Kabupaten Manggarai
Kabupaten Manggarai adalah sebuah kabupaten yang berada di pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten Manggarai yakni Kota Ruteng yang terletak di Kecamatan Langke Rembong. Luas wilayahnya adalah 2.096,44 km², dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 342.558 jiwa.[2]
Kabupaten Manggarai | |
---|---|
Motto: "Muku ca pu'u neka woleng curup teu ca ambo neka woleng lako" | |
Koordinat: 8°36′46″S 120°27′45″E / 8.612651°S 120.462584°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Nusa Tenggara Timur |
Ibu kota | Ruteng |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Herybertus G.L Nabit |
• Wakil Bupati | Heribertus Ngabut |
• Sekretaris Daerah | Jahang Fansi Aldus |
Luas | |
• Total | 1.344,03 km2 (518,93 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 342.558 |
• Kepadatan | 250/km2 (660/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Manggarai |
• IPM | 68,48 (2023) sedang [4] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0385 |
Pelat kendaraan | EB xxxx G* |
Kode Kemendagri | 53.10 |
APBD | Rp 1.299.350.000.000,- (2024)[5] |
PAD | Rp 115.580.000.000,- (2024)[5] |
DAU | Rp 670.187.420.000,- (2024)[6] |
DAK | Rp 319.750.548.000,- (2024)[7] |
Geografis
Kabupaten Manggarai merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di sebelah barat Pulau Flores. Kabupaten Manggarai mempunyai luas wilayah sebesar 2.096,44 km² yang terdiri dari daratan Pulau Flores dan pulau kecil yaitu Pulau Molas. Secara astronomis, Kabupaten Manggarai terletak di antara 08°14'27,32" hingga 08°54'57,17" Lintang Selatan dan 120°13'41,34" hingga 120°32'47,22" Bujur Timur.[8]
Batas Wilayah
Batas Wilayah dari Kabupaten Manggarai adalah sebagai berikut:
Utara | Laut Flores |
Timur | Kabupaten Manggarai Timur |
Selatan | Laut Sawu |
Barat | Kabupaten Manggarai Barat |
Topografi
Secara topografis, Kabupaten Manggarai merupakan daerah dataran tinggi yang didominasi oleh bentuk permukaan daratan yang bergelombang dengan kemiringan lahan ≥40% (pegunungan) yaitu seluas 38,36% dan kemiringan lahan antara 15%-40% yakni seluas 55,41% dari luas wilayah Kabupaten Manggarai. Sedangkan, sisanya yang seluas 6,23% merupakan dataran rendah dengan tingkat kemiringan lahan antara 8%-15%.[9]
Kondisi Hidrologi
Keadaan hidrologis di Kabupaten Manggarai terdiri atas sumber-sumber air yang berasal dari air tanah, air permukaan, dan curah hujan. Sebagai daerah yang mempunyai permukaan bergunung-gunung, air tanah pada umummya diperoleh dari mata air yang berasal dari kawasan pegunungan yang masih mempunyai kondisi jenis flora dari tumbuhan pepohonan yang cukup rapat. Beberapa sungai besar yang keberadaan airnya mengalir sepanjang tahun di antaranya sungai Wae Pesi, Wae Neuring, Wae Renca yang mengalir dan bermuara ke pantai Utara (kecamatan Reok), dan sungai Wae Naong, Wae Reno yang mengalir ke arah selatan dan bermuara ke pantai Selatan (kecamatan Satar Mese).
Sumber air tanah dan air permukaan (sungai) yang cukup penting keberadaannya di wilayah kabupaten Manggarai ini adalah dengan adanya gunung Golo Lusang, Poco Ranaka dan gunung-gunung lainnya, di mana keberadaan beberapa sungai tersebut berasal dari mata air pada gunung tersebut[9]
Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, sebagian besar wilayah Kabupaten Manggarai beriklim muson tropis (Am) dengan sebagian kecil beriklim dataran tinggi subtropis (Cwb) terutama di wilayah dataran tinggi pegunungan. Suhu udara di wilayah Kabupaten Manggarai terbilang cukup sejuk, yakni pada rentang 15 °C hingga 30 °C, kecuali untuk wilayah pesisir yang suhunya bisa berkisar antara 22° hingga 34 °C. Seperti wilayah lainnya di Indonesia, Kabupaten Manggarai pun memiliki 2 musim yang dipengaruhi oleh pergerakan angin monsun, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan dipengaruhi oleh angin monsun baratan yang bersifat basah. lembap, serta banyak membawa uap air dan biasanya berlangsung pada periode November hingga April dengan puncaknya pada bulan Januari. Sementara itu, musim kemarau dipengaruhi oleh angin monsun timuran yang bersifat kering dan sedikit membawa uap air dan biasanya berlangsung pada periode Mei hingga Oktober dengan puncaknya pada bulan Agustus. Tingkat kelembapan di wilayah Manggarai bervariasi antara 65% hingga 85%.
