi seorang wakil wali kota. Saat ini, wali kota yang menjabat di Kota Madiun yakni Eddy Supriyanto (Pj.). Sekarang ini Maidi beserta Inda Raya telah memasuki masa purna tugas yang jatuh pada tanggal 29 April 2024.

No Wali Kota Awal menjabat Akhir menjabat Wakil Wali Kota
29 Eddy Supriyanto (Pj.) 29 April 2024 Petahana Lowong

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Madiun dalam empat periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014[6] 2014–2019[7] 2019–2024[8] 2024–2029[9]
PKB 3   4   4   3
Gerindra (baru) 2   4   3   2
PDI-P 3   6   6   4
Golkar 3   2   2   3
NasDem (baru) 2   1   2
PKS 2   1   2   4
Hanura (baru) 2   1   0   0
PAN 3   2   1   0
Demokrat 8   7   4   4
PSI (baru) 2   4
Perindo (baru) 4   4
PPP 0   1   1   0
PDP (baru) 2
PDS 1
PKNU (baru) 1
Jumlah Anggota 30   30   30   30
Jumlah Partai 11   10   11   9

Kecamatan

Kota Madiun terdiri dari 3 kecamatan dan 27 kelurahan (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduk Kota Madiun mencapai 204.462 jiwa dengan luas wilayah 33,92 km² dan sebaran penduduk 6.027 jiwa/km².[10][11]

Kota Madiun memiliki luas 33,23 km² dengan luas masing-masing kecamatan: Manguharjo seluas 12,54 Km², Taman seluas 13,46 Km², dan Kartoharjo seluas 11,73 Km². Masing-masing kecamatan tersebut terdiri atas 9 kelurahan sehingga semuanya terdapat 27 kelurahan di Kota Madiun.

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Madiun, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
35.77.01 Kartoharjo 9
35.77.02 Manguharjo 9
35.77.03 Taman 9
Jumlah 27

Transportasi

 
Stasiun Madiun merupakan satu-satunya stasiun yang masih aktif di kota ini

Kota ini disebut sebagai kota transit karena letaknya dinilai strategis karena dilintasi oleh jalan raya Padangan-Madiun, yaitu Jalan Nasional Rute 30 yang menghubungkan Kecamatan Padangan berujung di Kecamatan Taman. Jalan tol yang terhubung dengan Madiun adalah ruas Ngawi-Kertosono yang menghubungkan Madiun dengan kota-kota lain seperti Ngawi dan Surabaya. Kota ini memiliki Terminal Purboyo yang terletak di Jalan Basuki Rahmat, Madiun.

Stasiun Madiun yang terletak di lintas selatan dan tengah Jawa merupakan stasiun kereta api terbesar di wilayah Karesidenan Madiun, sekaligus menjadi stasiun induk dari pengelolaan Daerah Operasi VII Madiun, yang juga meliputi wilayah Ngawi, Kabupaten dan Kota Kediri, Nganjuk, Magetan, Tulungagung, dan sebagian Blitar termasuk Kota Blitar. Terdapat juga nonaktif Jalur kereta api nonaktif Ponorogo.

Di kota ini juga terdapat transportasi online atau ojek daring antara lain: Gojek, Grab, Maxim, inDrive, Oke Jack, Nujek dan Indotransjek.

Untuk transportasi umum lainnya di Kota Madiun antara lain: Angkutan kota dan Taksi. Ada juga transportasi tradisional antara lain: Becak, Sepeda dan Delman yang masih digunakan untuk berkeliling kota. Ada pula bus antar Kota dalam provinsi (AKDP) dan antar kota antar Provinsi (AKAP). Kota Madiun juga dilayani oleh DAMRI Angkutan Perintis hingga Angkutan Pariwisata / Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) meliputi trayek baru yaitu: Terminal Purboyo-Pasar Gosong Durenan, Gemarang, Madiun; Stasiun Madiun-Pantai Klayar, Pacitan; Terminal Caruban, Madiun-Telaga Ngebel, Ponorogo. Untuk angkutan antar jemput sekolah akan dilayani oleh Bus Sekolah yang akan berkeliling ke seluruh sekolah di Kota Madiun. Kota Madiun juga dilayani oleh angkutan bus yang menghubungkan dengan trayek bandara, yaitu: Bandar Udara Internasional Juanda, Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo, dan Bandar Udara Kediri.

Untuk berkeliling Kota Madiun akan dilayani oleh Bus Wisata bernama "MABOUR" (Madiun Bus On Tour) dan "Elf City Tour" (Elcito) atau bisa juga dengan menggunakan sepeda wisata.

