Al-Hushain bin Numair As-Sakuni

Revisi sejak 14 Desember 2024 13.51 oleh A154 (bicara | kontrib) (Biografi)

Hushain bin Numair as-Sakuni (bahasa Arab: الحصين بن نمير السكوني, meninggal 5/6 Agustus 686) adalah seorang panglima Umayyah dari kabilah Sakun dari Bani Kindah.[1]

Hushain bin Numair
JulukanAbu Abdurrahman
Meninggal5/6 Agustus 686
HubunganBani Kindah (suku)

Silsilah

Silsilahnya adalah Hushain bin Numair bin Natil bin Labid bin Ja'tsanah bin al-Harits bin Salamah bin Syukamah bin Syabib bin Sakun bin Asyras bin Kindah.[2] Kunyahnya adalah Abu Abdurrahman.[3]

Biografi

Seorang laki-laki yang memiliki nama yang sama dengannya tercatat bertanggung jawab atas pengamanan Hadhramaut pada tahun 632 selama Perang Riddah, namun sebagian besar sejarawan menolak adanya identitas dengan panglima Umayyah.[1][4] Hushain pertama kali membuktikan dirinya di Pertempuran Shiffin pada tahun 657, dengan dirinya bertempur untuk mendukung Bani Umayyah.[1] Ia juga disebutkan sebagai pemimpin serangan musim panas ke Asia Kecil di Bizantium pada 678 dan 681/682.[4]

Ketika Yazid bin Muawiyah menjadi khalifah (berkuasa 680–683), ia menjabat sebagai gubernur Jund Hims (distrik militer Homs). Ia kemudian dikirim untuk melawan pemberontakan di Madinah pada tahun 683 bersama Muslim bin Uqbah. Setelah Muslim meninggal, ia menggantikannya sebagai panglima perang dan mengepung Abdullah bin az-Zubair di Makkah selama dua bulan. Selama pengepungan inilah Ka'bah terbakar. Hushain tetap mengepung Makkah selama dua bulan, sampai dia mendapat kabar tentang kematian Yazid. Hushain kemudian membujuk Ibnu az-Zubair untuk mengikutinya ke Syam agar diangkat sebagai khalifah di sana, tetapi Ibnu az-Zubair menolak dan Hushain kemudian mundur bersama pasukannya.[1][4]

Setelah kembali ke Syam, ia mendukung Marwan bin al-Hakam yang sudah berpengalaman sebagai khalifah dan menolak mendukung putra Yazid yang masih muda, Khalid bin Yazid.[1][4] Pada tanggal 6 Januari 685, panglima Umayyah terkenal, Ubaidillah bin Ziyad, mengirimnya ke al-Jazirah dan mengalahkan pengikut Syiah yang tergabung dalam kelompok Tawwabin di Pertempuran Ainul Wardah.[1][4] Hushain juga berpartisipasi dalam upaya penaklukan kembali Irak di bawah Ubaidillah bin Ziyad, dan seperti Ubaidillah, ia terbunuh dalam Pertempuran Khazir pada tanggal 5 atau 6 Agustus 686.[1][4] Ia dibunuh oleh Syarik bin Hudair at-Taghlibi, seorang prajurit dari kalangan pasukan Kufah yang ikut dalam Pertempuran Khazir bersama Ibrahim bin al-Asytar. Syarik membunuhnya karena mengira dialah Ubaidillah.[5][6]

Putranya, Yazid, juga berperang untuk mendukung Bani Umayyah dalam Fitnah Kedua dan menjabat sebagai gubernur Hims pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (berkuasa 717–720), sementara cucunya, Muawiyah, juga menjabat sebagai gubernur Hims pada masa pemerintahan Yazid III (berkuasa 743–744), tetapi kemudian mendukung Marwan bin Muhammad (berkuasa 744–750) selama Fitnah Ketiga.[4]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Lammens & Cremonesi 1971, hlm. 620–621.
  2. ^ Ibnu Hazm. Jamharah Ansab al-Arab. shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 429. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-23. Diakses tanggal 2024-01-08. 
  3. ^ (Arab) Khairuddin Az-Zarkali, Kitab Al-A'lam Az-Zarkali, hlm 262
  4. ^ a b c d e f g Crone 1980, hlm. 97.
  5. ^ Kennedy 2001, hlm. 32.
  6. ^ Fishbein 1990, hlm. 80–81.

Sumber