Data iklim Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 24.5 (76.1) |
24.5 (76.1) |
24.7 (76.5) |
24.9 (76.8) |
24.8 (76.6) |
24.4 (75.9) |
23.9 (75) |
24.5 (76.1) |
26.2 (79.2) |
27.6 (81.7) |
26.8 (80.2) |
25.4 (77.7) |
25.18 (77.33) |
Rata-rata harian °C (°F) | 21.9 (71.4) |
21.7 (71.1) |
21.6 (70.9) |
21.2 (70.2) |
20.6 (69.1) |
20.2 (68.4) |
19.5 (67.1) |
20.1 (68.2) |
21.6 (70.9) |
22.9 (73.2) |
22.8 (73) |
22.3 (72.1) |
21.37 (70.47) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 19.2 (66.6) |
18.9 (66) |
18.5 (65.3) |
17.6 (63.7) |
16.4 (61.5) |
15.9 (60.6) |
15.2 (59.4) |
15.7 (60.3) |
17.1 (62.8) |
18.2 (64.8) |
18.9 (66) |
19.3 (66.7) |
17.58 (63.64) |
Curah hujan mm (inci) | 354 (13.94) |
386 (15.2) |
333 (13.11) |
240 (9.45) |
116 (4.57) |
72 (2.83) |
37 (1.46) |
35 (1.38) |
56 (2.2) |
118 (4.65) |
256 (10.08) |
353 (13.9) |
2.356 (92,77) |
Rata-rata hari hujan | 15 | 14 | 14 | 11 | 6 | 4 | 3 | 2 | 4 | 7 | 12 | 15 | 107 |
% kelembapan | 82.3 | 83.1 | 81.4 | 76.5 | 74.7 | 72.1 | 71.2 | 68.4 | 66.5 | 68.2 | 73.7 | 79.8 | 74.83 |
Rata-rata sinar matahari harian | 5.1 | 5.2 | 5.9 | 7.3 | 7.3 | 7.4 | 7.5 | 7.8 | 8.1 | 8.2 | 7.2 | 5.8 | 6.9 |
Sumber #1: Climate-Data.org[10] & BMKG[11] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[12] |
Pemerintahan
Kepala daerah
No. | Potret | Nama
(masa hidup) |
Mulai menjabat | Selesai menjabat | Prd. | Jabatan Sebelumnya | Wakil Bupati | Ket. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
sebelum dilakukan pemilihan dan pengangkatan bupati definitif, Constantinus Ngambut yang sebelumnya menjabat Kepala Daerah Swapraja Manggarai bertugas sebagai Pejabat Sementara | |||||||||
1 | Charolus Hamboer (1922−?) |
April 1960 | 24 Agustus 1967 | I | Tidak Ada | ||||
2 | Frans Sales Lega (1923−?) |
24 Agustus 1967 | 24 November 1978 | II | Ketua DPRD NTT | ||||
III | |||||||||
3 | Frans Dula Burhan (1937−2011) |
1978 | 1984 | IV | |||||
1984 | 1989 | V | |||||||
selama masa peralihan ini, Daniel Woda Pale bertugas sebagai Penjabat Bupati | |||||||||
4 | Gaspar Parang Ehok (1947−2016) |
8 April 1989 | 8 April 1994 | VI | Sekretaris Wilayah Daerah Kupang | Tidak Ada | |||
8 April 1994 | 5 Agustus 1999 | VII | |||||||
selama masa peralihan ini, Piet. A. Tallo bertugas sebagai Penjabat Bupati | |||||||||
5 | Antony Bagul Dagur (l. 1950) |
24 Februari 2000 | 7 Maret 2005 | VIII | Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai | Drs. Markus Djadur |
|||
Lowong | |||||||||
selama masa peralihan ini, W.F.H. Nope bertugas sebagai Penjabat Bupati | |||||||||
6 | Christian Rotok (l. 1956) |
14 September 2005 | 14 September 2010 | IX | Sekretaris Daerah Manggarai Barat | Dr. Deno Kamelus S.H., M.H. |
|||
14 September 2010 | 14 September 2015 | X | |||||||
selama masa peralihan ini, Marius Ardu Jelamu bertugas sebagai Penjabat Bupati | |||||||||
7 | Dr. Deno Kamelus S.H., M.H. (1959−2021) |
17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | XI | Wakil Bupati Manggarai | Drs. Victor Madur |
[Ket. 1] [13][14] | ||