Demografi

Pada 2007, jumlah penduduk Kota Madiun mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 5 persen. Jumlah penduduk berdasarkan usia cukup dinamis. Usia di bawah 15 tahun, jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari jumlah perempuan, tetapi untuk usia antara 15 sampai 19 lebih banyak perempuan. Demikian juga untuk usia 50 tahun ke atas, jumlah perempuan jauh lebih besar daripada jumlah laki-laki.

Dalam periode 2003-2007, rata-rata lama sekolah di Madiun mencapai 9,5 sampai 10,32 tahun atau sampai kelas 10 (setingkat SLTP). Masih jauh dari kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan sebuah kota yang berbasis sektor jasa dan perdagangan. Namun, angka tersebut jauh di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur yang mencapai 6,5 sampai 7,06 tahun.

Agama

 
Masjid Agung Baitul Hakim merupakan masjid terbesar di kota ini yang terletak di barat Alun-Alun Madiun. Agama Islam merupakan agama mayoritas penduduk kota Madiun
 
Gereja Katolik Santo Cornelius Madiun

Agama mayoritas di Kota Madiun adalah Islam 90,86%, diikuti dengan Kristen Protestan 5,70%, Katolik 2,99%, Buddha 0,32%, Hindu 0,11% dan Konghucu 0,02%.[2] Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman dahulu antara lain Masjid Agung Baitul Hakim, Gereja Katolik Santo Cornelius, dan Klenteng Hwie Ing Kiong.

Suku dan bahasa

Suku Jawa adalah suku bangsa asli yang menjadi mayoritas di Kota Madiun. Meski berada di wilayah Jawa Timur, kebudayaan di Kota Madiun lebih dekat ke budaya "Jawa Tengahan" (budaya Mataraman), karena Madiun pernah berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Meskipun suku Jawa merupakan suku mayoritas, Madiun juga menjadi tempat tinggal berbagai etnis, seperti Tionghoa, Arab, India, Sunda, Minangkabau, dan Bugis.

Mayoritas penduduk kota Madiun berbicara menggunakan bahasa Jawa dialek Madiun sebagai bahasa ibu, namun seluruh penduduk Kota Madiun menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi nasional di dalam acara resmi, kegiatan, maupun komunikasi formal.

Olahraga

 
Stadion Wilis Madiun

Cabang olahraga yang berkembang pesat di Madiun adalah sepak bola, basket, bulu tangkis, tennis, voli, renang, dan lain sebagainya. Kota Madiun memiliki dua klub sepak bola yang terkenal, PSM Madiun dan Madiun Putra FC. yang bermarkas di Stadion Wilis.

Selain itu, Kota Madiun merupakan pelestari olahraga pencak silat, di mana merupakan salah satu kekayaan seni beladiri di Indonesia. Bentuk-bentuk pelestarian itu seperti masih adanya berbagai organisasi pencak silat yang asli Madiun seperti Setia Hati yang merupakan salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia yang turut membentuk alur aliran pencak silat di Indonesia, Persaudaraan Setia Hati Terate yang dapat dikatakan sebagai organisasi pencak silat terbesar di Indonesia yang turut mendirikan IPSI (termasuk sepuluh perguruan historis IPSI bersama Setia Hati Organisasi–Semarang), Setia Hati Tuhu Tekad, Setia Hati Tunas Muda Winongo, Pencak Silat & Tenaga Dalam " Persaudaraan Rasa Tunggal ", Perguruan Pencak Silat-Beladiri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih, OCC Pangastuti, Ki Ageng Pandan Alas, Pro Patria, IKSPI Kera Sakti, Pagar Nusa, Perisai Diri, dan Persati.

Ekonomi

 
Plaza Lawu merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Kota Madiun

Pada tahun 2004, terjadi penurunan persentase penduduk miskin di Kota Madiun yaitu dari 7,9 menjadi 7,1 selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Tahun 2005 penduduk miskin Kota Madiun turun 2,74 persen dari tahun 2004 disaat penduduk miskin di Jawa Timur naik sebesar 3,44 persen. Kemudian turun secara sangat signifikan pada tahun 2006 menjadi 6,32 dan tahun 2007 menjadi 5,49 persen.

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan pada tahun 2006 tercatat sebesar Rp937 miliar sedangkan atas harga sebesar Rp 1,687 triliun. Dengan jumlah penduduk mencapai 198.745 jiwa (per 2006), pendapatan per kapita rata-rata mencapai Rp8,4 juta per tahun jika didasari PDRB atas harga berlaku. Pada tahun 2007, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di kota ini mencapai Rp854 miliar—dengan besaran belanja publik sebesar Rp87 miliar.

