Satar Lenda, Satar Mese Barat, Manggarai
Satar Lenda adalah sebuah desa di Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Wilayah Desa Satar Lenda seluas 2,105 km2 yang terbagi menjadi lima dusun dan sembilan kampung. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Desa Satar Lenda hampir mencapai 2.500 jiwa dengan kepala keluarga sedikitnya 500 kepala keluarga. Mata pencaharian utama penduduk Desa Satar Lenda di bidang pariwisata. Desa Satar Lenda memiliki warisan budaya berbentuk arsitektur yakni Mbaru Niang di Kampung Wae Rebo.
Wilayah administratif
suntingDesa Satar Lenda menjadi bagian dari Kecamatan Satar Mese Barat ketika kecamatan ini dibentuk pada tahun 2007.[1] Lokasi Desa Satar Lenda terletak pada titik koordinat 8º49'32,8'' Lintang Selatan dan 120º18'41,5'' Bujur Timur.[2] Luas wilayah Desa Satar Lenda adalah 2,105 km2. Sekitar 2,23% (47 Ha) dari luas wilayah Desa Satar Lenda merupakan permukiman.[2] Wilayah Desa Satar Lenda terbagi menjadi lima rukun warga dan 10 rukun tetangga. Selain itu, wilayahnya terbagi menjadi lima dusun dan sembilan kampung.[3] Nama kelima dusunnya yakni Dusun Paka, Dusun Nikeng, Dusun Kombo Waerebo, Dusun Lenggos dan Dusun Bandang.[2]
Desa Satar Lenda berbatasan dengan Desa Golo Poonto di sebelah utara. Pada bagian sebelah timur, Desa Satar Lenda berbatasan dengan Desa Satar Luju. Lalu di sebelah selatan, Desa Satar Lenda berbatasan dengan Desa Laut Sawu. Sedangkan di sebelah barat, Desa Satar Lenda berbatasan dengan Desa Wongka.[2]
Kampung Wae Rebo
suntingPada tahun 2011, jumlah penduduk di Kampung Wae Rebo sebanyak 618 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut terdapat sebanyak 108 keluarga. Penduduk di Desa Satar Lenda utamanya berasal dari suku Manggarai. Bahasa yang dipertuturkan oleh penduduknya ialah bahasa Manggarai dengan dialek Wae Rebo. Agama yang dianut oleh mayoritas penduduk di Desa Satar Lenda adalah Katolik. Mata pencaharian utama dari penduduk di Desa Satar Lenda sebagai petani kopi.[4]
Penduduk
suntingJumlah penduduk
suntingPada tahun 2013, jumlah penduduk di Desa Satar Lenda sebanyak 3.072 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.506 jiwa dan perempuan sebanyak 1.566 jiwa. Jumlah keluarga yang terbentuk dari jumlah penduduk tersebut ialah 705 keluarga.[5] Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Desa Satar Lenda sebanyak 2.429 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 340 rumah yang ditinggali oleh 502 kepala keluarga.[2]
Mata pencaharian
suntingPenduduk di Desa Satar Lenda utamanya bekerja di bidang pariwisata. Sebagian kecil lainnya bekerja sebagai petani nelayan dan pegawai negeri.[6]
Budaya
suntingDi Desa Satar Lenda terdapat sebuah perkampungan bernama Kampung Wae Rebo.[7] Kampung Wae Rebo telah dijadikan sebagai salah satu aset untuk wisata budaya.[8] Gaya arsitektur suku Manggarai salah satunya dapat diamati pada Kampung Wae Rebo.[9] Pada perkampungan ini terdapat beberapa rumah tradisional yang dikenal dengan nama Mbaru Niang. Mbaru Niang terdiri dari tujuh rumah. Masing-masing diberi nama Niang Gena Mandok, Niang Gena Jekong, Niang Gena Ndorom, Niang Gendang, Niang Gena Keto, Niang Gena Jintam dan Niang Gena Maro.[4] Pada Agustus 2012, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) memberikan Penghargaan Kebudayaan Asia Pasific UNESCO untuk Kampung Wae Rebo dengan kategori Penghargaan Keunggulan.[10]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Manggarai Tahun Anggaran 2022 (PDF). Ruteng: Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai. 2023. hlm. 9.
- ^ a b c d e Wardiha, dkk. 2018, hlm. 98.
- ^ Wardiha, dkk. 2018, hlm. 97.
- ^ a b Inigopatria, Buyung dan Nurina 2014, hlm. 17.
- ^ Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai (2014). Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik, ed. Manggarai dalam Angka 2014. Manggaria: Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai. hlm. 42–43.
- ^ Wardiha, dkk. 2018, hlm. 99.
- ^ Faisal (2017). Faisyal, dkk., ed. "Indonesia Kaya Tradisi". Wings Magazine. Makhfud Sappe: 14.
- ^ Tim Tiga Pilar (2013). Taman Wisata Alam Ruteng: Menuju Penerapan Kerjasama Berbasis Tiga Pilar (PDF). Kupang: Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur. hlm. 6.
- ^ Wardiha, dkk. 2018, hlm. 17.
- ^ Inigopatria, Buyung dan Nurina 2014, hlm. 16.
Daftar pustaka
sunting- Inigopatria, S., Buyung, P., dan Nurina, S. F. P. (2014). "Rumah Tradisional Wae Rebo". Indonesia dalam Infografik. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-841-4.
- Wardiha, M. W., dkk. (2018). Tim Insiprator Academy dan Christian, P., ed. Air Minum dan Sanitasi, Bagaimana Memetakannya? Studi Kasus: 12 Permukiman Tradisional NTB & NTT (PDF). Yogyakarta: Penerbit ANDI. ISBN 978-979-29-7168-2.