selama masa peralihan ini, Jahang Fansi Aldus bertugas sebagai Pelaksana Harian Bupati | |||||||||
8 | Herybertus G. L. Nabit (l. 1976) |
26 Februari 2021 | Petahana | XII | Direktur Destinasi Pariwisata
Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo |
Heribertus Ngabut S.H. |
Legenda
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Manggarai dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[15] | 2019–2024[16] | 2024–2029 | ||
PKB | 2 | 4 | 4 | |
Gerindra | 5 | 4 | 4 | |
PDI-P | 5 | 4 | 5 | |
Golkar | 4 | 5 | 4 | |
NasDem | 4 | 5 | 4 | |
PKS | 1 | 1 | 0 | |
Hanura | 3 | 4 | 3 | |
PAN | 4 | 5 | 3 | |
PBB | 1 | 0 | 0 | |
Demokrat | 4 | 3 | 5 | |
Perindo | (baru) 0 | 3 | ||
PKPI | 2 | 0 | ||
Jumlah Anggota | 35 | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 11 | 9 | 9 |
Kecamatan
Kabupaten Manggarai terdiri dari 12 Kecamatan, 26 Kelurahan, dan 145 Desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 318.115 jiwa dengan luas wilayah 2.096,44 km² dan sebaran penduduk 152 jiwa/km².[17][18]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Manggarai, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
53.10.01 | Wae Rii | 17 | Desa | ||
53.10.03 | Ruteng | 1 | 18 | Desa | |
Kelurahan | |||||
53.10.05 | Satar Mese | 23 | Desa | ||
53.10.06 | Cibal | 1 | 16 | Desa | |
Kelurahan | |||||
53.10.11 | Reok | 4 | 6 | Desa | |
Kelurahan | |||||
53.10.12 | Langke Rembong | 20 | - | Kelurahan | |
53.10.13 | Satar Mese Barat | 12 | Desa | ||
53.10.14 | Rohong Utara | 12 | Desa | ||
53.10.15 | Lelak | 10 | Desa | ||
53.10.16 | Reok Barat | 10 | Desa | ||
53.10.17 | Cibal Barat | 10 | Desa | ||
53.10.18 | Satar Mese Utara | 11 | Desa | ||
TOTAL | 26 | 145 |
Lambang Kabupaten
Bentuk lambang kabupaten Manggarai[19]
1. Bentuk lambang Daerah Manggarai ialah ”Prisai” bersisi lima yang mempunyai arti:
a. Prisai melambangkan alat pertahanan dan perlindungan seluruh rakyat;
b. Sisi lima melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara.
2. Tata warna lambang berupa kuning, hijau, merah dan hitam diambil dari warna kain tenun rakyat daerah Manggarai yang mempunyai arti:
a. Kuning adalah keluhuran dan keagungan serta kejayaan;
b. Hijau adalah harapan masa depan atas dasar potensi yang ada di daerah;
c. Merah adalah keberanian;
d. Hitam adalah teguh dan abadi;
3. Lambang berisikan Rumah Adat melambangkan:
a. Alat pemersatu seluruh rakyat dalam satu kesatuan dan persatuan nasional dalam setiap derap langkah pembangunan mental dan fisik yang mencerminan dalam tingkat kebudayaan, peradaban dan perjuangan hidup dari zaman ke zaman;
b. Sembilan tiang Rumah Adat memperteguh adanya pendirian bahwa seorang bayi yang baru dilahirkan setelah sembilan bulan dalam kandungan ibu adalah harapan bangsa.
4. Lukisan Gasing yang terdapat pada puncak rumah adat melambangkan keabdian dan keagungan Tuhan yang maha penyayang memberi dan menyinari segala yang hidup serta menyelenggarakan seluruh pusaran tata kehidupan daerah khususnya dan rakyak Indonesia pada umumnya.