Pariwisata

 
City branding Kota Madiun, "Kota Pendekar". Diluncurkan pada 30 April 2021 menggantikan penjenamaan wilayah sebelumnya, "Kota Karismatik". Logo pada penjenamaan terinspirasi dari jurus-jurus pencak silat
 
Logo Baru "Madiun Kota Pendekar".[12]

Kota Madiun memiliki berbagai pusat perbelanjaan dan pasar tradisional, di antaranya sebagai berikut:

Pusat Perbelanjaan

  • Plaza Madiun, Jl. Pahlawan
  • Plaza Lawu, Jl. Pahlawan
  • Timbul Jaya Plaza, Jl. Pahlawan
  • Presiden Plaza, Jl. Aloon-Aloon Timur
  • Hypermart Plaza Madiun (Jl. Pahlawan)
  • Foodmart Suncity Mall, Jl. S. Parman
  • Matahari Department Store Plaza Madiun, Jl. Pahlawan dan Suncity Mall, Jl. S. Parman
  • Suncity Mall Madiun, Jl. S. Parman
  • Samudra Supermarket & Dept. Store, Jl. Pahlawan
  • Pusat Gadget/Smartphone dan Aksesoris, Jl. Dr. Soetomo
  • Madiun Royal Square (MARS), Jl. Biliton
  • Mitra10 Cabang Madiun (Supermarket Bahan Bangunan) (Bekas Transmart Madiun), Jl. S. Parman
  • Depo Remaja (Supermarket Bahan Bangunan), Jl. Musi
  • Familindo Swalayan, Jl. Panglima Sudirman
  • Sakamulya Swalayan, Jl. Setia Budi
  • Kaifada Shop, Jl. Tanjung Raya dan Jl. Slamet Riyadi
  • Chantika Minimarket, Jl. Wonoasri
  • Laraia Shop, Jl. Kapten Tendean

Pasar Tradisional

  • Pasar Besar Kota Madiun, Jl. Jenderal Sudirman
  • Pasar Besi Joyo, Jl. Slamet Riyadi
  • Pasar Sleko, Jl. Trunojoyo
  • Pasar Logam Jaya, Jl. Imam Bonjol
  • Pasar Ikan Putra, Jl. Pelita Tama
  • Pasar Kotak Srijaya, Jl. Diponegoro
  • Pasar Burung Srijaya, Jl. Pelita Tama
  • Pasar Sukoasri, Jl. Mangun Karya
  • Pasar Kawak, Jl. Kutai
  • Pasar Kojo, Jl. Setia Budi Timur
  • Pasar Spoor, Jl. Pahlawan
  • Pasar Mojorejo, Jl. Mastrip
  • Pasar Puntuk (Pasar Barang Bekas), Jl. Puntuk
  • Pasar Manisrejo, Jl. Tanjung Raya
  • Pasar Manguharjo, Jl. Urip Sumoharjo
  • Pasar Patihan, Jl. Candi Boko IV
  • Pasar Winongo, Jl. Minak Kuncar
  • Pasar Bunga, Jl. Dawuhan
  • Pasar Pancasila, Jl. Mayjen Sungkono
  • Pasar Josenan, Jl. Cokrobasonto
  • Pasar Telon, Jl. Kemuning
  • Pasar Kaget, Jl. Merpati

Industri

Kota Madiun juga dikenal sebagai Kota Industri karena memiliki industri sebagai berikut:

  • Industri Kereta Api (PT INKA Persero)[13]
  • Industri UMKM
  • Industri Baja (PT Hari Jaya Utama)
  • Industri Gula, Pabrik Gula Rejo Agung (PT PG Rajawali I)
  • Industri Mebel Jepara
  • Industri Sepatu Alvero
  • Industri Tas
  • Industri Makanan Ringan
  • Industri Pabrik Rokok

Kesehatan

Kota Madiun memiliki beberapa rumah sakit milik pemerintah daerah maupun swasta, antara lain :

  • Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedono
  • Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedono Paviliun Merpati
  • Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun
  • Rumah Sakit Umum Darmayu Madiun
  • Rumah Sakit Santa Clara
  • Rumah Sakit Islam Siti Aisyah
  • Rumah Sakit Griya Husada
  • Rumah Sakit Paru Manguharjo
  • Rumah Sakit DKT Madiun
  • Rumah Sakit Hermina Madiun
  • Rumah Sakit Ibu dan Anak Al Hasanah

Sedangkan puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) yang ada di Kota Madiun antara lain:

