Khoider Ali Ringirfuryaan
Khoider Ali Ringirfuryaan alias Dede adalah seorang remaja berusia 15 tahun (pada tahun 2024) yang dikenal karena kepemilikan bendera Benang Raja Republik Maluku Selatan dan keprihatinan terhadap penahanannya oleh Kepolisian Daerah Maluku.[1]
Kehidupan pribadi
Khoider diketahui berstatus sebagai seorang pelajar di SMP Negeri 14 Ambon yang tinggal di Jalan Galunggung, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Ayahnya, Ali Abdullah Ringirfuryaan merupakan anggota polisi yang bertugas di Direktorat Intelkam Kepolisian Daerah Maluku dengan pangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu).[2]
Ditahan oleh Kepolisian Daerah Maluku
Pada tanggal 9 Mei 2024, ia ditahan oleh Kepolisian Daerah Maluku karena membawa bendera Benang Raja Republik Maluku Selatan saat acara nonton bareng (nobar) pertandingan play-off Olimpiade Paris 2024 antara Indonesia U-23 melawan Guinea U-23 di Lapangan Merdeka, Kota Ambon. Pada saat tiba di tempat berlangsungnya nobar, Khoider beberapa kali melintas menggunakan motor sembari mengibarkan bendera Benang Raja, hal tersebut kemudian memicu kemarahan warga sekitar. Warga kemudian mengejar dan hendak memukulnya, akan tetapi ia lebih dahulu berhasil diamankan oleh salah satu personel Ditreskrimum Polda Maluku.[2] Penahanannya memicu kontroversi di Indonesia, khususnya di Provinsi Maluku dan komunitas Maluku di Belanda.[1][2] Pemerintah Republik Maluku Selatan melalui akun Instagram resminya menyatakan keprihatinannya atas penangkapan seorang remaja berusia 15 tahun dan mengutuk Pemerintah Republik Indonesia.[3]
Referensi
- ^ a b "Ini Kronologis Pelajar SMP Bawa Bendera RMS untuk Semaraki Nobar di Ambon". referensimaluku.id. Referensi Maluku. 10 Mei 2024. Diakses tanggal 3 Juli 2024.
- ^ a b c "Jonge RMS-activist in Ambon geslagen en opgepakt na vertoon RMS-vlag tijdens voetbalwedstrijd". sakamesemaluku.com (dalam bahasa Belanda). Saka Mese Maluku. 10 Mei 2024. Diakses tanggal 3 Juli 2024.
- ^ @pemerintahrms (10 Mei 2024). "On 9 May 2024, Moluccan youngster Khoider Ali Ringirfuryaan alias Dede was arrested by the occupational Indonesian policeforce, only for holding the national South-Moluccan flag. This is a disgrace, Indonesia. Having a flag is not a crime. Dede needs to be released and returned to his family immediately!" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 3 Juli 2024 – via Instagram.