5. Lukisan sepuluh (10) batang tulang ijuk (rimang) di atas kepala manusia melambangkan 10 jari tangan manusia menunjukan bahwa rakyat Manggarai senantiasa memuliakan Tuhan dan memohon berkat dan perlindunganNya.
6. Kepala manusia bertanduk mengandung arti bahwa rakyat didaerah Manggarai adalah manusia banteng dan atau manusia yang kokoh, kuat dan berani serta berkemauan bagaikan baja dalam menghadapi tantangan hidup.
7. Lilitan tali ijuk yang terdapat di bawah kepala manusia bertanduk yang mengikat seluruh kasau dan ujung atas atap ijuk melambangkan:
a. Bhinneka Tunggal Ika, keutuhan rasa kesatuan yang kokoh mengikat seluruh segi kehidupan rakyat didaerah yang tidak mudah terpengaruh;
b. Keutuhan dalam mufakat dan musyawarah yang melembaga dalam kehidupan seluruh rakyat daerah Manggarai.
8. Buaya darat/Komodo (Varanus Commodoensis) sebagai satu-satunya reptil pra sejarah yang masih tetap hidup di daerah Manggarai, berwarna kuning berbintik coklat dan berdiri dalam keadaan siaga di depan rumah adat melambangkan:
a. Daya tahan hidup seluruh rakyat daerah dalam menghadapi pelbagai tantangan hidup;
b. Kesiapsiagaan yang penuh ketenangan, kecermatan kewaspadaan dan kecekatan dalam setiap gerak kehidupan seluruh rakyat didaerah;
c. Museum bagi binatang jenis reptil pra sejarah yang bernilai tinggi untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
9. Lukisan satu tangkai kopi dengan 14 butir dan 8 daun kopi serta satu tangkai padi dengan 58 bulir padi melambangkan:
a. Potensi Daerah Manggarai dalam perjuangan untuk mempertinggi taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat;
b. Tanggal dan Tahun berdirinya Daerah Tingkat II Manggarai secara yuridis formil 14 agustus 1958.
10. Pita merah dengan tulisan ”KABUPATEN MANGGARAI” melambangkan: keberanian, sedangkan tulisan hitam di atas pita merah melambangkan keteguhan dan pendirian yang kuat dan tidak mudah tergoyahkan dalam menghadapi segala tantangan hidup.
11. Ukuran Lambang:
a. Lebar prisai: 22 cm
b. Tinggi prisai: 18,5 cm kiri/kanan
c. Tinggi prisai tengah: 24 cm
Demografi
Agama
Sebagian besar penduduk Kabupaten Manggarai beragama Kristen sebesar 96,06% dimana mayoritas adalah Katolik 95,26% dan Kristen Protestan 0,80%. Selebihnya adalah menganut agama Islam 3,87% dan Hindu serta kepercayaan dan Buddha 0,07%.[2]
Referensi
- ^ "Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2017" (PDF). BPS Nusa Tenggara Timur. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-09-18. Diakses tanggal 2 Desember 2017.
- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 9 November 2024.
- ^ "Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2017" (PDF). BPS Nusa Tenggara Timur. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-09-18. Diakses tanggal 2 Desember 2017.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.ntt.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2024.
- ^ a b "Postur APBD Kabupaten Manggarai Tahun 2024". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 9 November 2024.
- ^ "Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 9 November 2024.
- ^ "Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi NTT". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). hlm. 28. Diakses tanggal 9 November 2024.
- ^ "Kabupaten Manggarai dalam Angka Tahun 2020". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-24. Diakses tanggal 23 November 2021.
- ^ a b "Profil Kabupaten Manggarai" (PDF) (dalam bahasa Indonesia). hlm. 10–14. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-11-24. Diakses tanggal 23 November 2021.
- ^ "Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 24 November 2021.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 79 & 144. Diakses tanggal 24 September 2024.
- ^ "Ruteng, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 24 November 2021.
- ^ Kelen, Yoseph A. (17-02-2016). "Gubernur NTT Lantik 9 Bupati dan Wakil Bupati di Kupang". beritasatu.com. Diakses tanggal 08-05-2022.
- ^ "Enam Pjs Bupati di NTT Dikukuhkan, Efektif Berlaku 26 September—5 Desember 2020". gardaindonesia.id. 26-09-2020. Diakses tanggal 19-05-2022.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Manggarai 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Manggarai 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Sumber (Perda Nomor 1 Thn. 1983)
Pranala luar
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "Ket.", tapi tidak ditemukan tag <references group="Ket."/>
yang berkaitan