  • Puskesmas Oro-Oro Ombo
  • Puskesmas Patihan
  • Puskesmas Manguharjo
  • Puskesmas Tawangrejo
  • Puskesmas Banjarejo
  • Puskesmas Demangan
  • Puskesmas Sukosari

Perbankan

Di Kota Madiun terdapat beberapa Bank besar yang beroperasi baik konvensional maupun syariah seperti: Bank Daerah Kota Madiun, Bank Jatim, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Mandiri Taspen, BRI, BCA, BNI, BTN, Bank Mega, Bank BTPN, Bank Maybank Indonesia, Bank Woori Saudara, Bank Sinarmas, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Bank OCBC NISP, Bank Panin, Bank Muamalat Indonesia, KB Bank, Bank Syariah Indonesia, BTN Syariah, Bank Jatim Syariah dan Shinhan Bank. Bank-bank tersebut juga menyediakan pelayanan ATM hampir disetiap kecamatan bahkan tempat.

Kesenian

Kota Madiun juga memiliki kesenian asli khas daerah, antara lain: Pencak Silat, Gembrung, Tari Solah Mediunan, Penthul Tembem. Kota Madiun juga menggelar perayaan/acara tahunan, yaitu: Grebeg Maulud, Festival Seni Pencak Silat Nusantara, Festival Pecel Pincuk, Peringatan Suran Agung. Kota Madiun juga memiliki batik khas yaitu Batik Pecelan. Kota Madiun juga menggelar kegiatan yang diadakan rutin setiap pekan, yaitu: Parade Senja. Yang diikuti jenjang SMA (PASKIBRA) dan SMP (Drumband)

Kuliner

Kota Madiun memiliki beberapa kuliner atau masakan lokal, minuman dan oleh-oleh khas lokal, antara lain:

 
Brem
 
Pecel Madiun

Makanan

  • Nasi Pecel Madiun
  • Pecel Porang
  • Nasi Jotos
  • Pentol Corah
  • Rujak Petis
  • Soto Kutilang
  • Soto Ndeso
  • Soto Ayam Kondang
  • Lontong Tahu Telor
  • Sego Sambel Cumi Hitam
  • Ayam Panggang Banjarejo
  • Ayam Panggang Madiun
  • Ayam Bakar Cobek
  • Ayam Goreng Tuntang
  • Sate Tahu
  • Sate Ayam Ngepos
  • Lento
  • Bakwan atau dikenal sebagai "Heci"

Minuman

  • Dawet Suronatan
  • Wedang Cemoe
  • Wedang Tomat
  • Mimosa Lemon
  • Tape Kembang

Oleh-oleh

  • Brem
  • Kue Manco
  • Kue Satu
  • Madumongso
  • Kerupuk Puli
  • Sambal Pecel
  • Kue Semprong
  • Keripik Tempe
  • Kecap Cap Tawon
  • Pie Telo
  • Bolu Sepur
  • Batik Pecelan
  • Roti Bluder
  • Krijang (Keripik Jantung Pisang)

Pendidikan

Perguruan Tinggi

Kota Madiun memiliki sejumlah perguruan tinggi, antara lain :

Referensi

  1. ^ "Kota Madiun Dalam Angka 2023" (pdf). Badan Pusat Statistik Kota Madiun: 7, 42. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-10. Diakses tanggal 31 Mei 2023. 
  2. ^ a b "Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kota Madiun". www.madiunkota.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-31. Diakses tanggal 31 Mei 2023. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2023". www.bps.go.id. Diakses tanggal 29 Mei 2024. 
  4. ^ Apsari Solikhah, Puspita (7 Juni 2020). "Kota Madiun Kota Yang Punya Banyak Julukan". www.madiunpos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-01. Diakses tanggal 31 Mei 2023. 
  5. ^ "Climate: Madiun". Climate-Data.org. Diakses tanggal 31 May 2022. 
  6. ^ "Kota Madiun dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kota Madiun. 13-08-2013. Diakses tanggal 21-10-2023. 
  7. ^ 30 Anggota DPRD Kota Madiun Periode 2014-2019 Resmi Dilantik
  8. ^ KPU Tetapkan 30 Caleg DPRD Kota Madiun Terpilih, Ini Nama-Namanya
  9. ^ PENETAPAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MADIUN DAIAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2024
  10. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  11. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  12. ^ admin (2021-05-03). Admin, ed. "Logo Baru Madiun Kota Pendekar Dikritik, Disbudparpora Bakal Gelar Sarasehan Budaya". JawaPos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-19. Diakses tanggal 2022-11-19. 
  13. ^ "PT. INKA Madiun". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-27. Diakses tanggal 2011-04-18. 

Pranala luar